Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecil itu tak hanya indah, tapi juga besar dan bisa memuat banyak. Makna kata-kata itu baru dipahami Rendy Octovin setelah pekan lalu ia membeli sebuah USB flash drive. Berkat benda seukuran jempol itu, Rendy tak lagi repot membawa CD-ROM (cakram data) saat harus melakukan presentasi di hadapan klien. Cukup tancapkan USB flash drive yang dia simpan di saku ke colokan USB di komputer, voilaaa..., seluruh data presentasi segera tampil di layar. "Urusan presentasi kini jauh lebih gampang," kata wanita ramping yang bekerja sebagai senior account executive sebuah biro iklan di Jakarta Selatan ini. "Tak perlu bawa lagi CD-ROM yang ukurannya besar, apalagi disket yang sudah kuno."
Pelan tapi pasti, kepopuleran CD-ROM (compact disc, read only memory) sebagai media penyimpan data memang mulai luntur. Bentuknya yang lumayan besar membuatnya sangat tidak praktis. Tergores sedikit, data pun lenyap tak terbaca. Apalagi tak semua pemilik komputer punya alat pemutarnya. Pendek kata, disandingkan dengan USB flash drive, CD-ROM tiba-tiba begitu kuno dan merepotkan.
Betapa praktisnya USB flash drive juga dirasakan Basuki Suhardiman, Kepala Computer Network Research Group Institut Teknologi Bandung. Setiap kali dia ke kantor, di sakunya pasti terselip benda mungil itu. Apalagi sejak dia menjadi kepala penasihat teknologi informasi bagi Komisi Pemilihan Umum. "Inilah lemari saya. Data-data tersimpan di sini," kata Basuki sambil menunjukkan flash drive biru miliknya. Jadi, kapan pun bos KPU membutuhkan data, bahkan yang berukuran ratusan megabyte sekalipun, Basuki tinggal mencolokkan flash drive-nya ke port USB komputer atau laptop.
Kehadiran flash drive, kata pakar telematika Universitas Gadjah Mada, Roy Suryo, kepada Koran Tempo, memang solusi cespleng bagi masalah lama: sulitnya mencari media penyimpanan data digital yang betul-betul praktis. Memang ada disket yang juga mungil, tapi kapasitas simpan datanya sangat kecil. Lalu ada CD-ROM dan para sepupunya, CD-RW, DVD-ROM, dan DVD-RW. Daya tampung data media berbentuk piringan ini memang lumayan besar, tapi pemakaiannya lumayan ribet. Bayangkan, untuk menyimpan data ke piringan cakram ini, kita harus punya pemutar CD yang bisa merekam (CD-RW). Proses perekaman pun dijamin tak akan mudah bagi pengguna awam komputer.
Di Indonesia kini beredar beragam flash drive. Ada yang berukuran 64 megabyte (MB)satu disket biasa mampu menyimpan 1,4 MB data128 MB, 256 MB, 512 MB, bahkan sampai 2 gigabyte (GB), tiga kali lipat kapasitas CD-ROM. Harganya, untuk yang 128 MB, sekitar Rp 300 ribu-Rp 400 ribu. Julukannya juga aneka rupa. Ada yang menamainya thumb drive (karena besarnya sejempol), pen drive (karena berbentuk mirip pena), ada juga yang menyebutnya flash disk. Jangan bingung, itu semua cuma nama dagang. Sejatinya mereka semua satu keturunan, yakni sama-sama flash drive.
Demam flash drive ini menjadi pertanda bahwa era baru penyimpanan data memang telah tiba: ukuran makin mungil, kapasitas makin besar. Selain flash drive, kini ada beberapa media penyimpanan yang berebut populer. Penantang CD-ROM itu antara lain memory stick, kartu SD, compact flash, dan DVD dual layer.
Kartu SD, misalnya, berukuran cuma seruas jari, tapi kapasitasnya bisa hingga 1 GB atau 1.000 MB. Kartu ini diproduksi SanDisk dan banyak dipakai untuk media penyimpanan pada kamera digital, komputer genggam (PDA), telepon seluler, dan pemutar lagu MP3.
Berukuran mini tapi berkemampuan maksi inilah yang memikat banyak orang, tak terkecuali Boy Avianto, mantan desainer web Agrakom, perusahaan pemilik situs berita Detik.com. Alumni arsitektur ITB yang sedang belajar di International School of New Media di Lubeck, Jerman, itu selalu menyimpan foto-foto jepretannya dalam bentuk SD. "Agar bisa saya pamerkan ke teman-teman lewat PDA," kata pemilik PDA jenis Palm Tungsten T2 itu. Begitu populernya media mini itu, penjual gambar porno pun sekarang beralih dari CD-ROM ke SD!
Pesaing berat ukuran mini kartu SD ini adalah memory stick. Bentuknya mirip karcis peron stasiun kereta api. Ukurannya, 5 x 2,8 sentimeter persegi, tapi mampu memuat data hingga 2 GB. Peranti-peranti digital terbaru Sonydari televisi, handycam, PDA, hingga laptopselalu menyediakan slot untuk membaca memory stick ini. Dengan cara ini, pertukaran data dari berbagai peranti itu bisa supergampang.
Sukses mengembangkan memory stick, Sony bulan ini merilis temuan baru, yakni digital versatile disc (DVD) dengan dua lapisan data. Dengan temuan baru ini, data yang bisa dijejalkan ke cakram DVD bisa sampai 8,5 GB, hampir dua kali lipat DVD biasa. Kalau DVD baru ini dipakai untuk menyimpan lagu MP3, di dalamnya bisa tersimpan 2.000 judul lagu, yang baru habis didengarkan setelah disetel seminggu penuh tanpa jeda. Hebatnya lagi, DVD jenis ini bisa dibaca dengan pemutar DVD biasa.
Dengan sederet revolusi digital itu, CD-ROM memang bakal tersingkir. "CD bisa jadi sejarah dalam lima tahun ini," kata seorang peneliti dari Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat, kepada Nature. Nasibnya mungkin tak jauh berbeda dengan disket, yang mulai menjadi fosil di dunia komputer dan sebentar lagi bakal masuk daftar koleksi di museum teknologi.
Burhan Sholihin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo