Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pasang-Surut Mimpi NII

20 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Panji Gumilang dan Pesantren Al-Zaytun adalah mimpi mutakhir pendirian negara berbasis syariat. Berakar jauh ke Kartosoewirjo, mimpi ini bercampur dengan kepentingan politik dan ekonomi. Agen-agen intelijen ikut menentukan pasang-surut kepentingan aktivis kelompok itu.

21 April 1971
Pertemuan Situaksan, reuni sekitar 3.000 mantan anggota Negara Islam Indonesia, digelar tiga hari di rumah Danu Muhammad Hasan di Bandung. Dihelat menjelang Pemilihan Umum 1971. Perwira Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), Pitut Soeharto, mengajak peserta mendukung Sekretariat Bersama Golkar.

1975
Bakin menangkap tokoh Darul Islam, Abdul Fatah Wiranagapati dan Syamsudin Marzuki, pada Oktober 1975.

1977
Menjelang pemilu, aktivis DI/TII dan Komando Jihad ditangkapi. Ketika itu, Partai Persatuan Pembangunan sedang gencar mendekati tokoh-tokoh organisasi ini.

1999
Ma'had Al-Zaytun diresmikan Presiden B.J. Habibie. Pemimpin pesantren mewajibkan santri memilih Golkar.

2000
Banyak laporan orang hilang yang diduga direkrut NII.

2004
Pada pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, semua penghuni Al-Zaytun memilih Partai Karya Peduli Bangsa pimpinan R. Hartono dan Siti Hardijanti alias Tutut. Pada pemilihan presiden, sekitar 13 ribu penghuni memilih pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.

2007
Marak lagi laporan kehilangan keluarga. Perempuan-perempuan muda diduga menjadi korban perekrutan NII KW 9 dan sempalannya.

2008
Badan Intelijen Negara dan Markas Besar Kepolisian RI mempersiapkan operasi penggerebekan NII KW 9 di Jakarta dan Bandung dengan sasaran Al-Zaytun. Operasi hanya berhasil menangkap aktivis NII KW 9 di Bandung.

2009
Pada pemilihan umum presiden, semua warga Al-Zaytun memilih pasangan Jusuf Kalla-Wiranto.

April 2011
NII KW 9 kembali jadi sasaran kecurigaan setelah hilangnya Laila Febriani. Setelah ditemukan, ia mengatakan menjalani proses cuci otak.

Mei 2011
Polisi menggerebek rumah yang diduga markas NII di Ungaran, Jawa Tengah. Lima orang ditangkap, diduga bagian dari jaringan NII wilayah Jawa Tengah.

Lahirnya NII KW 9

1920-an sampai 1939
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo bergabung dengan Syarikat Islam, yang bercita-cita menegakkan syariat Islam. Muncul gagasan mendirikan negara Islam.

17 Januari 1948
Perjanjian Renville membatasi wilayah Republik Indonesia hanya di Yogyakarta. Kartosoewirjo membangun kekuatan melawan Belanda di wilayah Jawa Barat dengan membentuk Sabilillah dan Hizbullah. Ia menolak bergabung dengan Divisi Siliwangi yang mundur ke Jawa Tengah.

7 Agustus 1949
Kartosoewirjo memproklamasikan Negara Islam Indonesia yang dikenal sebagai Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, dengan tujuh komandemen wilayah. Sejak itu, ia menggelar perang gerilya melawan tentara nasional.

4 Juni 1962
Kartosoewirjo ditangkap.

6 Juni 1962
Keluar maklumat penghentian tembak-menembak. Panglima Kodam Siliwangi Ibrahim Adjie meminta anggota DI/TII melapor ke pos TNI terdekat.

5 September 1962
Kartosoewirjo dihukum mati di Kepulauan Seribu.

1 Agustus 1962
Sebanyak 32 tokoh elite DI/TII menyatakan ikrar kesetiaan kepada RI, di antaranya Adah Djaelani, Danu Muhammad Hasan, Tahmid Rahmat Basuki, Dodo Muhammad Darda, Ateng Djaelani, dan Djaja Sudjadi. Danu direkrut menjadi anggota staf Bakin. Ateng diberi perusahaan penyalur minyak di Bandung.

1968-1972
Ideologi NII terbagi dua. Djaja Sudjadi mengajak meninggalkan perjuangan bersenjata. Aceng Kurnia menggalang perang memperjuangkan syariat Islam.

September 1973
Pertemuan Mahoni: DI/TII dari tiga wilayah besar, yaitu Jawa, Aceh-Sumatera, dan Sulawesi, menyepakati kerja sama melanjutkan perjuangan DI/TII melalui jihad fisabilillah. Pertemuan yang digagas Aceng Kurnia berlangsung di Jalan Mahoni, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Akhir 1974
Lanjutan pertemuan Mahoni di Sigli, Aceh. Imam DI Teungku Daud Beureueh meminta kader DI mempersiapkan diri melaksanakan perang.

Awal 1975
Tokoh DI Medan yang dekat dengan Teungku Daud Beureueh, Gaos Taufik, mempersiapkan pelatihan militer di Jakarta. Salah satunya kursus membuat bom di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sedangkan Danu Muhammad Hasan dan kawan-kawan melakukan propaganda isu kristenisasi dan komunis agar umat Islam siap berjihad.

Akhir 1975
Maklumat NII Nomor 11: Teungku Daud Beureueh sebagai pemimpin Komando Perang Seluruh Indonesia. Perekrutan anggota baru berfokus di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dipimpin Haji Ismail Pranoto, Dodo Muhammad Darda, dan Tahmid Rahmat Basuki.

Maret 1976
Gaos Taufik membentuk organisasi jihad. Pada Juni, mereka merampok perkebunan karet di Marbau Selatan, Sumatera Utara, menggasak duit Rp 250 ribu untuk membiayai gerakan.

Agustus 1976
Kelompok Gaos Taufik meneror Rumah Sakit Immanuel (Bukittinggi), Gereja Methodist (Medan), Perguruan Budi Murni (Medan), dan Masjid Nurul Iman (Padang).

Januari-Juni 1977
Aparat menangkap Gaos Taufik dan anak buahnya. Kelompok ini dinamai Komando Jihad. Pencidukan kelompok Gaos diikuti penangkapan tokoh DI seperti Danu Muhammad Hasan, Dodo Muhammad Darda, dan Ateng Djaelani.

1978
Teungku Daud Beureueh menjadi tahanan rumah. Adah Djaelani menggantikan Daud dan membentuk Komandemen Wilayah 8 (Lampung) dan 9 (Jakarta, Tangerang, Banten, dan Bekasi). Jabatan pemimpin pertama KW 9 diserahkan kepada Seno alias Basyar, mantan Panglima IV Divisi II Jawa Tengah Bagian Semarang.

1979
Pemimpin KW 9, Seno, tertangkap berbarengan dengan pembersihan Komando Jihad oleh aparat. Posisinya ditempati Abu Karim Hasan. Dia paling berpengaruh dalam pembentukan doktrin yang digunakan KW 9 sampai kini. Dia menempatkan negara sama dengan Allah. Artinya, di luar negara Islam tidak ada ibadah.

1980
Diputuskan, dana hasil perampokan tak hanya untuk kepentingan jemaah, tapi juga buat membiayai kehidupan pribadi para petinggi. Pada Mei, pasukan khusus merampok Rp 20 juta di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ciamis.

Oktober 1980
Tim Polisi Satuan Operasi Sapu Jagat menggerebek markas pasukan khusus di Garut. Terjadi baku tembak yang menewaskan tokoh pasukan khusus.

November 1980
Petinggi DI hijrah ke Jakarta dan mengubah struktur organisasi menjadi menyerupai perusahaan. Jabatan imam diganti menjadi direksi.

1981
Adah Djaelani diciduk aparat. Kepemimpinan diambil oleh Jemaah Darul Islam.

1982
Abdul Salam alias Abu Ma'ariq alias Nur Alamsyah alias Abu Toto terbang ke Malaysia karena dikejar aparat. Kurang-lebih tiga tahun di Malaysia, Abu Toto kembali ke KW 9 dan ditempatkan di departemen sipil.

Januari 1983
Aktivis DI dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah berkumpul di Solo. Mereka sepakat mengangkat Syahirul Alam menjadi imam. Terpilihnya Syahirul menandai berakhirnya dominasi orang Jawa Barat.

Februari 1983
Syahirul Alam merancang penggulingan Orde Baru. Mereka menyusun rencana pembunuhan Soeharto pada peresmian Candi Borobudur, tapi gagal.

1991
Penangkapan besar-besaran aktivis DI di Tangerang, Banten.

1992
Abu Karim Hasan wafat dan digantikan Abu Toto.

1993
Abu Toto membuat beberapa maklumat yang disebut Qoror, berisi kewajiban pengumpulan dana demi membangun negara.

1998
NII terpecah menjadi beberapa faksi, di antaranya pertemuan lintas faksi yang membatalkan keimaman Abu Toto. Pertemuan ini memutuskan rantai struktur dan perjuangan NII dengan Adah Djaelani dan Abu Toto.

Sumber Pundi

  1. Nafaqah Daulah atau Infaq: Jumlah bervariasi, tergantung kemampuan anggota, mulai Rp 50 ribu per orang.
  2. Harakah Idihor: Tabungan harian mulai Rp 6.000 sampai Rp 15 ribu per orang.
  3. Harakah Qirad (Obligasi Negara): Patokan kurs emas, dicicil negara tiap bulan.
  4. Harakah Ramadan: Rp 50 ribu/tahun/orang, batas waktu bayar akhir Ramadan.
  5. Harakah Qurban: Rp 150 ribu per orang, batas waktu bayar 9 Zulhijah.
  6. Aqiqah: Kelahiran anak laki-laki (Rp 300 ribu), anak perempuan (Rp 150 ribu).
  7. Shadaqah Khas (Khusus) atau Pendanaan Strategis: Rp 225 ribu/orang/tahun.
  8. Shadaqah Munakahat (Pernikahan): Minimal Rp 300 ribu/mempelai.
  9. Shadaqah Musyahadatul Hijrah (Prosesi Baiat): Jumlah bervariasi, mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah per calon warga NII KW 9.
  10. Shadaqah Tartib Mas'ul (Pelantikan Aparat): Untuk setiap pelantikan, jumlahnya bervariasi.
  11. Shadaqah Mahkamah wa Tahkim: Denda/kifarat dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per peserta sidang mahkamah.
  12. Shadaqah Isti'zan (Izin Keluar Wilayah): Jumlah dilampirkan pada surat keluar wilayah.
  13. Pos Tabungan Pendidikan Anak: Rp 5.000/bulan/anak.

Harta Al-Zaytun

A. Periode 1997-1999, perolehan 9 pos keuangan negara di wilayah Jakarta Raya mencapai Rp 9 miliar per bulan, disetorkan ke rekening Bank CIC (Bank Century) atas nama Abu Ma'ariq, Samsul Alam, dan beberapa rekening lain. Kini penyetoran dialihkan ke rekening Bank Mandiri dan Bank Kesawan.

B. Aset NII Zaytun diperkirakan Rp 3-4 triliun. Aset Kampus Al-Zaytun dijadikan jaminan pada 2007 di Bank Century untuk membiayai pembelian 1.000 sapi impor dari Selandia Baru.

C. Fisik Kompleks Pusakanegara (Subang), Kranggan (Jakarta), tanah di Rembang, tanah di Gresik.

Bisnis

  • Proyek pengadaan komputer di Departemen Pendidikan Nasional gagal karena ada indikasi korupsi.
  • Proyek pengadaan batu bara senilai Rp 3,25 miliar gagal karena pembayaran tak lancar dari rekanan.
  • Proyek pencucian uang dengan mantan Presiden Pantai Gading senilai Rp 40 miliar, setelah penyetoran dana, tak ada keberlanjutan bisnis.

    Sumber Infografis: NII sampai JI: Salafi Jihadisme di Indonesia oleh Solahudin, Kartosoewirjo: Mimpi Negara Islam, NII Crisis Center, Mantan Menteri NII Imam Suprianto, Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus