Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Nyolong Dengan Komputer

Dengan kemajuan teknologi komputer, timbul akibat sampingan kejahatan perampokan dan penipuan di bank-bank melalui komputer. Gejala kejahatan ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. (sel)

10 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALANGAN bisnis diAmerika Serikat sedang mributkan an caman baru: peram pokan melalui komputer. Meski terdengar aneh, demikianlah kenyataannya. "Angka penipuan yang dilakukan lewat komputer menanjak lebih cepat ketimbang angka kemanan yang dihasilkan oleh itu-arang, terutama akhir-akhir ini," tulis majalah Business Week April lalu. Kesimpulan itu memang didukung beberapa fakta. Misalnya kasus yang menimpa bank Wells Fargo & Co, bank nornor sebelas terbesar di negeri itu. Selama dua tahun terakhir, bank ini menderita kerugian US$ 21,3 juta, "lebih separuh dari jumlah kerugian yang ditimbulkan perampokan bank terang-teranga sepanjang tahun 1980." Adalah L. Ben Lewis, karyawan Wells Fargo juga, yang dituduh sebagai biang kejahatan ini. Melalui komputer ia konon membuka deposito palsu di salah satu cabang bank tersebut. Ini dilakukannya dengan menarik dana dari sebuah bank lain. Untuk menutupi ketidakseimbangan, ia memasukkan simpanan semu. Semuanya melalui proses pembukuan antarcabang Wells Fargo yang sudah dikomputerisasi. Tapi Ben menolak tuduhan itu. Nasib yang ditanggung bank Security Pacific lain lagi. Berkat permainan komputer, bank ini menderita rugi US$ 10,3 juta. Dan peristiwa itu terjadi sudah tiga tahun lalu. Ceritanya bermula dari Stanley Mark Rifkin, bekas konsultan komputer sebuah bank di Los Angeles. Suatu hari Mark bertandang ke bagian transfer Security Pacific. Di situ ia berhasil memperoleh kode transfer elektronis bank tersebut. Kemudian dari sebuah telepon umum, sembari berpura-pura sebagai manajer cabang Security Pacific, Mark memesan pengiriman uang ke salah satu bank Swiss. Modalnya adalah kode transfer tadi. Sementara komputer 'memindahkan' uang itu, ke Swiss, Mark sudah menanti di sana. Ia segera menukarkan uang tersebut dengan berlian, lalu pulang ke Amerika sambil bersiul-siul. Tapi Mark ternyata ceroboh. Ia terlalu banyak mengumbar cerita suksesnya ini. Petugas keamanan segera bertindak. Mark digelandang masuk bui. Masih banyak kasus lain yang dapat diketengahkan. Sebuah perkiraan menyebut angka kerugian US$ 3 milyar setahun--jumlah yang sungguh fantastis. Tapi sebuah perhitungan yang lebih berhati-hati menyebutkan hanya sekitar US$ 100 juta. Angka terakhir ini toh masih 20 kali angka tahunan untuk kerugian yang sama pada sekitar sepuluh tahun lalu. Kemajuan teknologi komputer yang tidak memadai, kiranya sudah menimbulkan akibat sampingan yang cukup runyam. Ia tidak saja berhasil menciptakan pasar dan efisiensi mutakhir, melainkan juga kejahatan cabang baru-yang di Amerika dihisabkan ke dalam white-collorcriminal. "Perlindungan yang diharapkan kalangan bisnis dari komputer ternyata tidak memadai," tulis Business Week. Anehnya, dari kalangan ahli sendiri datang suara yang mencemaskan. Misalnya komentar Donn B. Parker, konsultan senior SRI International yang dipandang punya otoritas dalam bidang kejahatan komputer. "Saya lebih khawatir akan kerugian yang bakal terjadi di masa depan, ketimbang kerugian yang sedang kita tanggung sekarang ini," katanya. Konon ada tiga perkara yang melahirkan bencana baru untuk kalangan bisnis. Pertama, berkembangnya penggunaan komputer pribadi dengan ongkos rendah, Kedua, bertambah banyaknya mahasiswa dan peminat lain yang mempelajari penggunaan komputer. Dan terakhir, kian berkembangnya jenis komputer yang dapat dihubungi dari terminal iauh dan terpencil. Menurut catatan International Data Corporation, lima tahun lalu hanya 1500 komputer pribadi terjual di Amerika Serikat. Kini angka itu melonjak menjadi lebih dari 500 ribu. Nanti pada medio 1980-an, IDC memperkirakan jumlah itu mencapai tiga juta! Sementara sistem pengamanan pelbagai dokumen makin banyak dipercayakan kepada komputer, bertambah pula jenis pesawat sentral yang cukup dihubungi hanya melalui telepon. Dengan menguasai sandi tertentu, seorang pemilik komputer pribadi bisa memperoleh berbagai informasi yang dikategorikan rahasia. Gejala kejahatan jenis ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sebuah bank terpandang di New York dikabarkan baru-baru ini memeriksa seseorang yang memiliki komputer pribadi. Orang ini dituduh mencuri sejumlah data penting. Memang penyadapan termasuk soal fatal yang dikhawatirkan dari para pemilik komputer pribadi. Penyadap bisa sekedar mencuri informasi rahasia. Tapi bisa pula menyisipkan pesan palsu, umpamanya pemindahan uang antarbank. Patut diingat, bank di Amerika memindahkan uang--dengan sistem elektronis--lebih US$ 400 milyar sehari. Dengan ribuan komputer pribadi yang tersebar di seluruh negeri itu, pekerjaan ini terasa makin berbahaya. "Kalau para nasabah mengetahui risiko yang kami hadapi, mereka bisa naik pitam," ujar M Blake Greenlee, wakil presiden Citicorp yang membawahkan sekelompok bank. Belum lama berselang, komputer dianggap bagai mukjizat yang mampu menyelamatkan dunia bisnis dari pelbagai keteledoran. Kini penghargaan terhadap penemuan teknologi yang piawai ini mulai dipertanyakan. Amerika memang seolah-olah berhadapan dengan suatu generasi yang menjadikan komputer barang mainan. Apa yang tadinya dipandang mesin musykil penuh misteri, kini seperti tidak lebih berharga dari kunci mobil. Contoh: sejumlah sistem komputer baru-baru ini dijadikan permainan ugal-ugalan oleh sekelompok remaja. Dalam kasus lain, seorang bocah 15 tahun main komputer dari terminal yang terdapat di rumahnya. Ia berhasil 'mencapai' komputer utama yang terdapat di kampus-Universitas California, Berkeley. Permainan itu mengakibatkan binasanya sejumlah besar berkas riset. Permainan lebih menggemparkan dilakukan sejumlah siswa remaja Dalton School di Manhattan, tahun lalu. Dari terminal komputer di kelas mereka, anak-anak itu menghubungi jaringan komunikasi data di Kanada. Memang tak ada duit yang hilang. Tapi kerugian besar terjadi akibat hancurnya sejumlah berkas pula. Para petugas yang mengusut perkara ini sempat terkagum-kagum mengingat kebolehan anak-anak itu. "Mereka menyusun program yang mengidentifikasikan mereka sebagai langganan istimewa dari Pepsi.Co Incorporation Kanada," ungkap salah seorang pemeriksa. Komper di seberang sana rupanya langsung 'percaya'. Dengan 'pestasi' yang diperlihatkan para remaja AS menangani komputer sekarang ini, tidak sedikit pihak yang cemas. Banyak ahli percaya, tidak lama lagi semua rahasia yang disimpan di komputer bisa dicolong dengan gampang. Paul Sonnenblick, salah seorang direktur Ford Aerospace & Communications Corporation berkata: "Dengan kesempatan dan pendidikan yang kian berkembang, anak saya yang berumur 13 tahun bersama konconya mampu menembus sistem komputer mana saja." Jumlah terminal komputer di Amerika dalam lima tahun terakhir ini memang dua kali lipat dari sebelumnya. Taksiran kasar menyebut angka tiga juta. Hampir semua terminal itu bisa menghubungi suatu sistem sentral. "Kemajuan ini membuka kesempatan luas melakukan pelbagai kejahatan komputer, sampai ke tingkat kerani," tulis Business Week. Majalah tersebut lalu mengungkapkan penipuan di sebuah toko penyalur mobil, yang digalang oleh kerjasama antara sekelompok bandit dengan kerani toko. Dengan hanya membayar US$ 50 setiap kali masa cicilan kepada sang kerani, kelompok bandit tersebut dapat mengelak dari kewajiban membayar ribuan dollar. BEGITU pula ulah seorang kerani yang bekerja pada perusahaan California's Motor. Ia mempermainkan sejumlah catatan yang sudah dikomputerisasi, sehingga sekelompok bandit berhasil terdaftar sebagai pemilik mobil yang sebetulnya curian. "Komputer telah mendemokratiskan kejahatan cabang atas," ujar Robert Courtney, ahli sekuriti komputer pada International Business Machines Corp. Robert V. Jacobson, konsultan sekuriti komputer yang berkantor di Manhattan menambahkan, "komputer telah membuka kesempatan bagi jenis kejahatan yang belum pernah dikenal," Meski ia juga mengakui, alat tersebut "membuka juga kesempatan untuk kontrol yang lebih baik." Di pihak lain, para ahli sekuriti komputer agak menyalahkan tokoh-tokoh eksekutif perusahaan. Mereka ini terlalu percaya pada sistem keamanan yang mereka kenakan atas pesawat komputernya. Padahal sistem itu kerap kali tidak mcmadai. MISALNYA menempatkan penjaga menunggui kamar komputer, mengunci pintu dengan gembok-gembok elektronis, atau penggunaan peralatan magnetis yang tampaknya hebat. Peter S. Browne, wakil presiden Systematics General Corporation berkata: "Kontrol terhadap operasi komputer di perusahaan biasanya lebih lemah ketimbang kontrol terhadap bagian lainnya." Maka sejak beberapa tahun terakhir ini kalangan bisnis Amerika memasang kuda-kuda. Mereka tetap mengandalkan komputer--tapi dengan sistem dan variasi yang jauh lebih rumit dan eksklusif daripada yang model lama. Pabrik-pabrik komputer bahkan semakin sibuk. Menurut taksiran sementara, tahun ini saja omzet penjualan komputer mencapai US$ 150 juta. Pengeluaran tahunan untuk keperluan yang sama diperkirakan menggelembung sampai US$ 500 juta pada medio 1980-an. Sekitar 100 perusahaan sekuriti komputer bersiap-siap melancarkan "perang" terhadap kejahatan mengibuli mesin-mesin mereka. Jangan dilupakan, bisnis perdagangan komputer sendiri menjanjikan laba yang cukup memancing selera. Masing-masing pabrik berusaha meningkatkan angka keamanan barang produksinya. Seperti kata Herbert S. Bright, presiden Computation Planning Corporation, "kami sadar, masalah kejahatan komputer tidak cukup hanya diserahkan kepada sekelompok purnawirawan polisi." Lalu muncullah komputer-komputer yang lebih 'cerdik'. Misalnya, komputer tersebut bisa saja disadap. Tapi kelak ia dapat memberitahu terminal yang telah menyadapnya. Untuk sementara cara ini tampaknya cukup ampuh. Yang jelas, kejahatan jenis baru ini hampir tidak berpengaruh atas penjualan maupun pembuatan komputer di Amerika. Di samping kemungkinan kecolongan yang telah terbukti pada beberapa perusahaan, komputer masih diakui membawa 'hikmah' yang besar ke dunia bisnis. Banyak pekerjaan pembukuan yang dipercayakan kepadanya karena ketepatannya yang hampir 100%. Bahkan sementara kalangan berpendapat, zaman pembukuan model lama sudah kuno. Dunia bisnis sedang memasuki era komputer. Lagipula, "mengapa terlalu merisaukan problem sekuriti komputer?" tanya seorang ahli IBM. "Begitu banyak problem lain yang juga belum berhasil kita atasi dalam zaman ini." Betul juga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus