Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kecemasan Persaingan Di ...

Koran & majalah Indonesia dilarang masuk ke Malaysia. Kementerian dalam negeri Malaysia khawatir akan menyaingi koran lokal Malaysia. Peminat cukup besar.

10 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERS Jakarta memperoleh wilayah pemasaran baru. Usaha Express air cargo, sejak Juli memasukkan sejumlah koran dan majalah terbitan Jakarta langsung ke Kuala Lumpur (Malaysia). Dengan penerbangan langsung itu, para pelanggan sudah bisa membaca berita mengenai Indonesia pada pukul 16.00. Sambutan tupanya cukup baik. Sekitar 500 eksemplar koran dan majalah misalnya Kompas, Sinar Harapan dan TEMPO -- setiap hari diterbangkan ke Kuala Lumpur. Dan dalam usaha mengembangkan pemasaran, Usaha Express (Jakarta) merencanakan pekan promosi pers Indonesia bulan November nanti di Hotel Hilton, Kuala Lumpur. Berbagai penerbit diharapkannya akan ambil bagian. "Potensi pasar di Malaysia cukup besar," ujar J. Kaliman, Presiden Direktur Usaha Express. Untuk menunjang rencana itu, Latif Auto Mobile Sendirian Berhad parner Kaliman di Kuala Lumpur) menghubungi Kementerian Dalam Negeri Malaysia, yang mengawasi impor barang cetakan. Dari instansi tersebut ternyata muncul keputusan mengejutkan. Terhitung mulai 11 September, Usaha Express tidak diperbolehkan lagi memasukkan koran dan majalah ke Malaysia. Alasannya, menurut pembantu TEMPO di Malaysia, Ilham Ahmad, Kementerian Dalam Negeri khawatir koran Indonesia tersebut akan melindas koran lokal (Malaysia). Suara semacam itu juga pernah dilontarkan kalangan pers setempat. Kaliman, tentu saja, menganggap alasan semacam itu kurang kuat. Jumlah 500 eks. dianggapnya terlalu kecil untuk bisa menyaingi koran setempat. Tapi Kementerian Dalam Negeri menganggap koran dan majalah Indonesia tersebut kelak merupakan saingan berat pers setempat yang menggunakan bahasa Malaysia. Utusan Malaysa (200 ribu) dan Benta lanan (125 ribu) merupakan dua koran utama di Kuala Lumpur, yang bersaing ketat. Kekhawatiran kementerian itu semakin tebal tatkala Latif Auto Mobile meminta izin tambahan memasukkan 2.000 eks. Permohonan tersebut ternyata ditolak, bahkan Latif Auto Mobile tidak diperkenankan mengimpor lagi barang cetakan itu. Tapi Zainudin Abdul Majid, pimpinan perusahaan tersebut, masih belum jera. Kini dia mengajukan permohonan mengimpor majalah Indonesia saja--jika dianggap koran mengancan kelangsungan hidup koran Malaysia. Sementara Kuala Lumpur belum-membeli jawaban, Usaha Express memperoleh berita gembira. Pemerintah Kerajaan Brunei mengizinkannya memasukkan koran dan majalah Indonesia ke sana. Dan pertengahan bulan ini, Kaliman akan terbang ke Kuala Lumpur. Jika pejabat di Kementerian Dalam Negeri tetap tak memberinya izin, maka pelanggan di Malaysia akan kembali mendapat koran dan majalah Indonesia lewat Singapura, yang lebih mahal dan juga sering lambat tiba. Tapi apa boleh buat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus