Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai entitas musik yang punya konsep tak manggung atau tampil langsung di depan khalayak, Grow Rich tak begitu merasakan dampak pandemi Covid-19. Justru, selama masa pandemi, proyek musik solo yang didirikan Abdur Rahim Latada itu mendulang pendapatan lumayan. Enam bulan terakhir, menurut Abdur Rahim, lagu-lagu karyanya yang dipasarkan di aplikasi streaming musik mencatatkan peningkatan penjualan dan jumlah pendengar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jumlah pendengar bulanan gue di Spotify naik hampir tiga kali lipat selama masa pandemi ini,” kata Oyi kepada Tempo, kemarin. Sementara sebelumnya jumlah pendengar rutin Grow Rich hanya di angka 1.500-an saban bulan, kini jumlahnya mencapai 4.000. “Gue melihat antusiasme orang untuk mendengarkan musik lebih tinggi saat ini.”
Meski begitu, pemasukan Oyi lewat Spotify tak terlalu besar karena potongan biaya oleh aplikasi asal Swedia itu tinggi. “Uang yang didapat musikus dari setiap pemutaran lagu di Spotify kurang dari US$ 1 sen,” ujar dia.
Pemasukan lumayan justru didapatkan Oyi lewat laman aplikasi “jual-beli” dan streaming musik lainnya, Bandcamp. Di sini, album mini Grow Rich cukup laris dibeli ratusan kali oleh orang-orang yang memiliki akun Bandcamp. Pendengar Grow Rich di Bandcamp juga sudah mencapai puluhan ribu.
Tanpa mau menyebutkan nominal yang ia peroleh, Oyi mengaku, hasil dari penjualan musik di Bandcamp itu sangat lumayan dan bisa menjadi sumber pemasukan pasifnya setiap bulan. Bahkan Oyi menggunakan hasil dari penjualan lagu di aplikasi tersebut untuk berinvestasi di pasar modal. “Lumayan sudah punya beberapa portofolio saham bluechip.”
Grow Rich, yang dibentuk Oyi pada 2017, memang tidak seperti musikus atau grup musik kebanyakan. Selain tidak pernah tampil di panggung, karya-karya musiknya yang beraliran rock itu hanya dipasarkan melalui berbagai saluran dunia maya, tanpa dirilis dalam bentuk kaset atau CD. Apa yang Oyi lakukan mirip dengan para musikus kamar tidur independen. “Bedanya, kalau gue memproduksi musik di studio musik profesional.”
Berjualan karya di Internet memang menjadi pilihan paling masuk akal bagi para musikus. Apalagi pada masa pandemi ini, ketika permintaan manggung benar-benar menghilang. Kondisi ini, menurut Oyi, membuka kesadaran banyak musikus untuk menjual musik digital. “Sebetulnya potensinya sangat besar kalau digarap maksimal,” ujar dia.
Untuk merengkuh pendengar, Oyi memanfaatkan kekuatan kata kunci dan tren di Internet. Dia gencar berpromosi di forum-forum daring yang punya khalayak sesuai dengan target pasar. Cara itu efektif karena penggemar Grow Rich kini berasal dari banyak negara, bukan hanya dari Indonesia. Malah pembeli musiknya paling banyak berasal dari Amerika Serikat dan Inggris.
Para musikus independen, seperti Grow Rich, juga terbantu dengan kemurahan hati sejumlah penyedia layanan streaming pada masa pandemi ini. Bandcamp, misalnya, sejak Maret lalu menghilangkan biaya bagi para musikus yang berjualan di aplikasi mereka. Program ini mereka gelar selama 24 jam setiap Jumat pada setiap pekan. Jadi, semua penghasilan musikus masuk 100 persen ke rekening mereka tanpa potongan biasanya.
Cara ini berhasil membuat jumlah transaksi di Bandcamp meningkat drastis, yakni 15 kali lipat dibanding hari biasa. Nilainya mencapai US$ 4,3 juta atau sekitar Rp 64 miliar. Chief Operating Officer Bandcamp, Josh Kim, seperti dikutip dari Grammy.com, mengatakan tingginya transaksi itu menunjukkan bahwa para penggemar musik punya kepedulian tinggi terhadap para musikus yang kesulitan bertahan hidup pada masa pandemi ini. “Bandcamp menjadi saluran bagi para penggemar untuk mendukung artis idola mereka yang kehilangan jadwal tur akibat pandemi,” tuturnya.
Adapun aplikasi streaming musik Spotify, sejak April lalu, mengadakan fitur penggalangan dana langsung kepada musikus yang bisa dilakukan para penggemar. Lewat fitur ini, para musikus bisa membuka rekening donasi pada laman mereka sendiri. Hasilnya bisa digunakan untuk membantu biaya hidup sehari-hari, para kru yang membantu mereka, serta kampanye lainnya.
Sejak fitur ini dibuka, dalam keterangan resminya, Spotify mengumumkan sudah berhasil menggalang dana hingga US$ 1 juta yang bermanfaat untuk mendukung lebih dari 10 ribu musikus yang terdaftar.
PRAGA UTAMA | GRAMMY.COM
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo