Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Netty di tengah penjudi

Suka duka sejumlah karyawan rumah judi di jakarta. mereka dituntut kerja ekstra ketat menghadapi para penjudi. belum omongan para tetangga. (kt)

28 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KARYAWAN judi bekerja tujuh hari dalam seminggu. Seluruhnya menjadi 42 jam yang berarti dua jam lebih dari jam kerja yang diakui pada umumnya. Hari libur yang mereka kenal hanyalah hari kemerdekaan 17 Agustus (libur 12 jam) dan hari raya Idulfitri (libur 24 jam). Sugiman yang bekerja di Lotto Senn lebih buruk nasibnya. Lulusan SMP ini sama sekali tidak mengenal hari libur. Lebaran atau Natal kerja terus. Dan yang diperolehnya hanya Rp 7000 perbulan ditambah uang makan Rp 1600 perhari. Uang ganti cuti tahunan tidak ada, uang obat apalagi. Masih untung ia belum berkeluarga. Tapi Tony yang bekerja di Lotto Krekot dengan masa dinas delapan tahun memperoleh Rp 15.000 perbulan dan uang makan Rp 1900 perhari. Ia menanggung seorang istri, dua anak dan rumah kontrakan yang sewanya setahun Rp 90.000. Tonny sangat mengharapkan pesangon untuk menyambung hidupnya sekeluarga. Apa yang akan dilakukannya nanti, entahlah, "yang penting pesangon dulu." Ia mengharapkan dari masa kerja delapan tahun, bisa terkumpul pesangon Rp 2.304.000. Apa yang dipikul Netty sehari-hari sebagai petugas meja black jack di Copacabana, lebih dari sekedar kerja keras. Pertama kali tentu saja ia merasa canggung, karena "pergaulan terlalu rusuh, omongan tetamu sering yang kotor-kotor." Malahan, tambah Netty, ada yang sampai mencolek-colek. Tiap malam ia harus menebalkan telinga dan mengurut dada. Tamu memang selalu menganggap petugas wanita di tempat judi sebagai "murahan". "Andaikata saya tidak main di sini, kamu tidak makan," begitu kata mereka kepada Netty. Sebaliknya pihak bandar mengharuskan Netty untuk tetap bermanis muka meskipun pemain membuat onar, marah-marah, mengumpat-umpat. Sebab bila meladeni umpatan itu, Netty bisa kena skorsing, setengah bulan tak boleh kerja. Ini berarti tidak dapar premi hadir dan uang peranysang kena porong. Supaya bandar menang banyak, Netty harus konsentrasi penuh kalau membagi kartu. Tidak boleh alpa, karena bisa terjadi macam-macam di atas meja. Misalnya kartu ditukar-tukar pemain, atau jumlah penjudi tiba-tiba bertambah. Bagi suami Netty, dinas malam istrinya adalah hal yang rutin. Sebaliknya bagi tetangga dan hansip. Supaya "aman" Netty selalu didampingi petugas keamanan perusahaan bila pulang jam 2 dinihari atau bila dijemput jam malam. Pandangan negatif banyak dilontarkan dari kiri kanan, sementara pemuda yang suka begadang tanpa segan minta duit atau rokok pada Netty. Teka-Teki Dan tidak hanya itu. Di rumah judi, hampir tiap hari ia menghadapi orang yang shock, malah sudah dua orang meninggal di sana. Jangan ditanya, mereka yang lusuh dekil karena dua tiga hari tidak pulang-pulang ke rumah. Bagi Netty ini pemandangan yang tidak aneh lagi. Dia pun terbiasa dengan nasi bungkus "warteg" yang merupakan makan malam bagi petugas. Apa rasanya? "Kalau anda tahu pasti sedih." Seorang teman Netty nyeletuk: "Kayak makanan kuli bangunan." Netty sadar sesudah judi dihapuskan nanti, masa depannya bagaikan teka-teki "Kepandaian saya cuma bagi kartu dan hitung duit orang," ucapnya. Ia mengaku sangat mengharapkan pesangon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus