Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest, mengatakan warga Jakarta menggantungkan nasib kepada hoki soal banjir. Menurut dia, tidak ada program penanggulangan banjir yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Logika kami saja kalau normalisasi dan naturalisasi tidak dilaksanakan lalu tidak ada banjir, ya mungkin lagi hoki aja Pak Gubernur Anies," kata dia dalam diskusi yang diselenggarakan Total Politik di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu, 23 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semula Rian menyampaikan bahwa PSI tidak anti terhadap orang atau program kepala daerah. Hanya saja, PSI anti dengan orang yang membuat program tapi tak terealisasi.
Anies misalnya, kata Rian, menjagokan program naturalisasi ketimbang normalisasi untuk mengatasi banjir. Namun program tersebut tidak terlaksana.
Rian menilai Anies tak menjalankan program normalisasi dari pemerintah pusat. Pemerintah DKI mendapat jatah untuk membebaskan lahan agar normalisasi berjalan. Akan tetapi, sejak Anies menjabat, program ini mandek.
"Jadi program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat pun tidak dilaksanakan. Okelah sebagai gubernur daerah otonom daerah ibu kota silakan saja, tetapi dari peraturan yang beliau sendiri rencanakan tidak dilaksanakan," jelas Rian.
Selanjutnya: Tawuran Opini PSI dan Anies Baswedan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebut Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha selalu terlibat tawuran opini dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia menikmati hal itu dan merasa bahwa politik memang soal perkelahian.
"Jangan menganggap politik adem ayem seperti yang terjadi di (pemerintah) pusat saat ini," kata dia dalam diskusi yang diselenggarakan Total Politik di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu, 23 Januari 2022.
Adi mencontohkan partai politik di tingkat pusat yang kerap mengiyakan kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Buktinya, pembuatan Undang-Undang Cipta Kerja, UU Ibu Kota Negara, dan revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi yang berlangsung senyap.
"Ini namanya aja demokrasi, tapi dalamannya 'all Jokowi's man' , tidak punya sikap politik apapun," ucap dia.
Situasi politik ini berbeda dengan apa yang terjadi di Jakarta. PSI kerap mengkritik kebijakan Anies Baswedan, mulai dari program penanggulangan banjir bernama sumur resapan hingga Formula E.
Anies kemudian merespons kritik PSI dengan menonton penampilan grup band Nidji di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. Dia bahkan memuji penampilan Nidji yang memiliki suara merdu dan tak sumbang.
Ketua Umum PSI, Giring, membalas sindiran Anies Baswedan. Eks vokalis Nidji itu mengunggah cuitan berupa pantun. Kalimat pertamanya menyampaikan kepada warganet agar tidak perlu mendengarkan suara sumbang.
"Konfrontasi antara oposisi sekalipun hanya PSI dengan Anies Baswedan sebagai gubernur, saya kira ini membuat referensi politik kita semakin kaya," terang Adi.