KALANGAN bisnis diAmerika Serikat sedang mributkan an caman
baru: peram pokan melalui komputer. Meski terdengar aneh,
demikianlah kenyataannya. "Angka penipuan yang dilakukan lewat
komputer menanjak lebih cepat ketimbang angka kemanan yang
dihasilkan oleh itu-arang, terutama akhir-akhir ini," tulis
majalah Business Week April lalu.
Kesimpulan itu memang didukung beberapa fakta. Misalnya kasus
yang menimpa bank Wells Fargo & Co, bank nornor sebelas terbesar
di negeri itu. Selama dua tahun terakhir, bank ini menderita
kerugian US$ 21,3 juta, "lebih separuh dari jumlah kerugian yang
ditimbulkan perampokan bank terang-teranga sepanjang tahun
1980."
Adalah L. Ben Lewis, karyawan Wells Fargo juga, yang dituduh
sebagai biang kejahatan ini. Melalui komputer ia konon membuka
deposito palsu di salah satu cabang bank tersebut. Ini
dilakukannya dengan menarik dana dari sebuah bank lain. Untuk
menutupi ketidakseimbangan, ia memasukkan simpanan semu.
Semuanya melalui proses pembukuan antarcabang Wells Fargo yang
sudah dikomputerisasi. Tapi Ben menolak tuduhan itu.
Nasib yang ditanggung bank Security Pacific lain lagi. Berkat
permainan komputer, bank ini menderita rugi US$ 10,3 juta. Dan
peristiwa itu terjadi sudah tiga tahun lalu.
Ceritanya bermula dari Stanley Mark Rifkin, bekas konsultan
komputer sebuah bank di Los Angeles. Suatu hari Mark bertandang
ke bagian transfer Security Pacific. Di situ ia berhasil
memperoleh kode transfer elektronis bank tersebut.
Kemudian dari sebuah telepon umum, sembari berpura-pura sebagai
manajer cabang Security Pacific, Mark memesan pengiriman uang ke
salah satu bank Swiss. Modalnya adalah kode transfer tadi.
Sementara komputer 'memindahkan' uang itu, ke Swiss, Mark sudah
menanti di sana. Ia segera menukarkan uang tersebut dengan
berlian, lalu pulang ke Amerika sambil bersiul-siul.
Tapi Mark ternyata ceroboh. Ia terlalu banyak mengumbar cerita
suksesnya ini. Petugas keamanan segera bertindak. Mark
digelandang masuk bui.
Masih banyak kasus lain yang dapat diketengahkan. Sebuah
perkiraan menyebut angka kerugian US$ 3 milyar setahun--jumlah
yang sungguh fantastis. Tapi sebuah perhitungan yang lebih
berhati-hati menyebutkan hanya sekitar US$ 100 juta. Angka
terakhir ini toh masih 20 kali angka tahunan untuk kerugian yang
sama pada sekitar sepuluh tahun lalu.
Kemajuan teknologi komputer yang tidak memadai, kiranya sudah
menimbulkan akibat sampingan yang cukup runyam. Ia tidak saja
berhasil menciptakan pasar dan efisiensi mutakhir, melainkan
juga kejahatan cabang baru-yang di Amerika dihisabkan ke dalam
white-collorcriminal. "Perlindungan yang diharapkan kalangan
bisnis dari komputer ternyata tidak memadai," tulis Business
Week.
Anehnya, dari kalangan ahli sendiri datang suara yang
mencemaskan. Misalnya komentar Donn B. Parker, konsultan senior
SRI International yang dipandang punya otoritas dalam bidang
kejahatan komputer. "Saya lebih khawatir akan kerugian yang
bakal terjadi di masa depan, ketimbang kerugian yang sedang kita
tanggung sekarang ini," katanya.
Konon ada tiga perkara yang melahirkan bencana baru untuk
kalangan bisnis. Pertama, berkembangnya penggunaan komputer
pribadi dengan ongkos rendah, Kedua, bertambah banyaknya
mahasiswa dan peminat lain yang mempelajari penggunaan komputer.
Dan terakhir, kian berkembangnya jenis komputer yang dapat
dihubungi dari terminal iauh dan terpencil.
Menurut catatan International Data Corporation, lima tahun lalu
hanya 1500 komputer pribadi terjual di Amerika Serikat. Kini
angka itu melonjak menjadi lebih dari 500 ribu. Nanti pada medio
1980-an, IDC memperkirakan jumlah itu mencapai tiga juta!
Sementara sistem pengamanan pelbagai dokumen makin banyak
dipercayakan kepada komputer, bertambah pula jenis pesawat
sentral yang cukup dihubungi hanya melalui telepon. Dengan
menguasai sandi tertentu, seorang pemilik komputer pribadi bisa
memperoleh berbagai informasi yang dikategorikan rahasia.
Gejala kejahatan jenis ini cenderung meningkat dari tahun ke
tahun. Sebuah bank terpandang di New York dikabarkan baru-baru
ini memeriksa seseorang yang memiliki komputer pribadi. Orang
ini dituduh mencuri sejumlah data penting.
Memang penyadapan termasuk soal fatal yang dikhawatirkan dari
para pemilik komputer pribadi. Penyadap bisa sekedar mencuri
informasi rahasia. Tapi bisa pula menyisipkan pesan palsu,
umpamanya pemindahan uang antarbank.
Patut diingat, bank di Amerika memindahkan uang--dengan sistem
elektronis--lebih US$ 400 milyar sehari.
Dengan ribuan komputer pribadi yang tersebar di seluruh negeri
itu, pekerjaan ini terasa makin berbahaya. "Kalau para nasabah
mengetahui risiko yang kami hadapi, mereka bisa naik pitam,"
ujar M Blake Greenlee, wakil presiden Citicorp yang membawahkan
sekelompok bank.
Belum lama berselang, komputer dianggap bagai mukjizat yang
mampu menyelamatkan dunia bisnis dari pelbagai keteledoran. Kini
penghargaan terhadap penemuan teknologi yang piawai ini mulai
dipertanyakan.
Amerika memang seolah-olah berhadapan dengan suatu generasi yang
menjadikan komputer barang mainan. Apa yang tadinya dipandang
mesin musykil penuh misteri, kini seperti tidak lebih berharga
dari kunci mobil. Contoh: sejumlah sistem komputer baru-baru ini
dijadikan permainan ugal-ugalan oleh sekelompok remaja.
Dalam kasus lain, seorang bocah 15 tahun main komputer dari
terminal yang terdapat di rumahnya. Ia berhasil 'mencapai'
komputer utama yang terdapat di kampus-Universitas California,
Berkeley. Permainan itu mengakibatkan binasanya sejumlah besar
berkas riset.
Permainan lebih menggemparkan dilakukan sejumlah siswa remaja
Dalton School di Manhattan, tahun lalu. Dari terminal komputer
di kelas mereka, anak-anak itu menghubungi jaringan komunikasi
data di Kanada. Memang tak ada duit yang hilang. Tapi kerugian
besar terjadi akibat hancurnya sejumlah berkas pula.
Para petugas yang mengusut perkara ini sempat terkagum-kagum
mengingat kebolehan anak-anak itu. "Mereka menyusun program yang
mengidentifikasikan mereka sebagai langganan istimewa dari
Pepsi.Co Incorporation Kanada," ungkap salah seorang pemeriksa.
Komper di seberang sana rupanya langsung 'percaya'.
Dengan 'pestasi' yang diperlihatkan para remaja AS menangani
komputer sekarang ini, tidak sedikit pihak yang cemas. Banyak
ahli percaya, tidak lama lagi semua rahasia yang disimpan di
komputer bisa dicolong dengan gampang. Paul Sonnenblick, salah
seorang direktur Ford Aerospace & Communications Corporation
berkata: "Dengan kesempatan dan pendidikan yang kian berkembang,
anak saya yang berumur 13 tahun bersama konconya mampu menembus
sistem komputer mana saja."
Jumlah terminal komputer di Amerika dalam lima tahun terakhir
ini memang dua kali lipat dari sebelumnya. Taksiran kasar
menyebut angka tiga juta. Hampir semua terminal itu bisa
menghubungi suatu sistem sentral. "Kemajuan ini membuka
kesempatan luas melakukan pelbagai kejahatan komputer, sampai ke
tingkat kerani," tulis Business Week.
Majalah tersebut lalu mengungkapkan penipuan di sebuah toko
penyalur mobil, yang digalang oleh kerjasama antara sekelompok
bandit dengan kerani toko. Dengan hanya membayar US$ 50 setiap
kali masa cicilan kepada sang kerani, kelompok bandit tersebut
dapat mengelak dari kewajiban membayar ribuan dollar.
BEGITU pula ulah seorang kerani yang bekerja pada perusahaan
California's Motor. Ia mempermainkan sejumlah catatan yang sudah
dikomputerisasi, sehingga sekelompok bandit berhasil terdaftar
sebagai pemilik mobil yang sebetulnya curian.
"Komputer telah mendemokratiskan kejahatan cabang atas," ujar
Robert Courtney, ahli sekuriti komputer pada International
Business Machines Corp. Robert V. Jacobson, konsultan sekuriti
komputer yang berkantor di Manhattan menambahkan, "komputer
telah membuka kesempatan bagi jenis kejahatan yang belum pernah
dikenal," Meski ia juga mengakui, alat tersebut "membuka juga
kesempatan untuk kontrol yang lebih baik."
Di pihak lain, para ahli sekuriti komputer agak menyalahkan
tokoh-tokoh eksekutif perusahaan. Mereka ini terlalu percaya
pada sistem keamanan yang mereka kenakan atas pesawat
komputernya. Padahal sistem itu kerap kali tidak mcmadai.
MISALNYA menempatkan penjaga menunggui kamar komputer, mengunci
pintu dengan gembok-gembok elektronis, atau penggunaan peralatan
magnetis yang tampaknya hebat. Peter S. Browne, wakil presiden
Systematics General Corporation berkata: "Kontrol terhadap
operasi komputer di perusahaan biasanya lebih lemah ketimbang
kontrol terhadap bagian lainnya."
Maka sejak beberapa tahun terakhir ini kalangan bisnis Amerika
memasang kuda-kuda. Mereka tetap mengandalkan komputer--tapi
dengan sistem dan variasi yang jauh lebih rumit dan eksklusif
daripada yang model lama.
Pabrik-pabrik komputer bahkan semakin sibuk. Menurut taksiran
sementara, tahun ini saja omzet penjualan komputer mencapai US$
150 juta. Pengeluaran tahunan untuk keperluan yang sama
diperkirakan menggelembung sampai US$ 500 juta pada medio
1980-an.
Sekitar 100 perusahaan sekuriti komputer bersiap-siap
melancarkan "perang" terhadap kejahatan mengibuli mesin-mesin
mereka. Jangan dilupakan, bisnis perdagangan komputer sendiri
menjanjikan laba yang cukup memancing selera.
Masing-masing pabrik berusaha meningkatkan angka keamanan barang
produksinya. Seperti kata Herbert S. Bright, presiden
Computation Planning Corporation, "kami sadar, masalah kejahatan
komputer tidak cukup hanya diserahkan kepada sekelompok
purnawirawan polisi."
Lalu muncullah komputer-komputer yang lebih 'cerdik'. Misalnya,
komputer tersebut bisa saja disadap. Tapi kelak ia dapat
memberitahu terminal yang telah menyadapnya. Untuk sementara
cara ini tampaknya cukup ampuh.
Yang jelas, kejahatan jenis baru ini hampir tidak berpengaruh
atas penjualan maupun pembuatan komputer di Amerika. Di samping
kemungkinan kecolongan yang telah terbukti pada beberapa
perusahaan, komputer masih diakui membawa 'hikmah' yang besar ke
dunia bisnis.
Banyak pekerjaan pembukuan yang dipercayakan kepadanya karena
ketepatannya yang hampir 100%. Bahkan sementara kalangan
berpendapat, zaman pembukuan model lama sudah kuno. Dunia bisnis
sedang memasuki era komputer.
Lagipula, "mengapa terlalu merisaukan problem sekuriti
komputer?" tanya seorang ahli IBM. "Begitu banyak problem lain
yang juga belum berhasil kita atasi dalam zaman ini." Betul
juga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini