Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bali - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mengoperasikan 90 unit mesin autogate di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, untuk mempercepat proses pemeriksaan dokumen keimigrasian bagi warga negara asing (WNA). Dari 90 unit tersebut, 60 mesin autogate berada di area kedatangan internasional dan 30 unit di keberangkatan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim mengatakan keberadaan autogate ini akan mempercepat layanan, sekaligus mengurangi antrean panjang di titik-titik pemeriksaan imigrasi. “Dalam waktu 15 hingga 20 detik, mesin autogate mampu menyelesaikan pemeriksaan dokumen kewarganegaraan secara otomatis. Dengan begitu, waktu tunggu bagi para pelintas bisa sangat berkurang,” ujar Silmy dalam grand lauching autogate TPI Ngurah Rai di Nusa Dua, Bali pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Silmy Karim mengatakan dengan adanya 60 unit autogate di area kedatangan internasional, WNA yang tiba di Bali kini bisa melewati pemeriksaan paspor secara otomatis tanpa perlu antre panjang di konter manual. Setiap pelintas, lanjut dia, akan diperiksa kevalidan paspornya, dicocokkan dengan data biometric menggunakan chip elektronik, serta diperiksa melalui database imigrasi dan interpol.
“Fokus utama kami adalah mempersingkat waktu pelayanan di pintu kedatangan internasional, mengingat tingginya jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali setiap harinya. Prosesnya hanya memakan waktu 15 detik,” ucap Silmy.
Selain di kedatangan, Direktorat Jenderal Imigrasi juga menempatkan 30 mesin autogate di area keberangkatan internasional Bandara Ngurah Rai. Fasilitas ini pun mempermudah WNA yang hendak kembali ke negara asal mereka setelah berlibur di Indonesia. Proses pemeriksaan paspor, verifikasi data, dan pengecekan melalui sistem Interpol tersebut, semua kini dilakukan secara otomatis dan cepat.
“Dengan adanya autogate di keberangkatan, pelintas juga tidak akan merasa terbebani dengan proses keluar dari Indonesia. Sama seperti di kedatangan, pemeriksaannya berlangsung otomatis dengan waktu kurang dari 20 detik,” katanya.
Meski sudah mengoperasikan 90 mesin autogate di Bandara Ngurah Rai, Silmy memastikan pihaknya siap menambah jumlah unit jika dirasa perlu. Terutama mengingat tingginya volume wisatawan di Bali. “Jika ada kebutuhan lebih, kami akan menambah unit autogate. Ini semua demi kenyamanan para wisatawan dan pelintas internasional,” tuturnya.
Langkah ini sejalan dengan target Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan di titik-titik perlintasan internasional, terutama di destinasi wisata utama seperti Bali. Autogate di Bandara Ngurah Rai, klaim Silmy, menjadi salah satu fasilitas terdepan dalam memberikan layanan imigrasi modern dan efisien di Indonesia.