Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) berfokus menambah jaringan dalam rencana kerja perusahaan tahun depan. Hal itu untuk mencapai target 82 persen cakupan air bersih di Ibu Kota. Saat ini baru 63 persen wilayah yang teraliri air. "Menambah air dan memperpanjang pipa harus terus kami lakukan," kata Direktur Utama PAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo, kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, peningkatan layanan air bersih tidak bisa menunggu berakhirnya kontrak kerja sama PAM Jaya dengan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta pada 2023. Terlebih, setelah privatisasi air selesai, semua infrastruktur air perpipaan akan kembali kepada perusahaan daerah itu. "Karena itu, harus dilakukan percepatan," ujar Hernowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Februari lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil alih pengelolaan air dari Palyja dan Aetra melalui langkah perdata. Sebelumnya, Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum memberikan sejumlah opsi untuk pengambilalihan pengelolaan air Jakarta, antara lain membiarkan privatisasi selesai hingga 2023 dan pemutusan kontrak kerja sama. Namun hingga saat ini PAM Jaya belum memutuskan langkah yang ditempuh untuk mengakhiri penswastaan air Jakarta.
Data PAM Jaya menyebutkan, jika program reinforcement dan extension jaringan transmisi serta distribusi rampung, 15 ribu rumah tangga di Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat, akan terjangkau air bersih. Sedangkan program optimalisasi suplai DCR4 dan Cikokol untuk area Cengkareng dan Pegadungan dapat mengairi seribuan rumah tangga.
Selain menambah jaringan pipa, Hernowo melanjutkan, PAM Jaya akan membangun kios air dan menyebar mobil tangki di permukiman kelas bawah yang belum masuk jaringan pipa perusahaan. Perusahaan daerah itu mengusulkan anggaran penyertaan modal Rp 15 miliar untuk program tersebut.
Penyertaan modal daerah Rp 30 miliar juga diperlukan untuk program relokasi pipa akibat terkena proyek infrastruktur seperti mass rapid transit. "Relokasi harus kami lakukan agar layanan air bersih tidak terganggu," kata Hernowo.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menilai pemangkasan penyertaan modal untuk PAM Jaya, dari Rp 1,77 triliun menjadi Rp 1,07 triliun, tidak akan mengganggu program perluasan layanan air bersih PAM Jaya. Sebab, kata Manuara Siahaan, anggota Komisi Perekonomian DPRD DKI, anggaran yang dicoret itu adalah pembangunan pipa distribusi sistem penyediaan air minum Jatiluhur yang baru akan rampung pada 2021.
IMAM HAMDI | GANGSAR PARIKESIT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo