Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Penerbitan Cukai Karbon Dianggap Bisa Picu Pasar Kendaraan Listrik

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menyarankan pemerintah untuk menerbitkan cukai karbon untuk memicu peningkatan pasar kendaraan listrik.

3 Maret 2022 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan), Presiden Hyundai Motor Asia Pasific HQ Youngtack Lee (kedua kanan), Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto (kiri), dan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Taesung (kanan) mengisi ulang daya mobil listrik usai Penyerahan Mobil Listrik untuk Mendukung Kegiatan Presidensi G20 di Indonesia tahun 2022 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu 24 Novemebr 2021. Hyundai menyerahkan 42 unit mobil listrik, yang akan digunakan sebagai kendaraan resmi delegasi Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia saat ini telah berupaya menyambut era elektrifikasi dengan cara mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Sejumlah cara dilaporkan telah dilakukan, seperti membangun pabrik baterai hingga penggunaan motor listrik untuk ojek online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi hal tersebut, Lembaga swadaya masyarakat Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menyarankan pemerintah untuk menerbitkan cukai karbon. Menurut mereka, hal itu bisa memicu peningkatan pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Syafrudin. Ia menjelaskan bahwa kendaraan rendah emisi memiliki harga penjualan lebih rendah. Dengan begitu, kendaraan dengan karbon dioksida rendah bakal diminati oleh pasar dan berhasil melakukan penetrasi.

"Cukai karbon efektif memicu penetrasi pasar kendaraan rendah karbon," ujarnya dalam sebuah diskusi bertajuk Mimpi Produksi Kendaraan Listrik Nasional, dilansir Tempo dari situs berita Antara hari ini, Kamis, 3 Maret 2022.

Lebih lanjut, Ahmad menerangkan kendaraan listrik bakal lebih efisien 43 persen dibandingkan dengan teknologi rendah karbon yang saat ini banyak digunakan kendaraan konvensional. Maka dari itu, lanjut dia, cukai karbon bisa membuat kendaraan yang tidak lolos standar emisi mendapatkan penalti.

Menurut dia, kendaraan yang tidak mampu memenuhi standar itu akan secara otomatis meneyababkan motor dan mobil berbahan bakar minyak kurang diminati oleh masyarakat. "Dengan cara yang alamiah seperti itulah, maka secara perlahan bisa mengeliminir kendaraan-kendaraan polutif dan memiliki karbon tinggi," terang Ahmad.

Ahmad mengatakan bahwa kebijakan ini harus diiringi dengan regulasi fiskal dengan menerapkan sistem feebate (penalti bila tak lolos standar) dan skema rebate (mendapatkan insentif bila memenuhi standar).  Kendaraan yang memenuhi standar itu nantinya dinilai bakal lebih hemat energi dan murah.

ANTARA

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus