Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan telah mengaudit terhadap gedung-gedung tinggi yang telah berdiri lama terkait mitigasi gempa bumi. Sandiaga menyebutkan beberapa gedung tersebut yakni Gedung Artha Graha yang berdiri pada 1995 dan Wisma 46 di Sudirman pada 1996.
“Hampir semua gedung kita langsung jemput bola,” kata Sandiaga Uno di kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta Pusat, Rabu 28 Februari 2018.
Baca : Indonesia Negeri Gempa, Ini Sesar yang Berpotensi Mematikan
Sandiaga mengatakan juga akan mengaudit gedung-gedung tua di Jakarta yang berdiri sejak zaman Belanda. Meskipun begitu, ia berkaca kepada Jepang, di mana negara tersebut lebih memprioritaskan keselamatan ketimbang konservasi gedung-gedung tua.
“Jangan sampai karena kita ingin konservasi tetapi tidak aman,” kata dia.
Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Prof. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D. mengatakan bangunan-bangunan lama di Kyoto telah hilang setelah gempa bumi Kobe tahan 1995. Ia mengatakan banyak gedung-gedung tua yang direnovasi atau diganti dengan gedung baru karena dianggap tidak kuat menahan gempa bumi.
“25 tahun yang lalu kuliah di sana. Yang saya tahu bangunan-bangunan lama di Kyoto telah hilang karena sudah tidak memenuhi standar. Direnovasi atau diganti dengan gedung baru,” ujar Sri Widiyantoro terkait mitigasi gempa bumi..
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini