SABIRIN, Rusdi, dan Jayus merangkak tertatih-tatih naik dari kolam. Siang itu badan mereka berlepotan lumpur. Pamong desa ini baru dihajar enam sopir Colt. Selain itu, dua pamong lainnya, Ngariman dan Parjono, tak luput dari sasaran bogem mentah bergajul itu. Lima pamong Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, ini memang tak menduga akan tertimpa musibah itu. Ketika mereka baru selesai kerja bakti, pertengahan bulan lalu, tanpa ba-bi bu enam pemuda yang melintas di depannya langsung menghajar. Bogem mentah tak terelakkan oleh pamong desa ini. Semuanya serba cepat. Malah Sabirin, Rusdi, dan Jayus dilempar oleh pemuda itu ke kolam yang berlumpur. "Kami tak tahu apa salah kami," ujar Jayus dengan nada bengong pada Bandelan Amarudin dari TEMPO. Menurut sumber di kepolisian, kejadian di depan pasar Nambuhan yang membuat malu aparat desa itu karena dendam. Siswoyo dipermalukan karena gagal mengawini Siswati. Padahal, ketika itu hajatan sudah berlangsung, dan undangan sudah berdatangan. Siswoyo dan Siswati, yang keduanya penduduk Desa Nambuhan, hendak melangsungkan hajatan di Desa Kuripan. Di tempat paman Siswati. Gagalnya perkawinan itu karena Siswoyo menggunakan surat keterangan dari Desa Kuripan. Perbuatannya ini tercium Jayus, lalu dilaporkan ke Kepala Desa Nambuhan. Gagal kawin, Siswoyo menghimpun "gang"-nya. Lalu terjadilah penganiayaan di depan pasar itu. "Kami mengharap, kejadian ini dapat ditangani sampai tuntas. Kalau tidak, di mana kewibawaan pamong desa," ujar Suwito, Kepala Desa Nambuhan. Gatot Triyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini