PENDIDIKAN Alikan cukupan: tamat STM II di Surabaya. Pemuda dari
Desa Kuro di Lamongan tersebut tak menonjol di antara
teman-temannya yang sama-sama lulus tahun 1974. Kecuali, ia
dikenal sebagai peladjar yang berkantung tebal dan selalu
berkendaraan sepeda motor di antara teman-temannya yang
bersepeda. Sementara itu ia tinggal menumpang pada kakak
perempuannya yang bersuamikan karyawan Pelabuhan Gresik.
Tamat sekolah Alikan menyopiri kendaraan kakak iparnya selama
dua tahun. Dia pergi ke Jakarta setelah diam-diam menggadaikan
kendaraan milik kakaknya, sebuah colt, untuk memperoleh bekal
sebesar Rp 400 ribu. Keluarganya tak tahu apa yang
dikerjakannya di ibukota. Katanya sih jadi sopir taksi, cerita
ibunya kemudian.
Dua tahun kemudian Alikan pulang. Hanya dua minggu berkumpul di
tengah keluarga, kata ibunya, ia sudah kembali ke Jakarta.
Ibunya, Nyonya Asiyah, pernah menengoknya di Jakarta. Alikan,
ketika itu, tinggal di sebuah rumah makan Padang di dekat
Terminal Bis Pulogadung. Waktu ibunya pulang ia ada memberi
bekal Rp 10 ribu sambil tetap mengatakan ia bekerja sebagai
sopir taksi.
Tahun lalu, beberapa waktu sebelum ditangkap polisi, Alikan
memang sering mengunjungi ibunya. Awal September lalu
dimintanya agar sang ibu mencarikannya jodoh -- siapa saja
pilihan ibunya, katanya kepada si ibu. Untuk itu ia menitipkan
uang Rp 200 ribu dan beberapa potong barang perhiasan dari emas.
Di samping itu ia juga menyerahkan Rp 50 ribu untuk ongkos
memperbaiki rumah. "Malu kalau nanti dilihat menantu," cerita
ibunya.
Alikan minta agar ibunya dapat mengawinkannya tanggal 1 bulan
Zulhijah. Tapi, tiga hari kemudian, yang muncul pertama
adalal beberapa orang polisi. Mereka minta agar Ibu yang
malang itu menyerahkan uan dan barang-barang yang pernah
dititipkan Alikan kepadanya. Dan sepuluh hari kemudian Alikan
datang diantar dengan mobil jenasah.
Dari surat keterangan dokter yang diserahkan, keluarga almarhum
hanya mengetahui, Alikan mati bukan karena penyakit menular.
Namun belakangan yang ibu tahu juga Alikan, si tersangka kepala
perampok dari Perampokan Hari Sabtu, mati tergantung di jeruji
jendela kamar tahanan dengan sehelai selendang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini