Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Perbaiki Kualitas Udara, DKI Intensifkan Siram Jalan dan Semprot Air Meski Pernah Dikritik

DKI laporkan sudah lakukan siram jalan di 249 lokasi dengan melibatkan 243 unit mobil dan 976 personel untuk usahanya perbaiki kualitas udara.

23 September 2023 | 18.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengintensifkan langkah siram jalan protokol sebagai salah satu upaya memulihkan kualitas udara Jakarta yang memburuk belakangan ini. Begitu juga dengan produksi kabut air (water mist) yang akan diperluas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru Bicara Satgas Pengendalian Pencemaran Udara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkap itu pada Sabtu, 23 September 2023. Intensifikasi dan perluasan, kata dia, karena tingkat polusi udara di Jakarta dirasakan masih tinggi.
 
Lebih jauh, Ani menuturkan, penyiraman jalan-jalan protokol di Jakarta berkolaborasi dengan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta. "Sampai dengan Rabu 20 September penyiraman sudah dilakukan di 249 lokasi dengan melibatkan 243 unit mobil dan 976 personel," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan untuk generator water mist, Ani  menyampaikan sampai tanggal tersebut sudah terpasang di 79 gedung. Rinciannya, empat gedung di Jakarta Pusat, empat gedung di Jakarta Utara, 27 gedung di Jakarta Barat, 40 gedung di Jakarta Selatan, dan empat gedung di Jakarta Timur.
 
Khusus pemasangan generator water mist di lingkungan gedung Pemprov DKI Jakarta terdiri atas lima Kantor Wali Kota dan dua di Balai Kota DKI Jakarta. Ke depan, kata Ani, gedung pemerintah lainnya secepatnya menyusul pemasangan generator water mist.

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto pantau penggunaan water mist generator di lantai 11 Gedung A Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin 11 September 2023. ANTARA/Risky Syukur

Sebelumnya, langkah siram jalan dan siram udara sekitar dari gedung tinggi untuk atasi polusi udara ini mendapat kritik dari sejumlah kalangan karena dinilai tak efektif. Antara lain dari Profesor Teknik Lingkungan ITB, Puji Lestari, yang menyatakan solusi yang dimaksud hanyalah jangka pendek.  

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyatakan penyemprotan atau penyiraman jalan tidak efektif untuk mengatasi polusi udara. Sebabnya, menurut dia, partikel polutan yang memiliki dampak bahaya besar berkumpul di langit, bukan di bawah. 

Guru Besar di FKUI, juga eks Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap sejumlah hasil studi yang berbeda-beda dari kegiatan menyemprotkan air dalam jumlah besar ke jalan untuk penanganan polusi udara. Kata dia, tak seluruhnya menyebut langkah itu solutif dalam menekan konsentrasi PM2,5 di udara.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus