Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Koalisi Kanan-Kiri Oke

Dengan 85 kursi di DPR, Golkar hanya perlu menggandeng satu partai menengah untuk mengajukan calon presiden. Bisa berkoalisi dengan partai kanan dan partai kiri.

13 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Baliho bergambar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan tokoh partai lainnya di Depok, Jawa Barat, 9 Agustus 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Partai Golkar dinilai paling mudah menjalin koalisi.

  • Tidak memiliki musuh ideologi dan punya sistem pengambilan keputusan yang lebih rasional.

  • Golkar hanya perlu menggandeng satu partai menengah untuk memenuhi presidential threshold dalam pemilihan presiden 2024.

JAKARTA – Partai Golkar dinilai memiliki hubungan baik secara politik dengan partai mana pun sehingga bisa leluasa membentuk poros koalisi dalam pemilihan presiden 2024. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan partai berlambang beringin ini tak memiliki musuh ideologis yang menghambat perkongsian, seperti yang berlaku di sejumlah partai lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Golkar, yang berencana mencalonkan ketua umumnya, Airlangga Hartarto, dinilai berpeluang menciptakan poros ketiga dalam pilpres mendatang. "Poros Ganjar-Airlangga bisa saja terbentuk. Pengusung utamanya Golkar, ditambah partai papan tengah," kata Pangi saat dihubungi, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan ambang batas pemilihan presiden atau presidential threshold, pengusung pasangan calon harus memiliki sedikitnya 20 persen atau 115 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Hanya PDI Perjuangan sebagai pemilik 128 kursi yang punya tiket langsung untuk 2024. Meski butuh koalisi, posisi Golkar terbilang aman. Sebagai pemilik kursi kedua terbanyak, yakni 85, mereka cuma perlu tambahan 40 kursi. Partai NasDem, misalnya, punya 59 kursi, PKB 54 kursi, dan Demokrat 50 kursi.

Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto di Klaten, Jawa Tengah, 24 September 2021. Dok. Pemprov Jawa Tengah

Pangi menyebutkan ada kemungkinan munculnya konstelasi tiga poros dalam pemilihan presiden mendatang. Poros pertama adalah PDI Perjuangan-Partai Gerindra yang mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPR Puan Maharani. Kedua, Partai Demokrat-Partai NasDem-PKS-PAN yang menjagokan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Terakhir, ada Ganjar-Airlangga yang diusung Golkar-PKB-PPP. Poros terakhir ini bisa saja berubah jika Ganjar emoh maju melalui Golkar. Kemungkinan penggantinya adalah Airlangga berpasangan dengan Ridwan Kamil atau Sandiaga Uno.

Pada 3 Juli lalu, Voxpol merilis hasil survei dan mensimulasikan berbagai skenario pencalonan presiden-wakil presiden dengan tiga pasangan. Salah satu skenarionya adalah menghadapkan Agus Yudhoyono-Ridwan Kamil, Puan Maharani-Anies Baswedan, dan Airlangga Hartarto-Sandiaga Uno. Pasangan pertama mendapat suara sebesar 22,9 persen, pasangan kedua 21,2 persen, dan pasangan terakhir 20,8 persen.

Skenario berikutnya adalah menghadapkan tiga pasangan. Ada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Anies Baswedan-Agus Yudhoyono, dan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto. Dalam skenario ini, Prabowo-Sandi mendapat suara 34 persen, Anies-Agus 23,7 persen, dan Ganjar-Airlangga 19 persen.

Voxpol juga memunculkan skenario ketiga dengan hasil Ganjar Pranowo-Anies Baswedan meraih 41,4 persen suara, Agus Yudhoyono-Sandiaga Uno 24,4 persen, dan Ridwan Kamil-Airlangga Hartarto 11,3 persen.

Meski masih berselang dua tahun, isu pemilihan presiden terus menjadi perbincangan publik. Dua hari lalu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid, mengatakan partainya membuka pintu bagi Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Meski kader PDI Perjuangan itu kerap menempati papan atas dalam survei pemilihan presiden, partainya lebih menjagokan Puan Maharani, Ketua DPR yang juga putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Menurut Nurdin, Airlangga butuh pendamping dalam ajang pemilihan presiden. "Apakah (Ganjar) menjadi nomor satu atau nomor dua, itu soal nanti," kata eks Ketua Umum PSSI tersebut.

Saiful Mujani di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016. TEMPO/Egi Adyatama

Pengamat dan konsultan politik Saiful Mujani mengatakan Golkar merupakan partai yang paling terbuka untuk menjalin koalisi. Sebab, dari sisi ideologi, partai beringin berada di tengah. "Baik dengan PDI Perjuangan di sebelah kiri maupun PKS di sebelah kanan, atau antara yang paling nasionalis sampai yang paling islami," kata pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu.

Saiful mengungkapkan pucuk kepemimpinan Golkar juga dianggap paling terbuka untuk kontestasi dan tidak memiliki beban keluarga atau dinasti politik. Selain itu, dibanding sejumlah partai lain, pucuk kepemimpinan Golkar dinilai lebih egaliter dan demokratis sehingga lebih memungkinkan pengambilan keputusan secara rasional.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan peluang koalisi buat Golkar bisa datang dari NasDem, PKB, dan Demokrat. PKB sudah menyodorkan ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar, sebagai kandidat pada 2024. Demikian juga dengan Demokrat beserta Agus Yudhoyono.

Jika Golkar memilih maju bersama PKB atau Demokrat, pasti akan ada tarik-menarik soal calon presiden. "Mereka semua punya kepentingan yang sama, yaitu ingin maju (dalam pemilihan presiden 2024)," ujar Adi.

DIKO OKTARA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus