SITI (17 tahun) mulanya mengaku tak tahu mengapa dia bisa hamil. Mungkin, katanya, karena diganggu hantu. Pak Kepala Desa Kledon, Slamet Basuki, tentu saja tidak percaya. Pengusutan dilakukan, dan rahasia gadis itu pun ketahuan. Siti, yang tinggal di lereng Gunung Wilis, di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, rupanya hamil akibat ulah tujuh pemuda yang menidurinya bergantian. Karena bukti cukup, wanita yang sedang mekar itu pun mengaku. Ketujuh pemuda juga mengaku. Hanya, anehnya, Siti tidak kelihatan bingung. Yang kelabakan justru Pak Lurah Slamet dan para pamong lain. Sebab, kata Slamet kepada TEMPO, "Kami 'kan harus mencarikan suami, agar anak yang dikandungnya punya bapak?" Slamet punya akal. Untuk menentukan siapa dari ketujuh cowok yang akan menjadi suami Siti, diadakan undian. Syukurlah ketujuh arjuna itu menurut saja. Undian dikocok - dan Bahri, 20, keluar sebagai "pemenang". Siti merasa senang. Sebab, katanya, "Saya memang sudah naksir Bahri dari dulu. Barangkali sudah jodoh." Bahri, yang selama ini menganggur, juga ikut senang. "Daripada tidak bisa kawin 'kan lebih baik begini. Lagian saya sudah cicipi duluan," katanya, seperti ditirukan Slamet. Keenam rival Bahri tak kalah gembira sebab bisa terbebas dari tanggung jawab. Maka, ketika Siti dan Bahri dinikahkan, Februari lalu, keenam pemuda itu turut menyumbang ala kadarnya. Kini pasangan Siti-Bahri, kata Slamet, hidup rukun. Pagi-pagi mereka ke sawah yang diberikan orangtua Siti - dan sore baru kembali. Yang tak enak, semenjak kejadian itu Siti mendapat julukan: Siti Lotere. Nah, lu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini