Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 menyebutkan bahwa dari 4,8 juta kelahiran di Indonesia setiap tahunnya, hanya 47 persen bayi yang menerima ASI eksklusif. Konselor laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI mengakui bahwa salah satu faktor penyebab kegagalan menyusui adalah kurangnya pengetahuan mengenai ASI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ameetha menjelaskan apa saja yang mesti diketahui para ibu tentang menyusui. "Mulai dari persiapan apa saja yang dilakukan sebelum hamil, dukungan suami, merawat anak, mengetahui teknik menyusui dan kendalanya, hingga ibu mesti rileks dalam menyusui," ujarnya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ilustrasi menyusui. MomJunction
Ameetha menambahkan sangat penting bagi ibu memerhatikan pola makan selama menyusui. “Daun katuk mengandung vitamin A, B, C, K, dan pro vitamin A (betakaroten), kalsium, fosfor, zat besi, dan serat, yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain itu, daun katuk juga mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin, hormon pelancar ASI,” ujarnya.
International Conference on Food Engineering & Biotechnology, Journal of Sauropos Adrogynus Leaf Extracts menyatakan bahwa ekstrak daun katuk dapat meningkatkan kuantitas produk ASI hingga 50,7 persen. Daun katuk juga dapat membantu kebutuhan mineral bagi ibu menyusui dan meningkatkan daya tahan tubuh Ibu.