BUPATI Kabupaten Tabanan I Wayan Staat Dharmanaba sudah bertekad
untuk memproklamirkan kota Tabanan sebagai kota pahlawan.
Alasannya memang masuk akal. Walau dalam sejarah kota ini tidak
bergelimang darah seperti Surabaya misalnya, tetapi Tabanan
punya andil besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan,
khususnya dalam membantu pasukan Ngurah Rai sebelum perang
Puputan Margarana. Tabanan memang satu-satunya kota di Bali yang
punya Taman Makam Pahlawan cukup besar untuk tempat
upacara-upacara. Adanya Taman Makam Pahlawan "Pancaka Tirtha"
inilah yang dijadikan dalih, bahwa Tabanan sebagai kota yang
berkembang pesat harus mendapat predikat baru: kota pahlawan.
Agar predikat itu tambah mantap, Bupati Staat Dhamanaba gigih
memperjuangkan dana untuk memperindah taman pahlawan. Tidak
sia-sia. Sejumlah uang mengalir untuk taman "Pancaka Tirtha"
itu. Dari Menteri Sosial Rp 5 juta. Dari Presiden Rp 7,5 juta.
Kabupaten Badung memberi sumbangan Rp 2 juta sedang dari Pemda
Tabanan sendiri keluar duit Rp 3,8 juta.
Dengan uang Rp 18,3 juta taman pahlawan dipersolek. Pintu
gerbang lama, yang sama sekali tidak memberi kesan Bali,
dihancurkan. Diganti dengan candi bentar, itu bangunan yang dulu
cuma dipakai untuk pura, dan sekarang nampaknya dipakai di mana
saja untuk simbol Bali, walau misalnya tokoh-tokoh agama Hindu
pernah protes. Pagar keliling yang semula dari kembang-kembang,
juga diganti dengan pagar khas Bali lengkap dengan
ukiran-ukiran. Bukan itu saja, sejumlah kolam dibuat, bukan
tempat berenang tapi untuk ikan hias dan bunga tunjung
warna-warni. Yang lebih penting agaknya sebuah patung raksasa
yang mencoba melukiskan sebuah kisah perjuangan. Lalu jalan di
muka makam akan diperkeras, diharapkan sebelum 17 Agustus nanti
rampung.
Seperti Denpasar
Taman pahlawan yang nantinya berfungsi pula untuk tempat
rekreasi dan mungkin banyak dikunjungi muda mudi untuk bercinta
ini, terletak di selelah timur kota. Dalam master plan yang
disyahkan DPRD Tabanan, bagian timur kota ini adalah pusat
pemerintahan, pendidikan, rumah-rumah pegawai, dan taman-taman
untuk rekreasi. Jadi pemugaran taman pahlawan secara
besar-besaran tepat pula dari segi program pembangunan kota.
Namun sesungguhnya, yang mendesak untuk dikerjakan agar Tabanan
menjadi kota yang semarak adalah di bagian jantungnya. Bupati
Tabanan Staat Dharmanaba dalam percakapan khusus dengan Putu
Setia dari TEMPO mengakui jantung kota dalam keadaan semrawut.
Lalu lintas demikian ramainya sementara jalur jalan miskin.
"Apalagi sepanjang jalan dipakai tempat parkir", tambah Bupati.
Angka kecelakaan menunjukkan sangat tinggi di kota ini, nomor
dua setelah Denpasar. Yang dirisaukan Bupati adalah usulnya
untuk membuat jalan baru dari Kediri tembus Pesiapan sehingga
lalu lintas Denpasar - Gilimanuk tidak harus singgah di jantung
kota.
Analisa Bupati begini. Dalam peningkatan jalan Denpasar -
Cilimanuk, banyak bangunan dalam kota yang mesti digusur dan
biaya ganti rugi amat besar. Jika dalam rangka peningkatan jalan
Denpasar - Gilimanuk ini dibuat jalur baru antara Kediri -
Pesiapan yang tidak menembus kota, biayanya sama saja dengan
ongkosganti rugi plus pelebaran jalan dari rencana semula yang
mengikuti jalur lama. Dengan jalan tembus, kepadatan kota
berkurang, bangunan toko bertingkat yang baru saja rampung tidak
harus dibongkar lai, kota satelit Kediri idi timur) dan Pesipan
(di barat) berkembang.
Usul yang nampaknya disesuaikan dengan master plan kota Tabanan
ini diterima Gubernur Bali. Tetapi pemerintah Pusat cq
Direktorat Jenderal Bina Marga Dep. PUTL belum memberi
keputusan. Tapi sementara itu patok merah pertanda pelebaran
jalan sudah muncul di dalam kota. Boleh jadi patok merah itu
adalah jawaban, bahwa usur bupati tidak disetujui pusat.
Karena itu bupati mengambil langkah lain. Setasiun bus dibangun
di Pesiapan dengan dana Inpres dan akan selesai Mei mendatang.
Stasiun dalam kota dihentikan diganti dengan tempat parkir
sepeda motor. Setelah keruwetan lalu lintas berangsur pudar,
baru Pemda Tabanan bermaksud menata kota ke arah utara, di
sekitar Gedung Kesenian Mario. "Di sekitar ini semua bangunan
bergaya arsitektur Bali", Ketua DPRD Anom Abadi menambahkan.
Tapi, katanya pula, jika kota Tabanan terlambat dibenahi akan
semrawut seperti Denpasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini