Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Nasib si jami'

Ibukota kabupaten bolaang mongondouw, kotamobagu, makin bersolek diri. kotanya yang berbukit semakin manis, hanya sayang masjid jami' yang menurut rencana pembangunannya besar dan indah terbengkalai. (kt)

18 Maret 1978 | 00.00 WIB

Nasib si jami'
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
IBUKOTA Kabupaten Bolaang Mongondouw ini, Kotamobagu, makin rajin berolek diri. Barangkali ini salah satu dorongan karena adanya proyek jalan AKD (Amurang-Kotamobabu-Dolodua). Jalan ini sudah hampir selesai dan merupakan mata rantai sebelah utara proyek jalan Trans Sulawesi. Doloduo adalah titik akhir jalan itu di Kabupaten Bolaang Mongondouw sebelum tembus ke Kabupaten Gorontalo di selatannya. Kota ini pernah rata dengan tanah sewaktu TNI membebaskannya dari tangan Permesta di tahun 50-an. Kehadiran Bupati Inyo Tangkudung, eks Komandan Kontingen Pasukan Indonesia di Vientam itu, agaknya mempercepat pulihnya kota berpenduduk sekitar 30.000 jiwa ini. Kotanya yang berbukit semakin tampak manis dengan kompleks perkantoran pemerintah daerah yang serba rapi, jejeran pertokoan dan bermacam fasilitas lainnya. Kompleks pasar yang selama ini menjadi satu dengan pelataran kendaraan di Jalan Cogagoman, sekarang sedang digusur untuk dipindahkan ke pinggir kota. Walaupun air minum PM dan listerik PLN sudah tak menjadi masalah lagi, tapi perkara rumah ibadah alias masjid tampaknya masih belum membanggakan hati warga kota yang 90% beragama Islam itu. Masjid kecil memang terdapat di beberapa tempat. Tapi yang besar dan cukup membanggakan rupanya belum terwujud. Karenanya warga kota ini merasa tak enak hati setiap kali lewat di Jalan Gogagoman. Di sini tercogok sebuah bangunan yang sudah lama terbengkalai. Itulah rencana pembangunan Masjid Jami' yang dalam rencana panitia begitu indah dan besar pada 10 tahun lalu. Panitia pembangunan Masjid Jami yang terdiri dari orang-orang berbobot di kota itu waktu itu, kabarnya sudah berhasil mengumpulkan dana sampai puluhan juta. Berasal dari berbagai pungutan dan sumbangan, sampai-sampai pada pungutan harga kopra. Narrun sampai fondasi si Jami itu sekarang lapuk ditelan waktu, masjid idaman penduduk Kotamobagu tak pernah terujud. Tak diketahui ke mana dana yang sudah terkumpul. Tapi ini cukup memalukan, terutama jika dilihat Gereja Pantekosta yang walaupun berpengikut kecil tapi bangunannya cukup megah dan besar. Jika Sulawesi Utara sudah ditetapkan sebagai salah satu tujuan wisatawan, agaknya Kotamobagu menjadi lebih penting. Alamnya sendiri cukup indah. Jalur pegunungan ke Kotamobagu lewat Tompasu Baru dan Modoinding berikut Danau Moat di perbatasan dengan Minahasa tak kalah menariknya. Jaraknya dengan Kota Manado cukup ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam, melalui jalan-jalan mulus. lebih dari itu, kalangan pengusaha penginapan juga rupanya sudah berlomba mendirikan hotel. Sekarang tercatat tak kurang dari 10 buah dengan mutu yang lumayan. Tungoy Dipindah Tapi sayang lapangan terbang Tungoy yang dibangun dengan keringat rakyat yang cukup banyak itu, sampai sekarang tak berhasil dimanfaatkan. Karena menurut penelitian setelah selesai, tak memenuhi syarat-syarat navigasi. Akibatnya, landasan yang 1.200 meter itu harus dibongkar untuk dipindahkan. Entah kapan pula selesainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus