Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Alikan minta istri

Di surabaya ada perampok yang suka merampok pada hari sabtu. diduga dipimpin alikan, yang ditemukan meninggal gantung diri ditahanan. (krim)

28 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENDIDIKAN Alikan cukupan: tamat STM II di Surabaya. Pemuda dari Desa Kuro di Lamongan tersebut tak menonjol di antara teman-temannya yang sama-sama lulus tahun 1974. Kecuali, ia dikenal sebagai peladjar yang berkantung tebal dan selalu berkendaraan sepeda motor di antara teman-temannya yang bersepeda. Sementara itu ia tinggal menumpang pada kakak perempuannya yang bersuamikan karyawan Pelabuhan Gresik. Tamat sekolah Alikan menyopiri kendaraan kakak iparnya selama dua tahun. Dia pergi ke Jakarta setelah diam-diam menggadaikan kendaraan milik kakaknya, sebuah colt, untuk memperoleh bekal sebesar Rp 400 ribu. Keluarganya tak tahu apa yang dikerjakannya di ibukota. Katanya sih jadi sopir taksi, cerita ibunya kemudian. Dua tahun kemudian Alikan pulang. Hanya dua minggu berkumpul di tengah keluarga, kata ibunya, ia sudah kembali ke Jakarta. Ibunya, Nyonya Asiyah, pernah menengoknya di Jakarta. Alikan, ketika itu, tinggal di sebuah rumah makan Padang di dekat Terminal Bis Pulogadung. Waktu ibunya pulang ia ada memberi bekal Rp 10 ribu sambil tetap mengatakan ia bekerja sebagai sopir taksi. Tahun lalu, beberapa waktu sebelum ditangkap polisi, Alikan memang sering mengunjungi ibunya. Awal September lalu dimintanya agar sang ibu mencarikannya jodoh -- siapa saja pilihan ibunya, katanya kepada si ibu. Untuk itu ia menitipkan uang Rp 200 ribu dan beberapa potong barang perhiasan dari emas. Di samping itu ia juga menyerahkan Rp 50 ribu untuk ongkos memperbaiki rumah. "Malu kalau nanti dilihat menantu," cerita ibunya. Alikan minta agar ibunya dapat mengawinkannya tanggal 1 bulan Zulhijah. Tapi, tiga hari kemudian, yang muncul pertama adalal beberapa orang polisi. Mereka minta agar Ibu yang malang itu menyerahkan uan dan barang-barang yang pernah dititipkan Alikan kepadanya. Dan sepuluh hari kemudian Alikan datang diantar dengan mobil jenasah. Dari surat keterangan dokter yang diserahkan, keluarga almarhum hanya mengetahui, Alikan mati bukan karena penyakit menular. Namun belakangan yang ibu tahu juga Alikan, si tersangka kepala perampok dari Perampokan Hari Sabtu, mati tergantung di jeruji jendela kamar tahanan dengan sehelai selendang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus