SUATU kali, saat membabat belukar di hutan jati, di bawah terik matahari yang menyengat, Paini berujar pada suaminya, Saijo. "Kalau nanti kita kaya, punya sawah lima hektar, kamu boleh kawin lagi, Mas. Saya yang akan mencarikan calonnya," katanya. Saijo-Paini, yang kawin tahun 1967, ketika itu melarat betul. Tinggal di rumah bambu seluas 6 m2, dan tiap hari mesti berjalan kaki ke hutan jati yang berjarak 10 km. Di sana, di sela pohon jati, mereka berladang jagung, dan hasilnya dibagi dua dengan penjaga hutan. Siapa nyana, pasangan Saijo, 43, dan Paini, 31, yang tinggal di Desa Temurejo, Banyuwangi, Jawa Timur, akhirnya bisa kaya. Januari lalu suami-istri yang sudah punya dua anak wanita itu memiliki sawah genap lima hektar. Dan Paini segera ingat akan janjinya: ia keluar masuk kampung tetangga, mencari gadis yang akan menjadi madunya. Dari sekian banyak gadis, pilihan jatuh kepada Katiyem, 20, tamatan SD. Paini melamar untuk suaminya, dan orangtua Katiyem tak keberatan. Katiyem segera didandani, dibelikan cincin, kalung, dan gelang. "Dia harus keren. 'Kan mau jadi pengantin baru," kata Paini kepada Muchlis Dj. Tolomundu dari TEMPO. Jumat pekan lalu, pedande (penghulu, kalau di Islam) meresmikan pernikahan Saijo-Katiyem secara Hindu Dharma. Sepekan sebelumnya, adalah Paini sendiri yang meminta persetujuan hakim di Pengadilan Negeri Banyuwangi agar suaminya boleh kawin lagi. "Saya ya senang saja," kata Saijo sambil tertawa terbahak-bahak. "Saya kira dulu itu Paini hanya bergurau." Paini justru menganggap ucapannya dulu itu semacam sumpah. Kalau tidak, katanya, ia takut kena bencana. Sedikit pun tak terbayang rasa cemburu di wajahnya. Malah, sebelum acara perkawinan diresmikan, mereka sudah tidur bertiga seranjang. Saijo di tengah. "Kak Paini baik sekali. Dia mengajari saya, apa saja . . . " ujar Katiyem. Yang patut dicatat dari Saijo dan Katiyem, barangkali keuletan mereka. Sambil berladang, mereka membuat arang yang berasal dari cabang kayu dan belukar yang dibabati. Arang mereka jual dan uangnya ditabung, sampai bisa untuk membeli sawah berdikit-dikit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini