Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diaz Hensuk tak menyia-nyiakan kesempatan langka itu. Selama dua pekan tanpa putus, ketika berlangsung perhelatan Asian Games 2018, dia menjajakan kopi di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. "Saya bisa menjual 800 gelas setiap hari," kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilik Kedai OmniKopi itu membuka gerai dadakan di Zona Bhin-Bhin Gelora Bung Karno. Hasilnya, dengan omzet harian sekitar Rp 17,5 juta, Diaz meraup uang hingga Rp 280 juta selama pesta olahraga terbesar se-Asia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjualan kopi di Senayan, kata Diaz, dua kali lipat lebih banyak bila dibandingkan dengan penjualan kopi di dua kedainya di Bintaro, Tangerang Selatan. Saking ramainya pembeli, saban hari Diaz sampai bolak-balik Bintaro-Senayan untuk menambah persediaan kopi.
Tak hanya meraup omzet ratusan juta, Diaz berusaha mempromosikan merek kopinya kepada para tamu dari 40 lebih negara tersebut. Delapan anggota tim softball asal India, misalnya, pernah memborong habis kopi Diaz. Selain tamu dari India, atlet dan wisatawan asal Filipina serta Thailand juga rutin membeli kopi selama Asian Games berlangsung. "Banyak yang beli hari ini, besoknya beli lagi," kata dia.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewo Broto, mengatakan panitia Asian Games menggandeng 400 pelaku usaha kecil dan menengah. Mereka diberi kesempatan untuk menjual dan mempromosikan produknya kepada lebih dari 3 juta orang yang mendatangi venue Asian Games. "Biar produk dalam negeri bisa terkenal di pasar Asia," kata dia.
Menurut Gatot, kesempatan mendulang rupiah bakal dibuka kembali dalam perhelatan Asian Paragames 2018 pada 8–16 Oktober mendatang. Perhelatan tersebut diperkirakan akan diikuti 5.000 atlet serta puluhan ribu wisatawan asing. "Memang hanya sepertiga dari Asian Games, tapi ini tetap jadi kesempatan bagus untuk berpromosi," ujar dia. ANDI IBNU | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo