Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Minyak yang Dianggap Paling Sehat untuk Memasak Menurut Ahli

Minyak ini akan lemak tak jenuh tunggal yang menyehatkan jantung dan memiliki manfaat dari jenis antioksidan yang disebut polifenol.

18 Agustus 2022 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi minyak ziatun. Sumber: Alodokter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Minyak goreng merupakan salah satu bahan penting di dapur orang Indonesia, terutama yang suka memasak dengan menggoreng dan menumis. Dari minyak zaitun hingga minyak canola, dan bahkan minyak sayur, banyak pilihan yang tersedia di pasar. Tapi minyak apa yang paling baik dan paling sehat untuk memasak?

Ahli diet terdaftar Katie Tomaschko dan dokter umum keluarga Yelena Deshko menguraikan jawaban atas pertanyaan banyak orang. Menurut Deshko, juara dengan bukti paling ilmiah yang menunjukkan manfaat kesehatan adalah extra virgin olive oil atau minyak zaitun extra virgin.

"Minyak zaitun extra virgin kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang menyehatkan jantung dan memiliki manfaat dari jenis antioksidan tertentu yang disebut polifenol. Kandungan polifenol minyak zaitun sebagian besar bertanggung jawab atas banyak manfaatnya seperti menurunkan peradangan, meningkatkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan bahkan mendukung kesehatan kekebalan tubuh."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tomaschko setuju. Dia mengatakan bahwa minyak zaitun extra virgin memiliki nilai gizi paling tinggi. Dia menekankan bahwa 'minyak zaitun extra virgin' dan minyak zaitun biasa adalah dua hal yang sangat berbeda.

"EVOO tidak diproses dengan panas dan oleh karena itu menjaga nutrisinya tetap utuh (tidak dimurnikan seperti minyak zaitun biasa). EVOO kaya akan antioksidan dan lemak tak jenuh tunggal (lemak baik), keduanya dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, kanker, dan peradangan," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya disebutkan bahwa minyak nabati seperti kanola, jagung, atau kedelai bermanfaat karena titik asapnya yang lebih tinggi dan adanya vitamin E, penelitian baru menunjukkan hal ini tidak tepat, kata Deshko kepada. "Minyak nabati sangat rentan terhadap oksidasi ketika dipanaskan dan minyak teroksidasi telah terbukti memiliki sejumlah konsekuensi kesehatan yang merugikan termasuk: meningkatkan LDL atau 'kolesterol jahat', perubahan fungsi sistem kekebalan tubuh, [dan] perubahan fungsi ginjal."

Selain itu, Tomaschko mengatakan bahwa minyak kelapa ternyata tidak sehat. "Itu sarat dengan lemak jenuh, persentasenya lebih tinggi daripada mentega!" Namun, dia mengklarifikasi, "Saya adalah pendukung besar moderasi, dan percaya bahwa tidak ada makanan yang dilarang."

Namun, minyak goreng sangat padat kalori. Jadi dia menyarankan memperhatikan jumlah minyak yang digunakan. 

SHE FINDS

Baca juga: Konsumsi Minyak Zaitun yang Lebih Tinggi dapat Memperpanjang Umur

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus