Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Okupansi Hotel Membaik Berkat Tertib Protokol

Rata-rata tingkat hunian hotel di Kota Bogor mendekati angka 70 persen pada November lalu.

3 Desember 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Okupansi Hotel Membaik Berkat Tertib Protokol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Rata-rata tingkat hunian hotel di Kota Bogor mendekati angka 70 persen pada November lalu.

  • Pada awal pandemi Covid-19, tingkat hunian hotel di Kota Bogor mencapai titik terendah, nyaris menyentuh nol persen.

  • Penerapan protokol kesehatan dinilai menjadi langkah terbaik untuk memberikan pelayanan yang aman bagi konsumen.

BOGOR – Bisnis perhotelan di Kota Bogor kembali menggeliat. Hingga November lalu, berdasarkan data Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bogor Raya, rata-rata tingkat hunian hotel di kota itu mendekati angka 70 persen. “November ini bisa disebut sudah mendekati kondisi terbaik,” kata Ketua Umum IHGMA Chapter Bogor Raya, Eka Gartika, pekan lalu.

Menurut Eka, sebelum muncul pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), rata-rata tingkat okupansi hotel di Kota Bogor berada di angka 70,5 persen. Bahkan pada Oktober-Desember 2019 di atas 80 persen. Tapi, setelah ada pendemi, angkanya merosot drastis. "Saat itu, rata-rata hotel di Kota Bogor menutup operasionalnya karena memang tidak ada tamu,” kata Eka. “Ini kondisi terburuk yang pernah kami alami."

General Manager Bogor Valley Hotel sekaligus Sekretaris Jenderal Pusat IHGMA, Bustamar Koto, mengatakan situasi wabah global ini sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya. Namun, meski pengusaha hotel di Kota Bogor telah menyiapkan langkah antisipasi, tetap saja pandemi memberi pukulan berat. “Saat itu owner sempat meminta (hotel) ditutup. Tapi saya katakan,  justru kalau hotel ditutup, kita akan kehilangan semuanya,” kata dia, kemarin.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga bulan pertama setelah pandemi muncul, kata Bustamar, hotelnya bertahan sekuat tenaga. Berbagai langkah efisiensi pun diterapkan. Bahkan gaji karyawan dikurangi agar operasional bisa tetap berjalan.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada pertengahan Juni lalu, secercah harapan muncul. Pemerintah saat itu mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar. Secara perlahan, kunjungan tamu ke hotel mulai meningkat. “Bisa saya katakan, Juni, Juli, dan Agustus, tingkat keterisian hotel di Bogor adalah yang paling baik dibanding wilayah lain,” kata Bustamar.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, mengatakan membaiknya bisnis perhotelan di Kota Hujan tidak tidak lepas dari pelbagai upaya yang dilakukan manajemen hotel dan asosiasi. Selain memberikan penawaran yang menarik bagi tamu, penerapan protokol kesehatan yang apik menjadi salah satu kuncinya. “Kami wajib memiliki sertifikasi cleanliness, health, safety, and environment (CHSE),” kata Yuno.

Sertifikasi CHSE ini menjadi wujud komitmen pengelola hotel dalam memperbaiki pelayanan di tengah pandemi Covid-19. Syarat utama untuk mendapatkan sertifikat ini adalah manajemen harus bisa mengadaptasi pola kebiasaan baru. “Jadi, pengelola bukan hanya menyediakan fasilitas protokol kesehatan, tapi juga harus memastikan fasilitas itu ada dan siap digunakan,” kata Yuno.

Setelah pengelola hotel menerapkan CHSE, tingkat kepercayaan publik semakin tumbuh. Tidak mengherankan jika tingkat hunian hotel secara perlahan mulai naik. "Pada situasi pandemi ini, menerapkan protokol CHSE merupakan langkah terbaik untuk memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi customer," kata Yuno .

Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, meluncurkan program sertifikasi CHSE untuk seluruh industri pariwisata di Indonesia. Sertifikasi tersebut diyakini bisa menjadi penjamin soal kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan bagi industri pariwisata.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan pemerintah pusat telah memberikan bantuan kepada setiap daerah, termasuk Kota Bogor, guna menggerakkan kembali industri pariwisata. Bantuan itu secara khusus akan digunakan untuk mendukung penerapan protokol kesehatan di sektor pariwisata. “Upaya yang dilakukan pemerintah dimaksudkan agar jangan sampai semua terpuruk, roda ekonomi dijaga dan diseimbangkan dengan kesehatan,” katanya kepada peserta Bimbingan Teknis Pedoman Pengawasan Pelaksanaan CHSE di Hotel Padjadjaran Suites BNR, kemarin.

Bimbingan teknis itu, antara lain, diikuti oleh lurah, camat, pejabat struktural, dan kepala UPTD puskesmas. "Program CHSE merupakan salah satu strategi menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Bogor, M. Taufik.

M.A MURTADHO | SUSENO


Okupansi Hotel Membaik Berkat Tertib Protokol

 

 

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus