Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sekitar 150 ribu orang yang mengunjungi Lombok pada akhir pekan perhelatan MotoGP bisa menjadi pemacu ekonomi wisata Lombok.
Lonjakan jumlah turis belum mencapai timur Lombok, tapi terasa hingga tiga Gili.
Penonton MotoGP baru memadati wilayah utama di Mandalika, Mataram, dan Senggigi.
JAKARTA — Sebagian lokasi wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, di luar area utama pesta MotoGP kebagian berkah. Pengunjung memenuhi sebagian lokasi wisata, seperti Gili dan wilayah sekitarnya. Adapun di sebagian area Lombok lainnya, seperti Lombok Timur, tingkat hunian tamu hajatan MotoGP tak semeriah yang diharapkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sejumlah hotel destinasi pulau wisata tiga Gili di Lombok Utara, yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan, tercatat ada lonjakan jumlah penghuni di hotel-hotel, terutama pada hari terakhir balapan MotoGP. Ini akibat penonton hari puncak yang lebih banyak dibanding hari lainnya dan mereka tak kebagian hotel di lingkar utama hajatan akbar itu. “Yang masuk ke tiga Gili itu last wave,” kata Ketua Asosiasi Hotel Gili, Lalu Kusnawan, kemarin, 20 Maret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kusnawan, sebagian tamu itu menginap di Gili pada hari terakhir perhelatan MotoGP dan memperpanjang masa kunjungannya. Ini disebabkan sebagian besar kehabisan tiket pesawat kembali ke Bali dari Mataram, lalu memilih kembali ke Bali via Gili.
Ada pula tamu yang memilih menginap di Gili pada hari pertama balapan, yakni Jumat, 18 Maret, lalu merangsek memasuki lingkar utama hajatan, yakni di Mandalika-Mataram-Senggigi, agar semakin dekat arena di hari puncak. “Saya perkirakan 800-1.000 kamar masuk,” kata Kusnawan. Adapun jumlah kamar inap dari ratusan hotel, vila, dan homestay di Gili mencapai sekitar 4.500 unit.
Balapan MotoGP Mandalika yang ditutup kemarin diperkirakan mendatangkan sekitar 150 ribu turis dan penonton ke Lombok hanya dalam satu akhir pekan. Angka ini dinilai bisa menjadi pemacu pemulihan ekonomi wisata Lombok dan Nusa Tenggara Barat yang terjun bebas selama masa pandemi Covid-19. Selama 2019, misalnya, ada 3,3 juta turis yang mendatangi Nusa Tenggara Barat. Pada tahun pertama pandemi, jumlah pengunjung hanya 400 ribu orang.
Jumlah penonton yang mengisi tribun pada hari puncak, menurut catatan panitia, mencapai sekitar 65 ribu orang. Meski hujan deras disertai petir menyebabkan balapan ditunda hampir dua jam, penonton tetap antusias. Pawang hujan Mandalika yang memukul cawan emas dan lirih mendendangkan doa menjadi salah satu sorotan unik pada hari itu.
Hotel-hotel penuh dalam tiga hari lalu, terutama di lokasi utama perhelatan, yakni Mandalika, Mataram, dan Senggigi. Kemudian pemerintah memutar akal. Area kemah dibuka di berbagai titik di Pantai Kuta yang dekat dengan Sirkuit Mandalika. Di pantai ini, kapasitas kamar hotel tak mampu menampung puluhan ribu orang.
Lobi hotel berbintang di Mataram, NTB, 16 Maret 2022. ANTARA/Ahmad Subaidi
Izin membuka lapangan kemah ini juga untuk menyiasati lonjakan pergerakan orang dan kendaraan ke Mataram dan Senggigi yang berjarak sekitar 50 kilometer atau sekitar sejam dari Mandalika jika lancar. Dua wilayah ini, meski sedikit jauh dari sirkuit, punya jumlah kamar yang lebih banyak dibanding di sekitar sirkuit.
Jarak dari tiga Gili ke Mandalika lebih jauh lagi. Pengunjung harus menyeberang ke pulau utama sekitar 20 menit dan berkendara sekitar satu setengah jam ke Mandalika—itu pun jika tak terjadi kemacetan lalu lintas. Sejak awal, sejumlah pengelola hotel memang tak berharap bakal menjadi lokasi penginapan pada akhir pekan MotoGP. Mereka, seperti yang disebutkan Lalu Kusnawan, berharap kecipratan pengunjung yang memperpanjang masa kunjungannya di Lombok.
“Kami masih ada beberapa kamar kosong pada akhir pekan ini, tapi mulai ada yang booking untuk Senin dan seterusnya,” kata petugas Natya Hotel, hotel bintang tiga di Gili Trawangan. Adapun di hotel bintang empat Pearl of Trawangan di Gili Trawangan, kamar hotel penuh total sejak Kamis, 17 Maret lalu, dan baru kosong mulai Ahad malam.
Di sejumlah destinasi wisata lain di Lombok Timur, limpahan pengunjung MotoGP tak banyak terasa. Hal ini dinilai wajar karena sejumlah lokasi wisata yang punya penginapan memadai di Lombok Timur jaraknya jauh ke Mandalika—sekitar tiga jam. “Ada sembilan tamu kami selama MotoGP, tapi hanya sebagian yang menonton. Lainnya stay,” kata Herman, manajer sebuah hotel di Sembalun. Desa ini menjadi salah satu pintu masuk bagi yang ingin mendaki Gunung Rinjani. Karena akhir pekan yang tak terlalu bergairah, Herman tak berharap banyak bakal kecipratan pengunjung MotoGP yang memperpanjang masa liburannya.
Sementara itu, di desa wisata Tetebatu di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, hanya beberapa kamar di rumah yang dijadikan homestay bagi turis yang terisi. “Yang bungalo atau rumah terpisah sudah diisi sama tamu, tapi bukan yang nonton MotoGP,” kata Egol, salah satu pengelola desa wisata ini. “Ada banyak kamar di beberapa rumah yang kosong.”
INDRI MAULIDAR | ABDUL LATIEF APRIAMAN (NUSA TENGGARA BARAT)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo