NGASANI, petani Desa Grogol, Pati, Jawa Tengah, mcngadakan sayembara: Hadiah Rp 200.000 akan diberikan kepada orang yang bersedia mcngawini anak gadisnya, Suyanti, 15. Gadis ini hamil tanpa diketahui lelaki yang menggaulinya. Masih ada hadiah Rp 5.000 untuk seseorang yang bisa menunjukkan lelaki tak bertanggung Jawab ltu. Berita sayembara itu disiarkan Suara Merdeka, Semarang, 15 Desember. Sejak itu, rumah Ngasani setiap hari didatangi tamu, umumnya pemuda. Semua siap mengawini Suyanti. Surat juga berdatangan. Prasojo, 24, dari Klaten, mengirim surat yang menyatakan keinginannya mengawini gadis malang ltu dengan sungguh-sungguh. "Semata-mata karena kasihan," bunyi surat Hery dari Cilacap. Tapi, seseorang yang bernama Komari, dari Semarang, bersedia mengawini Suyanti, asal hadiah dibayarkan sebelum kawin. Ternyata, sayembara itu bohong besar. "Saya difitnah orang. Berita itu bohong. Rumah saja jelek begini, mana mungkin menawarkan hadiah Rp 200.000 ?" kata Ngasani, yang ditemui pekan lalu. Suyanti lebih menderita. Gadis ini sudah melahirkan anaknya. Ia mengaku korban perkosaan, pada suatu malam, ketika pulang dari menonton ludruk. Dalam kegelapan, lelaki pemerkosanya itu tak bisa dikenalinya. Ketika puluhan surat dan pemuda datang ke rumahnya gara-gara berita sayembara ltu, keluarga petani kecil yang sederhana ini tak tahu harus berbuat apa. "Saya sedih, tetapi saya pasrah. Semoga yang melakukan fitnah itu dikutuk Tuhan," ujar Ngasani. Tapi tak dijelaskan dari mana Suara Merdeka memungut beritaitu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini