Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penipuan tiket Coldplay oleh seorang mahasiswi 19 tahun Ghisca Debora Aritonang menyita perhatian publik. Mahasiswi Trisakti, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat itu menjual 2.268 tiket fiktif.
Dari hasil menipu 6 reseller tiket konser Coldplay itu, Ghisca memperoleh uang Rp 5,1 miliar. Kepada polisi Ghisca mengaku punya 39 tiket asli saat hasil war tiket Coldplay.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasus Ghisca paling banyak disorot lantaran nominalnya paling tinggi daripada laporan lain. Kerugian para korban yang lapor di Polres Metro Jakarta Selatan hanya satu miliar rupiah serta puluhan juta rupiah. Ada 3 kasus yang dilaporkan, yakni pertama penipuan yang menimpa artis Susan Sameh dan temannya, dengan kerugian Rp 312 juta, laporan kedua Rp 1,2 miliar dan pada laporan ke-3 korban melaporkan kerugian Rp 40 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi belum bisa mengidentifikasi siapa pelaku penipuan tiket yang dialami korban yang lapor ke Polres Metro Jakarta Selatan. Namun, pelaku penipuan dalam ketiga laporan itu berbeda. Modus penipuan ini sama, yaitu menjual tiket duplikat atau malah fiktif atau tidak ada tiket sama sekali.
Pada awal Juni 2023, Polres Metro Jakarta Barat telah menangkap BT, 23 tahun, tersangka penipuan tiket Coldplay. Tersangka mengatakan alasanya melakukan penipuan adalah untuk balas dendam lantaran pernah ditipu saat membeli tiket konser Blackpink di Jakarta.
“Motif daripada pelaku melakukan tindak pidana ini karena katanya mau balas dendam, karena dulu pernah ditipu,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar M Syahduddi, 9 Juni 2023.
Selanjutnya penipuan tiket juga terjadi di pertandingan bola...
Kasus penipuan tiket konser ini tidak hanya terjadi pada konser Coldplay maupun konser Blackpink, melainkan juga tiket pertandingan sepak bola.
Pada 19 Juni lalu, Kepala Unit Reskrim Polsek Tanah Abang Ajun Komisaris Polisi Kukuh Islami menangkap 4 penipu tiket palsu laga FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Argentina, dua di antaranya adalah pasangan kekasih. Kukuh menjelaskan modus penipuan tiket palsu ini adalah dengan menggandakan atau duplikasi tiket.
Dosen Kriminologi Fisip Universitas Indonesia dan Kajian Ketahanan Nasional Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI Josias Simon mengatakan fenomena penipuan tiket muncul karena masalah demand and supply.
"Kalau permintaan banyak, timbul lah calo-calo itu. Ini kan juga soal manajemen pengelolaan ya," kata Simon dihubungi Tempo melalui telepon, Jumat, 24 November 2023.
Simon mengatakan kegiatan pasca-pandemi Covid-19 harus memiliki manajemen pengelolaan yang baik lantaran minat penonton semakin tinggi karena tidak ada lagi masalah batasan kesehatan. "Semua berusaha mengekspresi ke lapangan ya sehingga itu perlu diantisipasi," tuturnya.
Perubahan manajemen pengelolaan konser harus dilakukan untuk mencegah peluang kejahatan yang mencari keuntungan lewat penipuan dan penggandaan tiket. Selain itu, informasi penjualan tiket resmi harus dibuka secara transparan agar penonton tidak mencari tiket di luar.
Untuk mencegah penggandaan tiket, Simon menganjurkan penyelenggara konser menambahkan kode yang sulit diduplikasi.
Dalam kasus penipuan tiket Coldplay ini, menurut Simon, modus penggandaan tiket tidak bisa dilakukan seorang sendiri. Ada sistem atau mafia tiket yang tidak pernah terungkap. Dia menduga hanya ada 1 tersangka yang dikambinghitamkan. Pada event selanjutnya, mafia ini akan kembali melakukan kejahatannya.
"Kenapa begitu marak, karena itu jaringan yang selama ini ya kalau menurut saya terungkap tapi tidak terselesaikan. Terungkap hanya setengahnya saja, kemudian memenuhi kriteria tersangka tapi jaringan ini tidak terungkap," tuturnya.
Kelompok ini diduga melibatkan orang yang sudah lama berkecimpung di bidang itu dan saling mengenal. "Sifat kerutinan itu yang membuka peluang kesempatan yang kemudian dipakai untuk saling buka keuntungan. Masalahnya ada yang ambil keuntungan setinggi-tingginya, jadi ada unsur kompetitif juga di antara mereka sambil melanggar hukum," ucapnya.
Dalam kasus Ghisca, gadis itu telah beberapa kali menjadi reseller tiket konser sehingga bisa mengambil hati pelanggannya untuk memesan tiket hingga ribuan lembar.
Untuk mengatasi kasus penipuan calo tiket serupa yang kerap terjadi, kriminolog itu mengusulkan dibuat satgas konser internasional seperti satgas mafia bola. Alasannya, kegiatan ini juga mengumpulkan massa yang besar dan rentan penipuan serta pelanggaran karena jaringannya terlindungi.
"Melibatkan orang dalam, kalau enggak masuk ke dalam tidak mungkin," ujarnya.
Penyelenggaraan konser internasional yang banyak peminatnya, menurut Simon harus melibatkan pemerintah daerah sebagai pengawas. Bahkan kalau perlu ada siaran langsung di televisi bagi penonton yang tidak kebagian tiket asli. Sehingga, ada pilihan penggemar dapat menyalurkan hasrat keinginannya dari tontonan siaran langsung untuk mencegah penipuan tiket konser seperti yang terjadi saat konser Coldplay maupun Blackpink.
Pilihan Editor: Satu Laporan Penipuan Tiket Coldplay Masuk ke Polres Tangsel, Korban Asal Batam Merugi Hingga Rp 500 Juta