Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Penggusuran Pertama

Wisma indah dan wisma warta berdiri di ulak karang padang. tak jauh dari wisma warta berdiri 77 bangunan liar di atas tanah untuk proyek galangan kapal. dinas tata kota lakukan penggusuran. (kt)

25 September 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMPUNG Ulak Karang Padang terus berkembang. Selain punya pasar yang mulai ramai, kampung yang terletak di sebelah barat kota Padang itu yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, juga punya komplek perumahan. Lihatlah Wisma Indah, sebuh perkampungan baru. Perkampungan itu menjadi model rumah yang menarik dan menjadi kebanggaan. Bukan saja buat Ulak Karang sebagai sebuah kampung, juga buat kota Padang bahkan untuk propinsi ini. Itulah sebabnya mengapa komplek Ulak Karang ramai ditinjau para tamu. Baik lembaga-lembaga pemerintahan propinsi lain yang lagi study perbandingan maupun tamu khusus. Asing atawa pribumi. Dan puji-puji bisa diterima Drs. Sabri Saldin Dirut PT Pembangunan Sumbar yang menangani Wisma yang satu ini. Di seberang yang lain dengan dibatasi sebuah kali kecil ada lagi wisma baru. Namanya Wisma Warta. Bukan sok tiru Jakarta, warta itu singkatan dari Wartawan. Jadi itulah komplek Perumahan wartawan anggota PWI cabang Padang. Tak kurang dari 20 rumah baru menjelang akhir tahun ini akan ditempati penghuninya. Perkembangan yang kini melanda Ulak Karang pada dasarnya bukan suatu kebetulan. Ini ucapan Tr. Leman Sutan Tumanggung Kepala Dinas Tata Kota yang belakangan rajin mengikuti kegiatan pembangunan rumah-rumah di Ulak Karang. Tegasnya Ulak Karang yang dulu daerah pinggiran menjadi bagian yang penting buat melihat masa depan kota Padang yang kini dihuni tak kurang dari 221.843 jiwa. Malam hari Di luar rencana tiba-tiba tak kurang dari 77 bangunan berdiri. Tempatnya di sebelah yang lain dari komplek Wisma Warta tadi. Bangunan-bangunan itu dikerjakan secara terburu-buru. malam hari sampai subuh. Pekerja-pekerja menggunakan lampu stromking yang jika dilihat ke arah pantai dari lokasi Wisma Warta melahirkan pemandangan yang menarik . Tanah yang luasnya 5 Ha itu dalam status milik negara. Dulu juga berasal dari tanah rakyat yang dibeli pemerintah tahun 1960 untuk proyek galangan kapal. Tapi entah bagaimana pemanfaatan tanah itu tak kunjung berujud. Malah proyek galangan kapal itu tak begitu dikenal lagi kegiatannya. Nah rakyat yang merasa berhak menurut versinya itu menyerobot masuk. Hanya dalam tempo 1 minggu awal bulan lalu bangunan serempak berdiri. Walikota Padang cepat bertindak. Sehari setelah bangunan itu berdiri, Walikota Hasan Basri Durin sudah berada di situ. Berdialog dengan penghuni liar itu. Pada umumnya mereka mengaku sebagai masuk areal secara tidak syah. Hari berikutnya ada perintah bongkar dari Walikota. Meski begitu banyak juga yang tak mau tahu. Malah hari-hari setelah itu bangunan yang ada diteruskan. Itulah sebabnya pertengahan Agustus silam operasi besar-besaran yang dipimpin Kepala Dinas Tata Kota berlangsung. Meski semua berjalan seperti yang direncanakan, peristiwa itu sendiri menjadi penting buat dicatat. Sejauh ini itulah penggusuran pertama yang dilakukan di kota Padang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus