Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Negeri Seribu Lindu

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang rawan bencana gempa.

27 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Negeri Seribu Lindu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang rawan bencana gempa. Lindu dengan kekuatan besar rawan terjadi lantaran Indonesia dilalui tiga lempeng tektonik yang bergerak, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Perairan Indonesia yang menjadi titik pertemuan tiga lempeng itu juga rawan memunculkan tsunami, terutama jika terjadi getaran besar dengan kedalaman dangkal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga Sesar dan Zona Subduksi Berbahaya
Kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan California Technology University menyebut terdapat tiga sesar dan satu zona subduksi yang paling berbahaya di Indonesia. Berbahaya lantaran zona tersebut berada di atas permukiman penduduk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zona Subduksi Sumatera
Tempat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 6 sentimeter per tahun, sementara Lempeng Eurasia sebaliknya. Walhasil, kedua lempeng menekan satu sama lain.

Sesar Sumatera
Memanjang lebih dari 1.600 km dari Aceh sampai Lampung. Di atas patahan ini berjajar puluhan gunung api aktif. Lebih dari 300 kali gempa dengan magnitudo di atas 5 terjadi sepanjang 2004-2009.

Sesar Mentawai
Memanjang dari utara hingga selatan Kepulauan Mentawai. Gempa di wilayah ini biasanya dangkal, tapi menyimpan potensi kekuatan magnitudo lebih dari 5.

Lembang
Patahan sejauh 25 km di bawah wilayah Bandung, memanjang dari timur di ruas jalan tol Padalarang di bagian barat hingga Gunung Manglayang di timur. Potensi kekuatan gempa di sesar ini mencapai magnitudo 7.

Rawan Gempa dari Barat ke Timur

1. Aceh
Sumber gempa di wilayah ini berasal dari pergerakan sesar besar Sumatera dan zona subduksi.

2. Sumatera Barat
Sumber gempa Sumatera Barat berasal dari aktivitas sesar besar Sumatera dan zona subduksi di sebelah barat Sumatera. Di sini lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menujam lempeng Eurasia.

3. Sumatera Utara
Wilayah rawan gempa memanjang dari perbatasan dengan Aceh, Sidikalang, Tarutung, Padang Sidempuan, hingga perbatasan dengan Riau. Sumber gempa bumi merusak di sini berasal dari sesar aktif dan zona penujaman.

4. Jambi
Area rawan gempa di Jambi merupakan terusan dari aktivitas sesar dan zona subduksi di Sumatera Barat. Daerah rawan meliputi wilayah Sungai Penuh hingga perbatasan dengan Bengkulu.

5. Bengkulu
Daerah rawan di wilayah ini memanjang dari Lubuk Pinang, Mukomuko, Muaraaman, Arga Makmur, Curup, Kepahiang, hingga Pasaralas. Di Bengkulu terdapat sejumlah sesar, seperti Manna, Komering, Musi, dan Dikit.

6. Lampung
Gempa bumi merusak di Lampung berasosiasi dengan pergerakan sesar aktif di darat dengan sumber gempa bumi dangkal.

7. Jawa Bagian Barat
Aktivitas kegempaan di wilayah Jawa Bagian Barat dipengaruhi aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia, Sesar Cimandiri, dan Sesar Lembang. Area rawan menyebar di sepanjang ujung barat Banten hingga ke arah Anyer dan pesisir selatan Jawa Barat, wilayah Priangan tengah, dan pesisir utara yang dipengaruhi oleh sesar Baribis.

8. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Sumber gempa bumi di Jawa bagian tengah berasal dari aktivitas zona penujaman di bagian selatan Jawa dan sesar aktif di darat. Beberapa wilayah rawan tersebar dari Cilacap, Kebumen, Purworejo, Banjarnegara dan Wonosobo, Klaten, hingga Wonogiri. Di Yogyakarta, area rawan memanjang dari pantai di bagian selatan hingga ke arah utara.

9. Jawa Timur
Sama seperti di Jawa Tengah, di Jawa Timur sumber gempa berasal dari aktivitas zona penujaman di bagian selatan Jawa dan sesar aktif di darat. Wilayah rawan gempa di sini terdapat di sepanjang pesisir selatan, dari Pacitan, Trenggalek, Jember, hingga Banyuwangi.

10. Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
Aktivitas seismik di wilayah Sunda Kecil berasal dari sebaran pusat gempa bumi di Samudra Hindia yang bersumber dari zona penujaman, Laut Sawu, dan Laut Flores yang bersumber dari sesar naik busur belakang Flores dan sesar aktif di daratan.

11. Sulawesi
Wilayah Sulawesi memiliki beberapa zona sesar mendatar, seperti Palu-Koro, Matano, dan Malili-Kendari. Aktivitas seismik di sini juga dipengaruhi pertemuan lempeng Pasifik, Australia, dan Eurasia. Aktivitas seismik sangat tinggi terdapat di wilayah Sulawesi Tengah, dari Tolitoli, Donggala, Morowali, hingga Banggai.

12. Maluku
Terdapat dua lempeng menujam di bawah Laut Banda, dari selatan di Timor dan Aru dan di wilayah Seram. Wilayah rawan gempa di Maluku terdapat di sekitar Pulau Buru, Ambon, Banda, dan Kei.

13. Papua
Wilayah Papua merupakan bagian dari lempeng Australia yang berinteraksi dengan lempeng Caroline di utara dan lempeng Filipina di bagian barat. Beberapa struktur geologi yang menjadi sumber gempa adalah sesar Sorong, sesar Yapen, sesar Ransiki, sesar Tarera Aiduna, sesar naik Jawa Wijaya, dan sesar lain berukuran kecil.

Skala Gempa

Selain menggunakan skala Richter, intensitas gempa diukur menggunakan Mercally Modified Intensity (MMI)
I MMI : Getaran tidak terasa, kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang, terekam oleh alat
II MMI : Getaran terasa, benda-benda ringan yang tergantung bergoyang
III MMI : Getaran terasa nyata di dalam bangunan
IV MMI : Getaran terasa, jendela atau pintu berderik, dinding bangunan berbunyi
V MMI : Getaran terasa oleh banyak orang, barang-barang di atas meja terpelanting dan jatuh, tiang dan barang-barang besar tampak bergoyang
VI MMI : Timbul kerusakan ringan pada bangunan yang konstruksinya baik. Pada bangunan yang konstruksinya jelek, bisa muncul retak-retak, bahkan hancur. Getaran terasa oleh orang yang naik kendaraan
VIII MMI : Dinding bangunan terlepas dari rangka rumah, cerobong asap dan monumen roboh, air menjadi keruh
IX MMI : Kerusakan pada bangunan berkonstruksi bagus, rangka bangunan menjadi tidak lurus, rumah tampak berpindah dari pondasi, pipa-pipa terputus
X MMI : Bangunan kayu rusak, rangka rumah terlepas dari fondasi, tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor
XI MMI : Bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri, jembatan rusak, muncul lembah, tanah terbelah, pipa di dalam tanah rusak
XII MMI : Bangunan hancur total, muncul gelombang pada permukaan tanah, benda-benda terlempar ke udara, pemandangan menjadi gelap

Delapan Gempa Terbesar di Indonesia
- Gempa Aceh 2004, magnitudo 9,1 skala Richter (SK)
- Gempa Sumatera 1833, magnitudo 8,8 SR
- Gempa Sumatera 2005, magnitudo 8,6 SR
- Gempa Aceh 2012, magnitudo 8,6 SR
- Gempa Sumatera 1861, magnitudo 8,5 SR
- Gempa Laut Banda 1938, magnitudo 8,5 SR
- Gempa Sumatera 1979, magnitudo 8,4 SR
- Gempa Laut Seram 1965, magnitudo 8,2 SR

NASKAH : PRAGA UTAMA | SUMBER: BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA; KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL; ARSIP TEMPO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus