Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Penataan Stasiun Tanah Abang telah rampung.
Penataan bertujuan memudahkan penumpang berpindah angkutan umum.
Pengojek dan pengemudi bajaj mengapresiasi penataan stasiun.
JAKARTA – Ini seperti bukan Stasiun Tanah Abang. Sebab, jalanannya rapi jali. Di depan stasiun, kemarin siang, tidak ada mikrolet, bajaj, dan ojek yang meluber hingga ke Jalan Jatibaru Raya dan Jatibaru Bengkel. Deretan angkutan itu terparkir apik di pelataran stasiun. Bajaj, misalnya, berbaris menunggu penumpang di jalur dua, sementara mikrolet antre di jalur tiga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stasiun Tanah Abang juga dilengkapi dengan tempat menaikkan dan menurunkan penumpang ojek sepeda motor. Parkiran ojek pangkalan berada di dekat pintu masuk dan keluar, sementara ojek online berjarak sekitar 150 meter dari sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stasiun Tanah Abang, yang tahun lalu disinggahi 15 juta orang, memang sedang bersolek. Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengatakan penataan Stasiun Tanah Abang dan tiga stasiun lain dilakukan untuk mengintegrasikan angkutan umum jalan dengan kereta rel listrik (KRL). "Sehingga pergerakan penumpang tak terganggu," ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Pada 10 Januari lalu, PT MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sepakat membentuk joint venture bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek. Perusahaan patungan itu bertugas mengelola dan menata 72 stasiun.
Pada tahap pertama, perusahaan patungan itu menata empat stasiun, yaitu Tanah Abang, Juanda, Sudirman, dan Pasar Senen. Renovasi dimulai pada 21 Januari lalu.
Sebelum Stasiun Tanah Abang ditata, lalu lintas di sekitarnya semrawut. Sejumlah angkutan umum, seperti ojek online, ojek pangkalan, bajaj, hingga mikrolet, menunggu penumpang Commuter Line di jalan. Walhasil, kerap terjadi kemacetan di sekitar stasiun itu.
Kondisi acak-acakan, Syafrin melanjutkan, juga terjadi di Stasiun Juanda, Sudirman, dan Pasar Senen. Pelbagai angkutan umum menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya sehingga mengakibatkan laju kendaraan lain tersendat.
Menurut Syafrin, penataan empat stasiun itu memungkinkan angkutan umum mendapat tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang tanpa mengganggu lalu lintas. "Jadi, ada pembagian ruang yang jelas di kawasan stasiun, sehingga penumpang juga merasa aman dan nyaman saat pindah angkutan," kata dia.
Untuk mengawasi hasil penataan, pemerintah DKI membentuk gugus tugas yang terdiri atas anggota Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja, dan polisi. Syafrin mengatakan gugus tugas itu bertugas mencegah kaki lima masuk ke kawasan stasiun dan menghalau angkutan yang menaikkan dan menurunkan penumpang di luar titik yang telah ditentukan.
Pengojek pangkalan, Safrudin Sinulingga, senang melihat kawasan tempat dia biasa mangkal lima tahun belakangan ini dipercantik. Dia mengatakan renovasi itu membuat angkutan umum tidak memiliki alasan lagi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan. "Jadi, enggak mengganggu bahu jalan lagi," kata dia.
Hal senada disampaikan Tarono, 57 tahun, pengemudi bajaj. Ia merasa mendapat fasilitas berupa tempat menaikkan dan menurunkan penumpang. "Jadi, enggak takut diuber-uber petugas lagi," kata warga Duri Pulo, Jakarta Pusat, itu.
Fransisca, penumpang KRL, berharap petugas Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan PT Kereta Api Indonesia terus berjaga di sekitar Tanah Abang. "Supaya penumpang lancar bergerak," ujar warga Bintaro, Jakarta Selatan, itu. Jika tidak, dia khawatir area itu akan diokupasi pedagang kaki lima.
GANGSAR PARIKESIT
Agar Stasiun Tak Jadi Biang Macet
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo