Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pembohong 20 juta dollar

Thomas loder, mengaku bisa memberikan keterangan tentang berlian giscard d'estaing. dikatakannya bahwa giscard menjual sebuah berlian sebesar 170 karat seharga rp 20 juta kepada ibu loder di th 1977. (sel)

30 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KASUS pembesar yang korup hampir selalu menarik. Apalagi di negara yang hukumnya termasuk keras dalam mengawasi para pejabat. Beberapa waktu yang lalu, pecah berita bahwa Giscard d'Estaing pernah menerima berlian sebesar 30 karat -- dan berharga US$ 240 .000. Itu di tahun 1973, ketika ia masih menteri keuangan. Berlian itu diterimanya dari bekas Kaisar Afrika Tengah, Bedel Bokassa. Desas-desus ini semakin santer ketika bekas presiden Prancis itu lagi berjuang untuk terpilih lagi. Berbagai harian besar di sana berusaha mencari kebenarannya. Soalnya, yang bikin gregetan, Giscard d'Estaing sendiri tidak menyangkal. Ia malah menjelaskan: permata yang diterimanya itu tidak seberapa besar " Padahal, siapa yang bisa tahu dia menerima yang besar atau yang kecil? Atau barangkali malah lebih dari satu? Perhatian orang pun tersedot ketika Washington Post memberitakan: ada orang bisa memberi keterangan tentang berlian Giscard. Orang itu mengaku bernama Thomas Loder. Ia mengatakan, Giscard menjual sebua berlian sebesar 170 karat -- berharga US$ 20 juta -- kepada ibu Loder di tahun 1977. Berlian itu kini berada di tangannya sebagai warisan. Serta merta si Loder jadi sangat terkenal. Ia dikejar-kejar para wartawan yang bernafsu membuat tulisan hebat. Mumpung Giscard lagi kampanye. Banyak berita kemudian diturun kan agak teledor -- sebab sejauh itu Thomas Loder masih berjanji memberikan bukti-bukti otentik tentang berliannya itu. Padahal, kalaupun dia memang punya, benarkah benda itu dari d'Estaing? Tapi kebanyakan media percaya saja. 16 Maret lalu, tiga koran terkemuka Kanada-The Star, Globe dan Mail of Toronto -- menurunkan berita lebih mengejutkan lagi. Thomas Loder di situ disebut warga negara Kanada. Dan ia diberitakan sudah menjual berlian 170 karatnya kepada seseorang di Timur Tengah, dengan harga US$ 20 juta. Kejar punya kejar, para kuli pers menduga pembelinya kalau bukan Anwar Sadat, Presiden Mesir, ya janda bekas Syah, Farah Pahlavi. Bersamaan dengan itu, 13 Maret, kantor berita UPI (United Press International) di London memberitakan: Thomas Loder menjuainya kepada seorang emir kaya dari Abu Dhabi. UPI mengaku mendapatkan bahan itu langsung dari orangnya -- Loder -- berdasarkan wawancara di New York. Harian lain, The Toronto Stor, kemudian menyiapkan cerita panjang tentang ini. Cy Jamison, asisten redaktur luar negeri menghubungi Thomas Loder lewat telepon jarak jauh. Tapi, dan di sini pangkalnya: tiba-tiba curiga. Thomas Loder ternyata tak bisa berbahasa Prancis. Jamison segera menyangsikan identitas Loder -- dan berpikir, jangan-jangan orang ini penipu. "Loder mengaku lahir di Quebec dan pernah tinggal di Swiss. Sungguh-sungguh tak masuk akal kalau dia hk bisa ngomong Prancis! " katanya. The Toronto Star lantas membatalkan penulisan itu. Harian ini malah prihatin karena sebelumnya telah menurunkan berita kecil sepanjang 1 kolom, 12 sentimeter, dengan judul Loder and Mr. Giscard d'Estaing. "Wah, bila berita besar kami jadi keluar, bisa dipastikan Giscard rontok" kata Jamison lagi. Kecurigaan pada si Loder lantas merambat. Berbagai harian mulai berbalik menyelidiki orang ini -- dan bukan berlian eks d'Estaing lagi. Siapakah dia? Yan seera diketahui: ia sebenarnya bernama Thomas Shults. Washington Post, yang sudah sempat memasang potret Thomas Loder atau Thomas Shults itu kebetulan mendapat banyak bantuan dari para pembacanya yang kenal si pembohong 20 juta dollar itu. Teman-teman Shults masa sekolah menerangkan: Shults di tahun 1972 pernah masuk Universitas Chicago. Tapi cuma setahun. Dari sumber itu pula diketahui, ia seorang anak dokter terkemuka di New York. New York Post, yang sebelumnya sempat memberitakan Elinor, ibu "Thomas Loder", sebagai menjual sepasang anting-anting berlian 60 karat seharga US$ 6 juta di Swiss, menghubungi sang ibu yang kini jelas identitasnya sebagai Ny. dr. Shults. Nyonya dokter terkenal ini menyangkal secara diplomatis. "Barangkali ibu si Loder dan saya kebetulan punya nama yang sama, Elinor," katanya. Tapi ketika ditanya, ia mengaku punya anak berumur 25 tahun -- yang sudah 5 tahun minggat dari rumah. Sesudah lepas dari sekolah lanjutan atas swasta, si anak masuk Universitas Chicago. Tapi tak lama kemudian pindah ke Institut Teknologi California. Tak tahan di sini, pindah lagi ke Universitas Princeton. Dan di sini sang anak diusir. Mengapa? Sang ibu rupanya tak tega menyebutkannya. Hanya ia mengakui pula, anaknya memang pernah ke Swiss-tapi cuma untuk 1 minggu. Pantas kalau dia tak bisa berbahasa Prancis. Makin lama makin jelas, lalu. Thomas Shults itu, ternyata memang pembohong dan suka bicara besar. Barangkali karena ingin kelihatan kaya raya. Dilacaki terus, ketahuan: 1977 ia pernah "main-main" di dua rumah lelang yang paling terkenal di dunia, Christie's dan Sotheby's. Cowok pembual ini pernah menawar dua lukisan -- dan menang, karena tawarannya paling tinggi -- tapi tak pernah datang lagi untuk membayar dan mengambil barangnya. Thoma Shults akhirnya bisa ditemui para wartawan yang gregetan -sekali ini karena merasa dikibuli. Dan Shults pun membentangkan sebab-sebab mengapa ia sampai berbohong. Dan sekali lagi media massa mengeluarkan berita mengejutkan. Kali ini berbalik -- seperti ingin membantu Giscard. Soalnya: Shults mengaku dibayar lawan-lawan Giscard. Katanya, penghubungnya seorang industrialis terkemuka. Ia dilatih secara teratur, bagaimana memberi penjelasan kepada para wartawan. Toh usaha "menebus dosa" ini barangkali percuma: Giscard toh kalah juga. Tapi bisakah keterangan si Thomas dipercaya? Dalam sebuah wawancara ia bilang: "Saya senang melihat nama saya di harian-harian. Banyak kawan saya menelepon, terkejut. Mereka tak menyangka saya sekaya itu!" Makin jelas lagi ketika dia menuturkan mengapa sampai menipu Christie's dan Sotheby's. Katanya, dia ingin memberi "impresi kekayaan" pada seorang gadis yang ditaksirnya. Gadis ini bekerja di salah satu rumah lelang terkenal itu. Kalau ia bisa berbohong dalam soal berlian itu, mengapa tidak dalam soal "lawan-lawan Giscard"? Pembohong takkan didengar, walau ia bicara benar -- kata pepatah Arab. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup .... dan seterusnya .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus