Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Para jagal ngotot

Dinas peternakan cakranegara, lombok barat, berselisih tentang waktu pemotongan hewan dengan para jagal. dinas setempat menetapkan waktu pemotongan sore hari para jagal ngotot memotong pagi hari. (kt)

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA jagal alias pemotong hewan di Cakranegara, Lombok Barat, akhirnya punya kesempatan memuntahkan kejengkelan hatinya perihal penjagalan hewan di sana. Ini terjadi tatkala 22 mahasiswa Kedokteran Hewan tingkat akhir dan 5 dosen IPB mengadakan "tinjau lapangan" ke rumah jagal di Majeluk, Cakranegara, minggu terakhir Desember kemarin. Adu urat leher pun tak terhindarkan. Maklum ir. Lalu Wijaya dari Dinas Peternakan setempat, selain harus menghormati para tamu yang berkeliling NTB atas biaya sendiri dan bantuan Bina Graha serta Departemen Pertanian, juga harus membiarkan para calon dokter hewan itu tahu keadaan penjagalan yang sebenarnya. Adapun pangkal kemangkelan hati para jagal itu bermula pada peraturan Dinas Peternakan Lombok Barat. Aturan ini mengharuskan pemotongan hewan di sore hari dan penjualan dagingnya pada keesokan harinya. Padahal kebiasaan para jagal selama ini melakukan pemotongan di pagi hari dan langsung dilempar ke pasar. Tentu saja kedua belah pihak punya alasan sendiri-sendiri. "Kami pedu daging yang masih segar buat dibawa ke pasar", kata para jagal. Sebab daging yang sudah layu orang tak mau membelinya. Dikira daging berasal dari sapi sakit, atau mengandung penyakit. Dan paling penting menurut mereka, "daging yang masih segar beratnya akan tetap dibandingkan yang sudah layu. Karena daging segar masih mengandung air di dalamnya". "Pemotongan harus di sore hari", tukas pihak Dinas Peternakan memantapkan keputusannya. Dan alasan ilmiah pun diluncurkan. Setelah dipotong sore hari daging harus digantung sampai besok paginya. Maksudnya agar airnya menetes sebanyak-banyaknya. Sebab daging yang sudah habis airnya, akan lama membusuk. Memang akan tampak layu. Dan sudah tentu beratnya pun berkurang. Alasan ini sulit masuk fikiran para jagal. "Jalan tengah bagaimana? Dilakukan tengah malam", potong para jagal. Jawab Dinas: "Sulit melakukan pemeriksaan. Dan penerangan listrik belum ada". Dan ini benar. Sebab rumah jagal di Majeluk itu memang baru direncanakan selesai akhir Januari 1976. Akhirnya Ir. Lalu Wijaya bilang: "Tetap sore hari. Tapi sementara rumah potong belum selesai, boleh pagi hari". Dan peraturan Dinas pun harus terus berlaku untuk mencegah persaingan tak sehat dan memudahkan hubungan dengan para jagal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus