Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Partai Antek dan Dagangan Orde Baru-nya

Partai Karya Peduli Bangsa menjual Soeharto dan "madu-madu" Orde Baru dalam kampanye. Adakah partai dengan dana besar ini mengembalikan orde yang banyak dinilai telah gagal itu?

22 Maret 2004 | 00.00 WIB

Partai Antek dan Dagangan Orde Baru-nya
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

PANGGUNG kampanye, massa yang riuh-rendah, pembicara dengan voltase tinggi adalah tempat lahirnya kata-kata kontroversial. Kombinasi suasana itu juga yang terjadi di Gedung Graha Vidi di Yogyakarta, Minggu pekan lalu, ketika Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) mengadakan kampanye tertutup. Gedung itu memang hanya terisi separuh, tapi ratusan orang terus berteriak memberikan semangat kepada tokoh di panggung yang bicara dengan lantang dan sangat percaya diri. R. Hartono, ketua umum partai berlambang bintang dan padi kapas dalam bingkai segi lima itu, sejak menjabat Kepala Staf Angkatan Darat dulu selalu menyimpan kejutan-kejutan dalam bicaranya. Kali ini pun Hartono menyiapkan kejutan itu. Setelah memuji bekas bosnya, yaitu Presiden Soeharto, ia berkata dengan sangat jelas:"Kalau kalian merasa sebagai orang Yogya dan bangga menjadi orang Yogya, marilah jadi antek Soeharto." Massa gegap-gempita. Sebagian memekikkan "Hidup Mbak Tutut" berkali-kali, menyambut putri Soeharto yang "berduet" dengan Hartono hari itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus