Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Pecah Kongsi Seusai Reklamasi

Sunny Tanuwidjaja menjadi tangan kanan Basuki Tjahaja Purnama sejak Ahok menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mereka tak lagi dekat setelah kasus suap reklamasi Teluk Jakarta diungkap KPK.

15 Februari 2020 | 00.00 WIB

Sunny Tanuwidjaja di gedung KPK, Jakarta, April 2016. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Perbesar
Sunny Tanuwidjaja di gedung KPK, Jakarta, April 2016. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Sunny Tanuwidjaja dan Basuki Tjahaja Purnama berkenalan dalam sebuah acara mahasiswa di Amerika Serikat pada 2010.

  • Sunny yang sedang menyelesaikan disertasi kemudian menjadi tangan kanan Ahok saat dia menjadi Gubernur DKI Jakarta.

  • Hubungan kedunya merenggang setelah kasus korupsi reklamasi dibongkar penyidik KPK.

BASUKI Tjahaja Purnama acap gusar ketika memutar memori saat menjadi saksi dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 25 Juli 2016. Hari itu, jaksa penuntut umum memperdengarkan rekaman sadapan pembicaraan antara Sunny Tanuwidjaja dan Mohamad Sanusi, terdakwa suap reklamasi Teluk Jakarta. Dalam sadapan itu, Sunny menanyakan kepada Sanusi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, mengapa rancangan peraturan daerah tentang reklamasi tak kunjung rampung.

Ketika rekaman diputar, Ahok—panggilan Basuki—merasa ada sesuatu yang familiar. Dia mencoba menerka-nerka, di mana Sunny berada ketika hubungan telepon itu berlangsung. Pada satu bagian, Ahok sayup-sayup mendengar suaranya sendiri bocor ke dalam rekaman yang diputar. Dia kemudian menyadari, Sunny menelepon Sanusi dari dalam ruang kerja Gubernur DKI. “Gue marah besar,” kata Ahok kepada Tempo pada Rabu, 12 Februari lalu.

Kisruh seputar kasus reklamasi itulah yang membuat hubungan Ahok dengan Sunny merenggang. Sejak itu, Sunny tak pernah terlihat lagi di Balai Kota DKI Jakarta. Padahal, sebelum itu, ke mana pun Ahok pergi, pasti ada Sunny di sebelahnya.

Akibat insiden itu pula rencana mengusung Ahok menjadi calon gubernur independen lewat gerakan “Teman Ahok” ikut berantakan. Sampai keluar dari penjara tahun lalu, Basuki tetap enggan bergabung kembali ke kelompok pendukungnya yang kini banyak aktif di Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dia memilih merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Wayan Agus Purnomo

Meliput isu politik sejak 2011 dan sebelumnya bertugas sebagai koresponden Tempo di Bali. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk menyelesaikan program magister di University of Glasgow jurusan komunikasi politik. Peraih penghargaan Adinegoro 2015 untuk artikel "Politik Itu Asyik".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus