Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin sore, 7 Oktober 2024 ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 8,04 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.504,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,35 poin atau 0,25 persen ke posisi 927,37.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini berbeda dengan IHSG pada penutupan perdagangan Jumat akhir pekan lalu, 4 Oktober 2024 yang anjlok 200 poin ke level 7.496. Equity Analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menjelaskan pelemahan saham Jumat akhir pekan lalu masih dipengaruhi oleh ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konflik membuat harga minyak naik dan saat ini kondisi ekonomi di beberapa negara sedang melambat dengan naiknya harga minyak. Kenaikan harga minyak dapat memperburuk kondisi ekonomi. "Jika harga minyak atau energi naik, maka biaya produksi juga akan naik. Ketika biaya produksi naik, hal ini dapat menekan margin laba perusahaan,” ujar Imam dalam keterangan tertulis, Senin, 7 Oktober 2024.
Intensitas konflik mulai meningkat sejak terjadi saling serang antara Israel-Iran. Pada Kamis, 3 Oktober lalu misalnya, sehari setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel, harga minyak mentah berjangka Brent dan West Texas Intermediate (WTI) AS kompak naik masing-masing 4,86 persen dan 5,11 persen. Pelaku pasar juga kemungkinan mengamankan keuntungannya terlebih dahulu di tengah perlambatan ekonomi dan konflik di Timur Tengah.
Melihat kondisi tersebut, Imam merekomendasikan 3 saham dan 1 produk reksadana untuk perdagangan pada minggu ini hingga Jumat, 11 Oktober 2024.
1. PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)
PT Bumi Resources Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan minyak bumi. Kenaikan harga minyak yang akhir-akhir ini terjadi, dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perusahaan batu bara dan minyak bumi seperti BUMI.
2. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
Adanya sentimen perang yang terjadi di Timur Tengah dapat mengubah keputusan investasi pelaku pasar, dari sebelumnya pasar berinvestasi pada sektor yang agresif berubah haluan ke sektor yang lebih defensif seperti consumer non cyclic salah satunya adalah ICBP.
3. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)
Perusahaan komoditas sawit dan karet ini direkomendasikan karena harga minyak sawit mendekati level tertinggi dalam 6 bulan didorong oleh naiknya kontrak kedelai Chicago dan melemahnya ringgit Malaysia tehadap dolar AS. Kenaikan permintaan juga tidak terlepas dari meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas di Timur Tengah yang mengganggu rantai pasok
4. Reksa Dana Power Fund Series (PFS)
Reksa dana PFS merupakan inovasi reksa dana saham indeks, khususnya Reksa Dana Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD), Menurut Imam, dalam situasi konflik pasar keuangan global sering kali mengalami gejolak. Karena itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan produk investasi yang lebih stabil seperti XIHD yang isinya adalah emiten-emiten yang likuid dan konsisten membagikan dividen.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil Analisis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT). Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.