Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pasar jengek

Pasar jengek, disisi jalan diponegoro banda aceh banyak barang-barang hasil penyelundupan. kios-kios sementara, sedang dibangun. shoping centre banda aceh belum pernah punya urusan dengan yang berwajib.

26 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI sisi kiri jalan Diponegoro deretan terujung ada sebuah pasar khusus. Di Banda Aceh orang mengenalnya dengan nama "Pasar Jengek". Udara pengap? suasana kumal, manusia berlalu lalang, gangnya sempit serta barang-barang luks dan super luks berjejalan adalah potret tersendiri dari pasar yang juga termasuk dalam kawasan pasar Aceh itu. Kios-kios darurat berhimpitan di pasar sebenarnya di mana tempat domisilinya dulu sedang dibangun Shopping Center Banda Aceh. Pusat perbelanjaan ini ditargetkan selesai tahun kemarin. Tapi entah apa pasalnya hingga tahun 1976 tutup proyek itu belum rampung juga. Nama pasar ini telah begitu akrab dengan penduduk kota Serambi Mekkah ini. Dari nyonya-nyonya gedongan hingga isteri-isteri penarik beca. Lagi pula segala barang di pasar khusus ini berasal dari Sabang di pulau Weh sana. Di sini orang bisa menemukan segala jenis piring duralexs, kursi lipat plastik, kipas angin model mutakhir dan sebagainya. Pokoknya, kawanan barang mewah yang di toko besar dipajang di etalase, di sini nongkrong di emperan tanpa alas. Kisah sampainya barang-barang itu ke Pasar Jengek ada bermacam-ragam. Menurut beberapa kalangan istilah jengek ini singkatan dari "jenggo ekonomi". Dan merupakan salah satu bagian dari penyelundupan kecil-kecilan, berusaha menghindari pembayaran bea masuk barang-barangnya. Kurang lebih sama dengan istilah inang-inang di Tanjung Pinang. Menyelundup? "Terserah", kata seorang pedagang di Pasar Jengek, "yang pasti pekerjaan ini kami anggap halal ketimbang permainan cukong-cukong yang menembus saluran resmi sambil bermain mata. Dibanding dengan Tanjung Pinang dan Belawan misalnya, arus pedagang kecil bernama jengek itu, belum seberapa, tutur seorang petugas Douane pada TEMPO di Ulee Lhueue. Perkara gesit pun mereka masih kalah dibanding dari yang namanya inang-inang di Belawan, Tanjung Pinang maupun Periuk. Walaupun begitu wajah wajah wanita Tapanuli juga tak luput menjalani rute ini. Banting Harga Dalam soal harga di Pasar Jengek ini memang agak terbanting Seumpama harga sarung palikat Madras ex India cuma berharga Rp 2.000 dan kursi lipat plastik cuma Rp 4.000/buah, dan tentu saja harga barang jenis duralex jauh murah dibanding dari tempat manapun di lndonesia. "Selisih harga memang sedikit sekali dibanding dengan di Sabaulg", ucap seorang nyonya pejabat yang pernah langsung berbelanja ke Sabang. Apakah Pasar Jengek pernah punya urusan derigan berwajib? Hingga sekarang jelas belum, tutur Mahmud. Walaupun di tahun-tahun kemaren tempatnya pernah didatangi petugas mencari rokok sejenis Dun Hill, State Express 555 tanpa pita cukai resmi. Namun hasilnya tetap aman-aman saja. Hingga kini legalitas Pasar Jengek tetap tak diutak-utik. Kesibukan berbenah semakin ramai saja. Ditambah lagi masyarakat pembeli semakin tergiur saja oleh cepatnya perobahan mode yang menyusup Hal ini diakui oleh Dullah, seorang pedagang pemilik kios di salah satu sudut kawasan ini. "Mode kelewat cepat beralih, bila hari ini desain mangkuk duralex bulat, besok sudah berobah bersegi banyak", tutur seorang pembeli. Dari sini nampaknya barang-barang juga disuplai ke Medan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus