IBUKOTA Kabupaten Bolaang Mongondouw ini, Kotamobagu, makin
rajin berolek diri. Barangkali ini salah satu dorongan karena
adanya proyek jalan AKD (Amurang-Kotamobabu-Dolodua).
Jalan ini sudah hampir selesai dan merupakan mata rantai sebelah
utara proyek jalan Trans Sulawesi. Doloduo adalah titik akhir
jalan itu di Kabupaten Bolaang Mongondouw sebelum tembus ke
Kabupaten Gorontalo di selatannya.
Kota ini pernah rata dengan tanah sewaktu TNI membebaskannya
dari tangan Permesta di tahun 50-an. Kehadiran Bupati Inyo
Tangkudung, eks Komandan Kontingen Pasukan Indonesia di Vientam
itu, agaknya mempercepat pulihnya kota berpenduduk sekitar
30.000 jiwa ini. Kotanya yang berbukit semakin tampak manis
dengan kompleks perkantoran pemerintah daerah yang serba rapi,
jejeran pertokoan dan bermacam fasilitas lainnya. Kompleks pasar
yang selama ini menjadi satu dengan pelataran kendaraan di Jalan
Cogagoman, sekarang sedang digusur untuk dipindahkan ke pinggir
kota.
Walaupun air minum PM dan listerik PLN sudah tak menjadi
masalah lagi, tapi perkara rumah ibadah alias masjid tampaknya
masih belum membanggakan hati warga kota yang 90% beragama
Islam itu. Masjid kecil memang terdapat di beberapa tempat. Tapi
yang besar dan cukup membanggakan rupanya belum terwujud.
Karenanya warga kota ini merasa tak enak hati setiap kali
lewat di Jalan Gogagoman. Di sini tercogok sebuah bangunan yang
sudah lama terbengkalai. Itulah rencana pembangunan Masjid
Jami' yang dalam rencana panitia begitu indah dan besar pada 10
tahun lalu.
Panitia pembangunan Masjid Jami yang terdiri dari orang-orang
berbobot di kota itu waktu itu, kabarnya sudah berhasil
mengumpulkan dana sampai puluhan juta. Berasal dari berbagai
pungutan dan sumbangan, sampai-sampai pada pungutan harga kopra.
Narrun sampai fondasi si Jami itu sekarang lapuk ditelan waktu,
masjid idaman penduduk Kotamobagu tak pernah terujud. Tak
diketahui ke mana dana yang sudah terkumpul. Tapi ini cukup
memalukan, terutama jika dilihat Gereja Pantekosta yang walaupun
berpengikut kecil tapi bangunannya cukup megah dan besar.
Jika Sulawesi Utara sudah ditetapkan sebagai salah satu tujuan
wisatawan, agaknya Kotamobagu menjadi lebih penting. Alamnya
sendiri cukup indah. Jalur pegunungan ke Kotamobagu lewat
Tompasu Baru dan Modoinding berikut Danau Moat di perbatasan
dengan Minahasa tak kalah menariknya. Jaraknya dengan Kota
Manado cukup ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam, melalui
jalan-jalan mulus. lebih dari itu, kalangan pengusaha penginapan
juga rupanya sudah berlomba mendirikan hotel. Sekarang tercatat
tak kurang dari 10 buah dengan mutu yang lumayan.
Tungoy Dipindah
Tapi sayang lapangan terbang Tungoy yang dibangun dengan
keringat rakyat yang cukup banyak itu, sampai sekarang tak
berhasil dimanfaatkan. Karena menurut penelitian setelah
selesai, tak memenuhi syarat-syarat navigasi. Akibatnya,
landasan yang 1.200 meter itu harus dibongkar untuk dipindahkan.
Entah kapan pula selesainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini