CEKOSLOVAKIA melahirkan, antara lain, Martina Navratilova dan Ivan Lendl, tapi Amerika yang menikmati kejayaan mereka. Ceko, negeri sosialis di Eropa Timur itu, memang dikenal sebagai gudang petenis berbakat besar, yang baru benar-benar jadi besar setelah keluar, "menyeberang" istilah populernya, ke Amerika Serikat. Tampaknya, Negeri Tirai Besi itu menetapkan sejumlah aturan hingga seorang petenis tak begitu bebas membina kariernya. Dan Amerika, negeri segala bangsa kata orang, dengan jadwal kompetisi yang ketat, dianggap ladang yang subur. Ivan Lendl adalah contoh yang baik. Sudah mengayun raket tenis sejak usia tiga tahun, Lendl, kini 27 tahun, bertahun-tahun memimpikan gelar dari turnamen grand-slam. Selama menetap di Ceko, cita-cita itu tak pernah tercapai. Lendl, dengan berbagai jalan, di antaranya bermain di Afrika Selatan yang sangat tak disetuiui tanah airnva, akhirnya menetap di Connecticut, AS, sejak 1981. Itulah awal menanjaknya prestasi Lendl. Salah satu prestasi terbaiknya, menjuarai Prancis Terbuka di tahun 1984 setelah menaklukkan John McEnroe, si urakan dari New York, AS, itu. Impiannya, menjadi juara di Wimbledon, dua pekan lalu kandas di tangan Pat Cash. Tapi Ceko tak hanya punya Ivan Lendl dan Martina Navratilova. Masih ada si cantik Hana Mandlikova, 25 tahun, juara Prancis Terbuka dan finalis Wimbledon 1981. Dilahirkan di Praha, ibu kota Ceko Hana memulai kariernya di klub Sparta, salah satu klub terkenal di Ceko. Agaknya, masuknya tenis dalam kurikulum sekolah dasar di Ceko merupakan kunci sukses itu. Buktinya, selain Martina, Lendl, dan Hana, masih ada sederet nama petenis asal Ceko yang kini masih malang melintang di berbagai tumamen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini