Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font size=2 color=#FF9900>Sutanto:</font><br />Kalau Melanggar Harus Ditindak

20 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EMPAT tahun lalu, tatkala masih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Sutanto disibukkan oleh banyaknya laporan orang hilang. Ia lalu memerintahkan anak buahnya melakukan pengusutan. Setelah ditelisik, mereka yang hilang itu—kebanyakan mahasiswa—direkrut oleh Negara Islam Indonesia. Kini, setelah menjadi Kepala Badan Intelijen Negara, pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, ini berjibaku menelisik jejaring yang sama.

Sebagai pucuk pimpinan lembaga telik sandi, Sutanto punya kesempatan menggali informasi dari para mantan agen intelijen senior. Salah satunya Pitut Soeharto, bekas Direktur Operasi Badan Koordinasi Intelijen Negara. Pengalaman Pitut segudang dalam membina dan menggalang kelompok Islam.

Ditemui beberapa kali di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Sutanto menjawab pertanyaan Tempo.

Mengapa Operasi Kresna 2008 yang dilancarkan Mabes Polri gagal membidik Panji Gumilang?

Operasi itu bukannya gagal. Tapi proses hukum di pengadilannya yang tidak maksimal. Padahal kita sudah mengajukan beragam bukti. Ada Undang-Undang Dasar NII, Perpu NII, dan struktur pemerintahnya. Tapi hakimnya tidak berani. Saksi-saksi dari bekas NII yang bisa memberatkan terdakwa tidak ada. Apalagi yang mau membeberkan kaitan antara Panji Gumilang dan terdakwa. Tapi situasi sekarang berbeda. Banyak yang mau menjadi saksi. Kita harapkan kehadiran mereka bisa membuka pemahaman hakim mengenai gerakan NII.

Lalu kenapa saat itu reserse di Bandung bergerak tapi di Jakarta tidak bergerak. Benar ada perpecahan antara tim reserse dan intelijen keamanan?

Tidak begitu. Kebetulan lokasi tempat kejadian perkaranya ada di Jawa Barat. Maka yang menangani tim Mabes Polda Jawa Barat.

Benarkah Anda meminta Pitut Soeharto buat mengatasi Panji Gumilang karena jaringan NII bagian dari sisa-sisa Operasi Khusus era Ali Moertopo?

Kita meminta masukan dari semua pihak, termasuk para pelaku di masa lalu. Tujuannya mengumpulkan data selengkap-lengkapnya. Itu sebabnya saya mengundang Pitut untuk menjelaskan sejarah Darul Islam/Tentara Islam Indonesia hingga munculnya NII. Agar berkas yang kita miliki kian lengkap.

Jadi betul Panji Gumilang pernah digalang oleh Operasi Khusus buat kepentingan politik Golkar?

Pak Pitut tidak menyampaikan seperti itu. Beliau tidak menggalang buat kepentingan seperti itu.

Panji Gumilang tidak pernah tersentuh karena dilindungi intelijen jaringan lama?

Bukan seperti itu. Kalau dia melanggar hukum, ya, hukum harus bertindak. Minta saja penegak hukumnya memproses supaya semua orang tidak menduga-duga ini mainan intelijen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus