BAYANGKAN, seandainya di bawah tanah seluruh Jawa Barat ternyata
berupa terowongan. Dan di dalam terowongan itu terdapat jaringan
rel kereta sepanjang 20 ribu km. Lalu di situ ternyata ada 4.600
tempat peluncuran peluru kendali, dengan 200 peluru maut yang
siap tembak. Nah, bagaimana rasanya hidup di Jawa Barat?
Dan hal semacam itulah yang kini sedang diperjuangkan Presiden
Ronald Reagan untuk diwujudkan di Amerik Serikat. Persisnya di
negara bagian Nevada dan Utah. Ini memang bersangkutan dengan
janji Reagan semasa kampanye pemilihan presiden tahun lalu.
Dulu, ia dengan menggebu-gebu memang menjanjikan mengembangkan
persenjataan nuklir Amerika Serikat.
Dengan bergairah, orang-orang Amerika mendengar Reagan
memaki-maki perjanjian pembatasan penggunaan senjata-senjata
strategis -SALT 11. Reagan menyebutkannya sebagai perjanjian
yang tak seimbang dan sangat merugikan Amerika Serikat. Rakyat
Amerika yang suka damai pun berlagak pilon, ketika Reagan
berjanji mengembangkan sistem pertahanan dengan mengembangkan
sistem peluru-peluru kendali berkepala nuklir.
Tapi dukungan rakyat Amerika terhadap Reagan dan niatnya itu,
agaknya beralasan. Selama ini Amerika Serikat merasa aman karena
keunggulan persenjataan nuklirnya atas Uni Soviet. Dalam keadaan
macam ini, Amerika serikat pro damai dan antiperang. Karena itu,
dulu, ketika Barry Goldwater menodongkan persenjataan ini dalam
kampanye pemilihan presiden, tahun 60-an. ia diantar orang
gila. Dianggap tidak menggambarkan citra orang Amerika yang tak
suka main keras. Makanya dia kalah.
Dulu, memang. Terhitung sampai dua dekade lalu, persenjataan
nuklir Amerika Serikat terbilang jauh lebih kuat daripada Uni
Soviet. Tapi lewat perubahan sedikit demi sedikit, kalkulasi
akhir-akhir ini menunjukkan kelebihan ada di pihak Uni Soviet.
Satuan perhitungan untung-rugi itu adalah ICBM (Intercontinental
Ballistic rnissile)--peluru kendali antarbenua.
Dan untuk itu semua, bekas Presiden Jimmy Carterlah orang yang
dituding salah langkah. Ia agaknya memang Presiden Amerika
Serikat yang pegang rekor dalam salah hitung. Petani kacang itu
konon memang keras kepala, tak mau mendengar usulan orang
lain--yang kenyataannya lebih ahli dari dia. Waktu SALT II
ditandatanganinya, ia sama sekali tak memperhitungkan kekuatan
bom nuklir--yang dipasang di ujung peluru kendali--yang milik
Uni Soviet ternyata lebih unggul. SALT II hanya menekankan batas
jumlah peluru kendali, dan batas jumlah bom nuklir yang boleh
dipasang di ujung peluru kendali: maksimum 10 buah. Kekuatan
jenis bahan peledak, efisiensi dan daya menghancurkannya sama
sekali tak disentuh. Jadi perbandingannya jatuhnya tidaklah 1:1.
Waktu itu agaknya Carter mengandalkan jumlah ICBM yang dimiliki
Amerika Serikat. Senjata pamungkas Paman Sam dari jenis yang
ini, jumlahnya memang hampir dua kali lipat dari yang dimiliki
Uni Soviet. Dan lagi ia optimistis, daya produksi Amerika
Serikat--dilihat dari modal dan sarana--lebih besar, untuk
duluan sampai pada batas jumlah yang ditentukan. Merasa sudah
mengantungi keuntungan ini, presiden Amerika yang berjubah
pendeta itu agaknya telah merasa di atas angin.
Tapi, seperti biasanya, baru belakangan Carter menyadari
perhitungannya jeblok. Untuk mengatasi itu ia menyetujui rencana
MX (Missile Experimental), peluru kendali jenis baru yang
sebetulnya hanyalah ICBM dengan sistem peluncuran lain. Sayang,
Carter tak sempat menebus dosa dengan mewujudkan ICBM jenis ini,
kendati ia sudah mengerahkan 10.000 ahli dan pekerja untuk
menyelesaikan rencana senjata itu.
Tak syak inilah yang dilirik Reagan. Waktu kampanye ia sudah
mengobral janji: akan mengembangkan ICBM jenis baru ini. Cuma,
setelah ternyata ia memenangkan pemilihan presiden, keputusan
soal MX itu tak bisa cepat-cepat dilaksanakannya. Sampai
sekarang pun belum dipastikannya, kendati isu sudah keras.
Konon, bekas bintang film Hollywood ini agak malu: MX adalah
gagasan pemerintahan Carter, sebenarnya. Di samping sebab yang
lain, bahwa tak lantas semua orang AS setuju begitu saja.
Namun, benarkah kekuatan persenjataan nuklir Uni Soviet berada
di atas Amerika? Dan sudah pastikah, bahwa MX merupakan jawaban
untuk membuat perimbangan? Lalu, apakah MX sebenarnya?
Ungkapan Stansfield Turner di majalah The New York Times
Magozine, menghilangkan keraguan orang dalam memperhitungkan
perimbangan kekuatan AS dan Uni Soviet. Amerika memang kalah.
Bekas direktur dinas rahasia Amerika CIA yang sudah dipensiun
itu, membuka berbagai rahasia kekuatan persenjataan negerinya.
Dari situ, perimbangan kekuatan bisa dilihat dan diperhitungkan
dengan lebih pasti. Dan makian Reagan terhadap SALT II memang
berdasar.
Kini Amerika memiliki 1.000 ICBM jenis Minutemn 11. Uni Soviet
mempunyai peluru kendali antarbenua yang kurang lebih
sama--SS-18--sebanyak 500 sampai 600 buah. Tapi, menurut
hitungan Stansfield Turner--sudah barang tentu didapatnya dari
kegiatan mata-mata--dalam waktu dekat, jumlah SS-18 akan
menyamai ICBM Minutemn 11. Tapi yang membuat Turner dan orang
Amerika yang lain ketakutan, daya menghancurkan 600 buah SS-18
berada di atas 1.000 Minutemn 11. Bayangkan !
TURNER berani memastikan, dalam waktu singkat 1.000 basis
peluncuran Minutemon II bisa dilumpuhkan sebelum senjata-senjata
itu bisa digunakan. Salah satu sebab karena basis-basis itu
ditempatkan kurang strategis, bergerombol di beberapa pangkalan
militer.
Harap dicatat, basis-basis peluncuran peluru-peluru kendali
antarbenua, juga tempat-tempat strategis lainnya di Uni Soviet
maupun Amerika Serikat bukan lagi rahasia. Perkembangan kegiatan
mata-mata yang menyertakan satelit-satelit pengintai membuat
kedua negara besar itu sama-sama telanjang. 1000 Minuteman II
dan 600 SS18 kini sudah dipasang tepat menuju sasaran: sejumlah
kota dan tentu, sejumlah basis peluncuran peluru kendali
antarbenua pihak lawan. Dijamin tak bakal meleset, dan waktu
yang dibutuhkan peluru maut itu untuk sampai pada sasaran cuma
30 menit-tak sampai satu babak pertandingan sepak bola selesai.
Maka perang peluru kendali tidak lagi akan menyertakan strategi
perang. Prinsip yang berlaku: siapa yang rontok duluan, bakal
kalah. Dan tidak semua Minutemn II atau SS-18 akan sempat lepas
landas, menghantam sasaran. Sebagian bakal keduluan kehantam
peluru lawan. Nah, dengan perhitungan ini, Amerika Serikat
diperkirakan duluan rata dengan tanah.
Menghadapi perang buka-bukaan macam duel koboi ini, di pihak
Amerika Serikat timbul gagasan untuk menyembunyikan basis-basis
peluncuran ICBM. Agar tak persis diketahui tempatnya--semacam
kucing-kucingan. Gunanya, tentu saja, agar tak begitu mudah
menjadi sasaran peluru lawan-apalagi keduluan ketembak. Dan
itulah MX.
Kekhasan MX--jawaban bagi usaha sembunyi itu--terletak pada
basis peluncurannya, bukan pada peluru kendali yang diluncurkan.
Peluru kendalinya sendiri, kecuali ada tambahan beberapa
konstruksi penyanggah, tak ada bedanya dengan Minuteman II.
Juga, membawa 10 kepala nuklir. Dengan adanya penyanggah
beratnya menjadi 2,5 kali Minutemon II.
Basis peluncuran MX tepatnya berupa terowongan di bawah tanah.
Seluruh bagian terowongan itu dihubungkan dengan rel seperti
jaringan rel kereta api. Lewat rel-rel inilah MX main
kucing-kucingan, bergerak dari satu basis ke basis yang lain.
Karena itu dikatakan MX semi-mobil. Gerak inilah inti masalah
MX. Basis peluncuran Minuteman II, misalnya, berupa betonan mati
yang tak dapat dipindah-pindah.
Instalasi untuk kucing-kucingan ini luar biasa mahal. Soalnya,
untuk menghindari mudahnya penghancuran basis yang berkelompok,
basis peluncuran MX dalam rencananya dibuat luarbiasa luasnya:
kurang lebih 45 ribu kilometer persegi. Di dalamnya terdapat
jaringan rel sepanjang 20.000 kilometer. Keseluruhannya berupa
terowongan beton.
Direncanakan pada basis peluncuran 45 ribu kmÿFD itu ditempatkan
200 buah ICBM, yang masing-masing beratnya 95 ton. Satu buah
ICBM mempunyai jaringan peluncuran sendiri, dengan 23 basis
peluncuran. Di permukaan bumi, basis-basis peluncuran
ini tampak sebagai jendela yang dapat membuka secara otomatis.
Jarak antara satu basis peluncur dan basis peluncur lainnya,
kurang lebih 3 kilometer. Maka keseluruhannya ada 4.600 basis
peluncur untuk 200 ICBM, pada instalasi MX ini.
Inilah yang diharapkan dapat mengacaukan bidikan peluru-peluru
kendali antarbenua Uni Soviet. Karena sebuah ICBM bisa
berpindah-pindah di 23 basis peluncur, sulit untuk diketahui
basis mana yang berisi ICBM. Satusatunya kemungkinan adalah
menghancurkan seluruh basis peluncuran itu, untuk bisa
menghantam sebuah ICBM. Tapi itu berarti, untuk menghancurkan
sebuah ICBM dibutuhkan 23 SS-18. Dan untuk 200 ICBM. dibutuhkan
4.600 SS-18. Nah, jumlah peluru maut itu untuk sementara
dianggap tak mngkin dicapai oleh Uni Soviet.
NAMUN perhitungan ini masih mengandung spekulasi. Pembuatan
instalasi MX memakan waktu cukup lama, kurang lebih 10 tahun.
Dalam jangka waktu itu, kenaikan jumlah SS-18 sukar diduga.
Belum lagi diperhitungkan kalau Uni Soviet menemukan suatu cara
yang efisien untuk menghancurkan basis-basis MX. Memang agak
terlampau naif sebetulnya, memperhitungkan Uni Soviet akan
menghancurkan instalasi MX dengan 4.600 SS-18.
Yang jelas, MX adalah usaha Amerika Serikat membuat perimbangan
kekuatan dengan Uni Soviet, tanpa menyalahi SALT II. Bila ini
bisa diwujudkan, kedudukan Amerika diperhitungkan akan kembali
pada tempat menguntungkan. Namun ini bukan perhitungan terakhir
dalam menyiasati SALT II. Bekas direktur CIA itu, Stansfield
Turner, memperkirakan masih besar pula peluang Uni-Soviet untuk
membuat sistem penghancur MX tanpa mengingkari janjinya di SALT
II. Kendati, sejauh ini tanda-tanda itu belum lagi nampak.
Itulah sebabnya, mungkin mengapa Reagan tak sampai berlama-lama
menunggu. Sejak bulan Juli yang lalu usahanya mewujudkan
"perkampungan" peluru kendali ini kelihatan jadi giat.
Namun sebelum sampai pada pembuatannya, usaha meyakinkan orang
Amerika bahwa MX adalah satu-satunya cara untuk mengungguli Uni
Soviet dan karena itu harus segera dilaksanakan, juga
membutuhkan sebuah perjuangan yang tak ringan. Betapa tidak, ini
usaha raksasa. Hendaknya diingat, Reagan bukanlah Idi Amin atau
Muamar Ghadaffi, yang hanya dengan berteriak lantas semua
gagasannya terwujud. Kongres AS dan juga rakyat-yang bisa saja
tak sepaham dengan Kongres--adalah benteng-benteng yang harus
ditembusnya.
Keampuhan MX tak bakal banyak membantu Reagan. Selain senjata
ini tak syak lagi merupakan "picu kiamat", biaya, tenaga dan
hal-hal lain sehubungan dengan pembuatannya mestinya membuat
orang berpikir berulang-ulang. Tak terkecuali orangorang
Amerika. Bayangkan, biaya untuk pembangunan instalasi ini diduga
US$ 56 milyar. Untuk pembangunan betonannya, dalam jangka waktu
10 tahun, 40% produksi semen seluruh Amerika Serikat per
tahunnya bakal kesedot. Luas wilayah yang diperlukannya pun
sudah terang menakutkan Meliputi dua negara bagian: Nevada dan
Utah.
Juni tahun lalu ketika Carter memperkenalkan rencana ini,
Gubernur negara bagian Utah segera menentangnya. Sang gubernur
menolak pemasangan senjata maut itu di daerahnya. Meskipun
kekecualian tetap diberikan: bila sungguh-sunggah tak ada jalan
lain untuk mengimbangi kekuatan persenjataan nuklir Uni Soviet.
Namun, Scott Matheson, gubernur itu menyangsikan usaha
pengimbangan Carter. Seperti juga banyak pengamat lain, Scott
Matheson melihat kelemahan pada lamanya pembangunan instalasi MX
Bila MX jadi dibangun waktu itu, ia memperkirakan pada 1986 baru
separuh bagian MX bisa berfungsi-dengan keampuhan yang belum
memadai. Dan baru pada 1989 keseluruhannya kira-kira bisa
selesai. Dalam jangka waktu itu, Scott Matheson sangsi apakah
tak ada perubahan di pihak Uni Soviet.
Sebulan kemudian, Gubernur Nevada juga menyatakan
ketidaksetujuannya terhadap pemasangan MX di daerahnya. Kedua
tentangan inilah agaknya yang membuat seretnya Carter
melanjutkan proyek MX. Betapa tidak, di kedua negara bagian
itulah MX sedianya dibangun.
Namun ternyata Ronald Reagan lebih cerdik, dan jauh lebih mampu
membujuk ketimbang Carter. Dekat dengan waktu pelantikannya ia
sudan mendapat jaminan bagi proyek MX. Lewat dua kawan dekatnya,
Jake Garn yang jadi senator negara bagian Utah, dan Paul Laxalt,
senator negara bagian Nevada, Reagan bisa membuka Utah dan
Nevada untuk proyek senjata mautnya.
Tentangan pada niat Reagan bukannya tak ada di kedua daerah itu.
Bulan Mei yang lalu kelompok agama Mormon di kedua negara bagian
itu protes: tidak setuju dengan rencana Reagan. Suara kelompok
ini tak bisa diabaikan begitu saja. Di negara bagian Utah, dari
1,5 juta penduduknya, 1 juta adalah pengikut Mormon. Di Nevada,
dari 800 ribu penduduk 56 ribu adalah pemeluk Mormon. Jumlah itu
cukup menentukan suara, kendati dasar-dasar protes mereka kurang
jelas. Kaum Mormon meninjau masalah ini dari segi moral. Mereka
juga menentang pengrusakan bumi--dengan ditanamnya beton sebagai
basis peluncuran bawah tanah itu.
Penduduk yang lain bukannya lalu setuju. Justru keberatan mereka
yang nonMormon ini umumnya bisa dilihat lebih jelas. Ialah,
melonjaknya anggaran yang harus disediakan kedua negara bagian
itu akibat pembangunan proyek MX.
Pembangunan proyek itu diperkirakan akan mendatangkan kurang
lebih 50 ribu pekerja. Karena pembangunan ini memakan waktu
sampai kurang lebih 10 tahun, bisa dipastikan sebagian besar
pekerja akan menetap, membawa serta keluarganya. Untuk para
pendatang ini, sudah diperhitungkan, kurang lebih dibutuhkan US$
1 milyar untuk menambah berbagai sarana: rumah sakit, sekolah,
toko dan berbagai pelayanan jasa.
Ini belum soal hancurnya lingkungan. Pembangunan basis-basis MX
bisa dipastikan menyedot persediaan air yang memang sudah cekak
di lembah Nevada yang gersang. Selain dibutuhkan untuk membuat
betonan, stabilitas air dalam tanah juga akan terganggu oleh
hadirnya betonan luar biasa besar di dalam tanah. Sudah terang
itu berpengaruh besar pada pertanian di sekitar dua negara
bagian itu.
Kini, sedikitnya persediaan air dalam kantung-kantung air di
bawah tanah, belum sampai mengganggu kehidupan di situ. Salah
satu sebabnya, jumlah penduduk yang tak besar. Di beberapa
pertanian, pengadaan air masih mengikuti cara tradisional dari
abad ke-19. Transportasi misalnya, masih menggunakan tong-tong
air terbuat dari kayu.
Maka nampak, upaya membangun proyek MX termasuk luar
biasa--ditinjau dari hampir semua aspek. Pertanyaannya: apakah
MX memang sungguh ampuh untuk mengimbangi pengorbanan ini?
Jawabnya, mungkin, tidak. Stansfield Turner, menilai pembangunan
proyek MX sebagai salah langkah yang fatal. Baginya MX adalah
usaha pengimbangan yang dihitung dari perang ancur-ancuran.
Karena itu ia cenderung menamai usaha ini sebagai pengguncangan
stabilitas. Langkah besar-besaran ini akan mengundang Uni Soviet
untuk berlomba secara terbuka di bidang persenjataan nuklir
pula.
PENDAPAT Turner tentang perimbangan kekuatan persenjataan
nuklir Amerika Serikat - Uni Soviet itu, khas pendapat seorang
ahli strategis. Ia cenderung menghindari langkah-langkah besar.
Ia lebih suka menyusun kekuatan di berbagai sektor strategis
yang tidak terlampau nyata. Dengan begitu, Uni Soviet tidak jadi
gelisah. Umpamanya memperbesar produksi peluru kendali berkepala
nuklir udara ke darat "Tomahawk", yang biasanya dibawa pesawat
penyerbu A-6. Produksi peluru kendali jenis ini dulu distop
Carter, dianggap tidak cukup kuat.
Prinsip Stansfield Turner memang jauh berbeda dari Carter--dan
juga Reagan. Presiden dan bekas presiden ini cenderung mengukur
kekuatan dari senjata 'pamungkas' yang daya menghancurkannya
luar biasa. Padahal senjata-senjata ini umumnya menduduki tempat
"cadangan". Dengan kata lain, cara ini bisabisa cuma menjadi
gertak sambal saja. Stansfield Turner, sebaliknya mengutamakan
"ujung tombak" yang dianggapnya lebih dekat ke realitas.
Ada tiga sektor kekuatan peluru kendali berkepala nuklir. Yang
pertama, ICBM yang ditempatkan di darat, di negara
masing-masing. Kedua peluru kendali berkepala nuklir milik
Angkatan Laut. Pada Angkatan Laut Amerlka Serikat dikenal dengan
nama SLBM (Submarine Launched Ballistic Missile) Dan yang
ketiga, peluru kendali yang ditembakkan dari udara, dibawa oleh
pesawat udara--pemburu maupun bomber.
DARI ketiga jenis peluru kendali itu, ICBM masuk kategori
memiliki kekuatan menghancurkan paling besar. Karena tidak perlu
diangkut-angkut, ukuran besar dan beratnya tak menjadi masalah.
Juga kekuatan daya tolaknya bisa diperhitungkan hampir tanpa
batas. Jenis ini pun lebih akurat dalam memperhitungkan target.
Dan karena letaknya di darat, adanya sistem komunikasi yang
stabil memungkinkan senjata ini dengan cepat bisa diaktifkan.
Dari mulai diambilnya keputusan menembakkannya, persiapannya,
sampai perintah tembak waktunya terbilang sangat singkat. Dua
jenis peluru kendali lainnya memiliki faktor-faktor yang justru
sebaliknya.
Tapi memang kelemahan ICBM, mudah menjadi sasaran musuh.
Tempatnya sudah bukan rahasia lagi dan gampang menjadi sasaran
tembak-karena permanen, tak berpindah-pindah. Dalam soal ini dua
jenis peluru kendali lainnya--laut dan udara--justru memiliki
kelebihan: susah dibidik karena mobil. Walaupun kapal selam
terhitung bisa dilacak dengan radar, tetap sulit mencari sebuah
kapal selam di tengah samudra yang luas. Apalagi pesawat udara,
kini dengan teknik terbang STEALTH, mampu menghindari radar.
Dilihat dari perhitungan-perhitungan ini, masuk akal kalau
muncul kesimpulan: ICBM akan menjadi sangat ampuh bila bisa
digerakkan. Kelemahannya--mudah dibidik--seolaholah dihilangkan.
Inilah dasar ide dari MX. Benarkah?
Barangkali tidak. Stansfield Turner mengkritik cara menganalisa
ini. Ia menganggap mobilitas MX masih kurang. Ia menunjuk
kekuatan Amerika Serikat terletak pada besarnya daerah urban,
yang dua kali lipat Uni Soviet.
Karena itu, bekas pejabat CIA itu cenderung memperkuat ICBM di
sektor artileri. Dengan demikian, penempatan ICBM tidak hanya
semi mobil, tapi sungguh-sungguh mobil. Bisa ditempatkan
terpencar di seluruh pelosok Amerika Serikat.
Perimbangan kekuatan, dilihat dari sisi ini, menurut Turner,
jadi tak bisa ditawar. Untuk adu kekuatan, Uni Soviet
membutuhkan peluru kendali antarbenua dua kali lipat dari
Amerika Serikat bila keduanya berniat saling mengHancurkan
instalasi persenjataan strategisnya.
Toh, Stansfield Turner kemudian mengoreksi kritiknya sendiri.
Menurut pendapatnya, memperkuat ICBM bukanlah jalan terbaik. Ini
dianggapnya, mengandung risiko telalu besar bagi - If penduduk.
Dan, memperkuat ICBM berarti harus pula mengembangkan sistem ABM
Antiballistic Missile System)--sebuahinstalasi yang bisa merusak
jalur jalan peluru kendali antarbenua. Namun ini bisa memancing
ketegangan dunia. Sebab perjanjian untuk membatasi pembuatan ABM
yang ditandatangani tahun 1972, sampai kini dianggap pencegah
paling ampuh bagi perlombaan kekuatan persenjataan nuklir.
Jadi, terang sulit bagi Amerika untuk memperkuat instalasi ini.
Kelebihan Amerika Serikat dalam persenjataan strategis yang
pasti, menurut Turner terletak pada kekuatan peluru kendali ALBM
dan peluru-peluru kendali udara ke darat. Penempatan yang
strategis, menurutnya, akan bisa menghancurkan hampir semua
titik-titik strategis Uni Soviet. Turner menunjuk bukti:
diam-diam Uni Soviet memperkuat dii di sektor ini. Sementara
Reagan menyiapkan pertahanan besar-besaran, Uni Soviet membuat
peluru kendali yang lebih kecil, SS-16, dan menempatkannya di
sektor artileri Alaska.
Justru sektor-sektor kecil inilah yang dihambat Carter, dan kini
djtinggalkan Reagan. Belum bisa diketahui, apakah
pendapat-pendapat Laksamana Stansfield Turner bakal bisa
mempengaruhi Reagan yang sedang mimpi tentang MX. Bila dilihat
perkembangan terakhir, Agustus yang lalu, Reagan mengumpulkan
sekelompok penasihat khusus ahli MX dari Pentagon, nampaknya ia
akan tetap mengembangkan MX.
Presiden itu agaknya membawa citra orang Amerika. Seperti sopir
truk, terbiasa pada kendaraan besar, tak lagi mampu menoleh ke
hal-hal kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini