Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pembangunan sirkuit balap Formula E selesai pada akhir Mei ini.
Tiket yang terjual baru untuk penonton kelas VIP.
Anggota DPRD pesimistis pendapatan dari Formula E bisa menutupi biaya yang telah dikeluarkan.
JAKARTA — Pembangunan arena balap mobil listrik Formula E di Jakarta International E-Prix, Ancol, Jakarta Utara, telah memasuki tahap final. Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pelaksana pembangunan tinggal menuntaskan pekerjaan pada tribun penonton, tempat penjualan makanan dan minuman, garasi tim balap, serta melakukan pemasangan alat elektronik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Per hari ini, berfokus pada semua yang bersifat temporary structure dan akan selesai pada akhir Mei,” ujar Vice President Infrastructure and General Affair Jakpro, Irawan Sucahyono, kemarin. “Dari jadwal tidak ketinggalan, malah sedikit lebih maju.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perangkat elektronik, kata Irawan, dipasang di seluruh lintasan. Perangkat itu, antara lain, terdapat pada sistem waktu dan rambu pengaman. Beberapa spot lintasan—yang diperkirakan menjadi celah bagi pembalap untuk menyalip—juga diperlebar agar perlombaan menjadi menarik. Setelah pengerjaan itu rampung, kata Irawan, pembalap yang akan berlaga bisa mengetes lintasan pada 2 Juni 2022 atau dua hari sebelum pergelaran Formula E.
Pembangunan Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang telah diaspal di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, 13 April 2022. ANTARA/Muhammad Adimaja
Sepekan terakhir sebelum perlombaan, kata Irawan, Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) akan melakukan inspeksi untuk mengeluarkan homologasi—lisensi kelayakan sirkuit. “FIA mengikuti secara periodik, jadi tidak ada hal masif yang diubah,” kata Irawan. “Hingga saat ini kami tetap berkoordinasi dengan FIA.”
Pembangunan infrastruktur Formula E sejak awal dirancang untuk keberlanjutan. Tujuannya, setelah perhelatan tahun ini selesai, pada tahun depan sirkuit tetap bisa digunakan. Paling tidak, kata Irawan, penyelenggara tinggal mengerok aspal sirkuit bagian atas, lalu memberi lapisan baru. Sedangkan kerokan aspal bisa didaur ulang dan digunakan untuk pembangunan jalan di tempat lain. “Sirkuit nanti juga bisa digunakan kembali untuk balapan motor sport lain, seperti drag race atau drift,” kata Irawan.
Rancangan sirkuit Jakarta E-Prix untuk Formula E ini agak berbeda dengan sirkuit F1. Jika sirkuit F1 lebih menekankan pada faktor performa, sirkuit Formula E lebih mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan.
Jakarta sebelumnya dicalonkan menjadi tuan rumah Formula E pada 2020. Namun serangan wabah Covid-19 yang muncul pada tahun yang sama membuat pencalonan ini dibatalkan. Begitu juga tahun berikutnya. FIA baru melakukan pengesahan untuk kalender balapan musim ke-8 tahun 2021/2022.
Selain persoalan wabah, penyelenggaraan Formula E sempat terganjal sejumlah masalah. Dalam penentuan lokasi balapan, misalnya. Sebelum di Ancol, balapan mobil listrik direncanakan digelar di kawasan Monumen Nasional. Namun rencana itu dibatalkan karena tidak mendapat izin dari pemerintah pusat. Sedangkan dalam lelang pembangunan sirkuit, prosesnya terpaksa diulang karena gagal menentukan pemenang. Pada tender berikutnya barulah terpilih PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama.
Sirkuit Ancol diperkirakan mampu menampung hingga 60 ribu penonton. Tiga panggung turut didirikan untuk menampilkan hiburan dari pagi hingga malam.
Pemesanan tiket Jakarta E-Prix 2022. Tempo/Bintari Rahmanita
Penjualan tiket untuk penonton Formula E sudah dibuka sejak 1 Mei lalu dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 10 juta. Namun hingga saat ini belum diketahui berapa banyak tiket yang sudah terjual. Tempo telah menghubungi Ketua Komite Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni, tapi tidak mendapat jawaban. Begitu juga dengan Vice Managing Director Organization Committee Formula E, Gunung Kartiko; dan Vice President Communication Organization Committee Formula E, Iman Sjafei. Dari laman Jakartaeprix.goersapp.com diketahui bahwa baru tiket kelas VIP yang habis terjual. Diperkirakan jumlah tiket yang terjual itu hanya ratusan lembar. Padahal untuk Formula E Vancouver, Kanada, yang digelar pada Juli 2022, justru sudah terjual 30 ribu tiket.
Penetapan harga tiket Formula E sebelumnya sempat menimbulkan polemik antara panitia dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gilbert Simanjuntak, menilai range harga tiket Jakarta E-Prix berada di atas rata-rata kemampuan bayar masyarakat. Selain itu, penonton dengan tiket kategori Ancol Festival dan Circuit Festival hanya bisa menyaksikan perlombaan melalui layar LED. “Kalau hanya nonton lewat layar, lebih baik nonton di rumah saja,” kata dia.
Menurut Gilbert, pemerintah sudah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga Rp 710 miliar untuk menggelar Formula E. Dia sangsi akumulasi dana sponsor dan pendapatan dari penjualan tiket bisa menutupi anggaran yang sudah dikeluarkan.
IMA DINI SHAFIRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo