Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pecinta drama Korea tentu sudah menonton drama Remarriage & Desires yang tayang di Netflix. Drama ini bercerita tentang bisnis perjodohan elit untuk
pengusaha dan sosialita kelas atas di Korea Selatan. Selain itu, juga terdapat kisah perselingkuhan, suap, perjodohan, politik, perebutan kekuasaan, warisan dan harapan keluarga yang menjadi
pertimbangan utama setiap karakter dalam memilih pasangan hidup mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski cerita tersebut adalah kisah fiktif, drama ini menyingkap tirai tentang
cara kerja bisnis biro jodoh. Dengan fenomena baru di mana lebih banyak lajang yang
mulai beralih ke perusahaan biro jodoh untuk membantu mereka menemukan cinta,
Violet Lim, Mak Comblang bersertifikat sekaligus CEO dari Lunch Actually, Perusahaan
Biro Jodoh pertama dan terbesar di Asia, membeberkan perbedaan antara hal fiktif dan
fakta yang digambarkan dalam drama Korea tersebut.
1. Syarat untuk menjadi anggota sebuah biro jodoh dan pencarian pasangan didasarkan pada status sosial dan pendapatan klien
Rex, perusahaan perjodohan dalam drama Remarriage & Desires, hanya menerima keanggotaan berdasarkan status sosial dan pendapatan orang tersebut. Dalam kehidupan nyata, perusahaan perjodohan seperti Lunch Actually tidak menerima anggota hanya berdasarkan pendapatan dan status sosial mereka. Sebelum seseorang mendaftar sebagai anggota, perlu melakukan
proses profiling dan verifikasi, termasuk identitas diri (KTP) dan status perkawinan (Akta Cerai bagi Janda/Duda), verifikasi pendidikan dan pekerjaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selain itu, meskipun mengetahui pekerjaan dan pendapatan anggota, kamu tidak menempatkan mereka ke dalam tingkatan kelas dan kami tidak hanya menjodohkan anggota berdasarkan hal ini," ujar Violet Lim, dalam keterangan pers. "Kami menjodohkan klien sesuai dengan profil dan preferensi mereka, dan yang lebih penting adalah visi misi kehidupan mereka. Setelah berkecimpung di industri ini selama lebih dari 18 tahun, kami menemukan sebuah fakta, bahwa agar suatu hubungan bisa langgeng, pasangan harus memiliki tujuan hidup yang sama dan memiliki nilai-nilai yang sama."
2. Pemilihan pasangan sudah diatur terlebih dahulu dan diperlihatkan kepada klien sebelum dijadwalkan untuk bertemu
Menurut Violet, para lajang biasanya memiliki daftar kriteria dan tipe, juga akan diberikan masukkan apabila dari beberapa kriteria tersebut mungkin tidak realistis atau tidak benar-benar berpengaruh pada keberhasilan suatu hubungan. Sama seperti yang ditampilkan dalam drama, konsultan memilih sendiri pasangan yang memiliki potensi tinggi untuk setiap klien dan mempresentasikannya sebelum mengatur pertemuan.
Sementara klien biasanya menolak calon teman kencan yang ditawarkan setelah melihat profil, kemudian biasanya konsultan akan memberi tahu alasan mereka memilih untuk mempertemukan mereka dan alasan mengapa mereka akan menjadi pasangan yang cocok. "Memang penting untuk mempertahankan tipe pasangan ideal mereka, namun konsultan kami akan mengingatkan apakah itu hanya tipe superficial atau tipe yang benar benar significant dimana ada tipe pasangan yang dibutuhkan atau tipe yang hanya diinginkan," ujarnya.
3. Klien dapat meminta mak comblang untuk menjodohkan mereka secara khusus dengan klien tertentu
Dalam drama tersebut, seorang mak comblang disuap oleh seorang klien dengan uang dan tas bermerek, untuk memastikan dia dipasangkan dengan seorang pria yang dia inginkan. Dalam perusahaan biro jodoh di dunia nyata, ini tidak akan terjadi. Profesionalisme dan integritas seorang mak comblang adalah salah satu kunci terpenting. Di Lunch Actually khususnya, mak comblang tidak memihak klien tertentu atau memberikan perlakuan khusus.
"Kami menangani setiap profil klien dengan serius dan kami memiliki aturan kerja tertentu untuk memastikan setiap anggota di database kami akan berkencan dengan pasangan yang cocok. Kami juga menjaga kerahasiaan profil setiap anggota. Kami tidak memperlihatkan foto calon pasangan kencan yang potensial - karena kami tidak ingin klien menilai pasangan kencannya hanya berdasarkan foto saja," tambah Violet. Ketika bertemu seseorang dalam kehidupan nyata, mereka mungkin berbeda dari kesan yang diihat dari fotonya. Saat bertemu bisa melihat calon pasangan secara langsung, mendengar cara berbicara dan mengenal kepribadiannya, yang
mana jauh lebih dalam dari sebuah foto.
4. Mak comblang mencampur adukkan kehidupan pribadi mereka dengan pekerjaan
Peran mak comblang adalah untuk menjodohkan lajang dan membantu mereka membangun hubungan yang bahagia. Mereka tidak mencampurkan urusan pribadi mereka dengan pekerjaan mereka, seperti yang digambarkan dalam drama. Ambisi untuk menjadi lebih kaya dan lebih sukses mempengaruhi klien, mak comblang, dan bahkan CEO perusahaan perjodohan untuk mencari
kemenangan pribadi guna memperkaya diri mereka sendiri.
"Ini sangat berbeda jauh dari kebenaran cara kerja biro jodoh di dunia nyata. Kami menjunjung tinggi integritas kerja bagi setiap mak comblang kami dengan selalu memprioritaskan komunikasi, melakukan pelatihan terjadwal dan bertukar pikiran serta pengalaman, diiringi dengan kerja sama dalam tim untuk melayani klien kami dengan memberikan pelayanan terbaik," ujar Violet.
5. Orang tua dapat mendaftarkan anak-anak mereka sebagai anggota biro jodoh tanpa persetujuan mereka
Dalam drama tersebut, orang tua dari beberapa pemeran utama dan pendamping, mendaftarkan anak-anak mereka ke biro jodoh, termasuk 2 tokoh utama yang tidak mendaftar atas kehendak mereka sendiri. Berdasarkan survei tahunan Lunch Actually tahun 2021, 29 persen lajang mendapatkan tekanan lebih dari keluarga mereka untuk segera menikah (dibandingkan dengan keinginan mereka sendiri.) Dan sementara menerima pertanyaan dan permintaan dari orang tua, namun persetujuan anak mereka (yang didaftarkan) adalah sebuah keharusan karena mereka harus bertemu langsung dengan para konsultan kami, melakukan profiling dan verifikasi dengan para lajang itu sendiri. Orang tua bisa menjadi orang yang membayar keanggotaan jika mereka mau, tetapi lajang itu sendiri harus tulus dan siap untuk mencari pasangan. Dan kontrak keanggotaan yang akan ditandatangani langsung oleh lajang, bukan oleh orang tua mereka.
Jadi, orang tua tidak dapat mendaftarkan anak-anak mereka di kehidupan nyata.
Violet Lim mengatakan alasannya memulai Lunch Actually, karena ini adalah bisnis yang membantu para lajang menemukan cinta dan kebahagiaan. "Ini adalah bisnis yang unik karena tidak
hanya berdampak pada kehidupan satu orang tetapi juga generasi yang akan datang
setelahnya. Namun, bisnis kami juga seperti kotak hitam - tidak ada yang benar-benar
tahu apa yang ada di dalamnya, jadi sangat menarik untuk menonton Drama Korea ini
yang bercerita tentang cara kerja dalam bisnis perjodohan,” ujarnya.
Violet menambahkan tentu saja adanya politik, saling menikam dari belakang, dan perebutan
kekuasaan tidak ada di biro jodoh sungguhan dan itu semua ditambahkan hanya untuk membuat alur cerita yang lebih menarik. "Namun, Remarriage & Desires telah memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan mak comblang ketika bekerja dengan klien, mengelola harapan mereka dan memastikan mereka memiliki pengalaman yang baik selama mencari pasangan mereka melalui kencan yang telah diatur dan mudah-mudahan hal ini bisa membantu para lajang untuk memiliki penilaian yang lebih baik tentang apa yang dilakukan oleh seorang mak comblang!" katanya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.