HARGA tanah juga sudah mulai membengkak di Banjarmasin.
Ini terjadi semenjak perusahaan-perusahaan real estate
dan pengkaplingan tanah tumbuh subur di kota ini. Di kawasan
Jalan Mawar misalnya per-MÿFD tanah sudah berharga Rp 10.000.
Sedangkan di sekitar Jalan Achmad Yani menuju arah luar
kota, harga bergerak antara Rp 6.000 sampai Rp 7.500 perMÿFD.
Walau demikian, kapling-kapling yang ditawarkan para
pengusaha di bidang tanah, laku dengan keras pula. Lian
Sitanggang, seorang pengusaha di bidang ini menuturkan,
bahwa akhir tahun lalu dalam waktu 2 bulan sebanyak 205
buah kaplingnya di Jalan Veteran habis diperebutkan pembeli.
Begitu juga sebanyak 200 kapling baru yang disediakan
Sitanggang hampir seluruhnya babis terjual sampai akhir
bulan lalu. Menurut Sitanggang yang baru beberapa tahun
menetap di Banjarmasin itu, setiap kapling (berukuran 10 x
20 meter) laku dijual kontan Rp 200.000. "Jika dicicil
Rp 350.000," tambahnya.
Bisnis Sitanggang tentu bukan satusatunya. Peminat yang cukup
banyak itu selalu menarik penanam modal baru untuk berusaha pula
di bidang ini. Tapi di balik usaha yang sedang mendatangkan
untung banyak ini, adalah kekecewaan yang dirasakan Komandan
Kodim Dandim) 1007/Banjarmasin, Letkol Ibrahim Saleh. Mengapa?
"Rencana saya untuk melanjutkan pembuatan rumah bagi abang-abang
beca tak mustahil akan macet karena sulit mencari tanah yang
murah," katanya.
1.000 Hari
Dan memang, dalam Operasi Bhakti Kodam X/Lambung Mangkurat yang
dilaksanakan Kodim 1007, beberapa waktu lalu di Jalan Gerilya
Banjarmasin, telah herhasil didirikan 24 buah rumah untuk para
penarik beca Rumah berukuran masing-masing 6 x 41 itu sudah
ditempati. Tubuh rumah terdiri dari kerangka, kayu ulin, atap
sirap, lantai dan dinding papan. "Harganya Rp 200.000 termasuk
tanah," tutur Ibrahim Saleh.
Rumah-rumah itu ditempati tanpa membayar uang muka, langsung
dengan uang cicilan sebanyak Rp 200 setiap hari. Dan harus lunas
dalam waktu 1000 hari. Yayasan Usaha Karyawan Beca (Yukaba) yang
berkantor di samping kantor Kodim bertugas menerima uang setoran
itu dan meneruskannya ke kas Kodim .
Menurut rencana Letkol Ibrahim Saleh pembuatan rumah-rumah
serupa itu akan dilanjutkan terus sehingga semua penarik beca di
Kota Banjarmasin memiliki tempat tetap untuk hari tua mereka
Tapi apa boleh buat. Harga tanah sudah terlanjur melangit.
Padahal pihak Kodim merasa tak mampu mengimbangi harga itu
dengan modalnya. Rumah-rumah tadi saja dibangun dengan biaya Rp
185.000 setiap rurnah, termasuk harga tanah Rp 50.000. Tapi
dengan keuntungan yang hanya Rp 15.000 selama 1000 hari,
lancarkah abang-abang beca itu mencicil? "Ternyata mereka tiak
disiplin menyetor," jawab Ibrahim. "Bu kan tidak disiplin, uang
yang harus disetor memang tidak ada," jawab seorang pengemudi
beca penghuni perumahan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini