PERANG rumah tangga bisa juga lewat iklan. Soebiyantoro, 52, penduduk Jl. Kusumabangsa, Surabaya, memanggil istrinya, Estee Suhartatik Dyasti, lewat iklan 25 November di Jawa Pos. Iklan itu diawali dengan: Suamimu sangat setuju permintaan cerai dari kamu dengan syarat. Ia menambahkan syarat, antara lain, agar Estee mengakui telah dibiayai kuliah serta operasi plastik pada hidung, mata, dan bibir. Rupanya, Soebiyantoro mencium bahwa istrinya itu akan kawin dengan Didik Widigdo. Pemuda karyawan BNI 46 Pasuruan ini pun dibawa-bawa dalam iklan. Sangat dihargai sportivitasmu menjelaskan kepada suamimu, begitu bunyi bagian akhir iklan itu. Maksudnya, agar Estee menceritakan kepada Didik bahwa ia pernah samen laven tahun 1975 sampai 1979 sebelum menikahJuni 1980 dengan Soebiyantoro. Tentu saja Estee, 27, marah. Perempuan montok manis ini membalas dan membantah dengan iklan juga, yang dimuat JP, 5 Desember. Kepada JP (bukan di iklan) Estee menjelaskan, Soebiyantoro adalah ayah angkatnya yang memang memberi biaya hidup selama ia menjadi anak angkat. "Lantas siapa yang mesti cerai dan diceraikan ?" kata Estee. Soebiyantoro bertambah berang. Iklan lebih besar dipasangnya di JP 8 Desember guna membeberkan semua bukti jasa Jasanya. Pasti ini iklan terakhir. Sebab, pihak JP agaknya ikut muak. "Iklan selanjutnya kami tolak. Iklan seperti itu tak layak dimuat," kata Mee Fong dari bagian iklan JP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini