Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ledakan di Pasar Poso
Teror masih terus menghantui Poso, Sulawesi Tengah. Sabtu, 13 November lalu, tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, wilayah ini diguncang bom. Akibatnya, enam orang meninggal dan tiga luka-luka.
Ledakan terjadi di depan Pasar Sentral Poso, sekitar pukul 09.20 waktu setempat. Polisi menduga bom diletakkan dalam mobil angkutan bernomor DN-1599-E jurusan Poso-Tentena yang saat itu berpenumpang sembilan orang. Mobil inilah yang mengalami kerusakan terparah dibandingkan empat mobil di sekitarnya.
Para saksi mata melukiskan, saat kejadian pasar dijejali oleh ibu-ibu yang sedang berbelanja untuk persiapan Lebaran. Begitu terdengar ledakan, mereka berlarian mencari selamat. "Saya sangat ngeri melihatnya, seperti bom Marriott," kata Amrul Lasiah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Poso.
Keenam korban yang tewas adalah Dorce Todindi, 36 tahun, Reimo Baloli (33), Alterni Andulaa (40), Imi Ndoli (28), Nova Ndodo (35), dan Yusuf Woku (68). Yahya Aling, aktivis lembaga swadaya masyarakat yang turut berperan dalam proses perdamaian di Poso, ikut terluka, kakinya hancur. Dua korban luka lainnya adalah Warni Mores (30) dan Elfin Bolinggopoh (40). Mereka umumnya penduduk Sepe Silanca, Kecamatan Lage.
Tiga hari setelah kejadian, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Widodo A.S. bersama Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar mengunjungi Poso. Mereka langsung menemui keluarga korban. Widodo berjanji, pemerintah akan mengungkap kasus peledakan itu dan juga sejumlah aksi kekerasan yang terjadi beberapa pekan ini di Poso.
Perjalanan SBY ke Cile
Inilah perjalanan melelahkan yang ditempuh oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden dan rombongan tiba di Santiago, Cile, sekitar pukul 09.30 waktu setempat (19.30 WIB) pada Jumat, 19 November lalu. Perjalanan dari Jakarta menuju Cile ini molor dari jadwal seharusnya, menjadi 34 jam penerbangan. Penerbangan tidak melewati jalur normal terdekat di Samudra Pasifik karena keamanan kurang terpenuhi, sehingga pesawat harus mendarat untuk mengisi bensin tiga kali, yaitu di Tokyo, Vancouver, dan Lima (Peru).
Rencananya, presiden akan mengikuti pertemuan dua hari anggota Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pekan ini untuk melakukan 12 pertemuan bilateral. "Harapan saya, dari setiap pertemuan itu dapat menghasilkan investasi satu sampai dua miliar dolar AS," ujar Presiden. Pada hari pertama, Presiden dijadwalkan bertemu bilateral dengan PM Vietnam, pimpinan CMEC, dan PM Selandia Baru.
Saat Bencana Menyapa Alor
BENCANA itu menyapa warga Alor pagi-pagi sekali. Jumat, 12 November, pukul 05.26 waktu setempat, gempa berkekuatan 6,2 pada skala Richter mengguncang kabupaten di Nusa Tenggara Timur itu. Pekik panik dan jerit ketakutan langsung terdengar diiringi oleh hamburan penduduk yang berlari menyelamatkan diri.
Setelah gempa mereda, pemandangan mengenaskan terhampar. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Alor porak-poranda. Kerusakan terparah terjadi di tiga kecamatan, Alor Timur Laut, Alor Tengah Utara, dan Teluk Mutiara. Tak kurang dari 27 orang meninggal, 118 orang luka berat, dan 116 orang luka ringan. Korban kebanyakan tertimbun bangunan yang runtuh. Gempa itu menyebabkan 5.007 rumah rata dengan tanah dan 4.815 rumah rusak berat. Ratusan gedung perkantoran, sekolah, dan rumah ibadah juga mengalami nasib sama. Kerugian material ditaksir tak kurang dari Rp 100 miliar.
Ribuan warga yang selamat kini tinggal di tempat-tempat pengungsian di lapangan terbuka atau lereng-lereng bukit. Gempa susulan sejauh ini telah terjadi 700 kali, terus menghantui mereka. Buruknya kondisi tempat penampungan juga membuat banyak warga terserang penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan malaria. Derita seperti ini pernah dirasakan warga Alor pada 1991. Saat itu gempa dahsyat juga merenggut puluhan nyawa dan menyebabkan banyak rumah hancur.
Gus Dur Calon Rais Syuriah
K.H. Abdurrahman Wahid melakukan manuver penting. Dia siap mencalonkan diri menjadi Rais Am Syuriah dalam muktamar 28 November hingga 2 Desember 2004 di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah. Padahal sebelumnya mantan Ketua PBNU tiga periode ini hanya bersedia menjadi Wakil Ketua Syuriah. Saat ini rais am dijabat oleh pamannya, K.H. Sahal Mahfud.
Bukan berarti tanpa ganjalan. Ketua Tanfidziyah PBNU, K.H. Hasyim Muzadi, menyatakan bahwa seorang rais am tidak merangkap jabatan sebagai pemimpin di partai politik. Saat ini Gus Dur masih menjabat Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa.
Tapi, bagi Gur Dur, hal itu bukan persoalan. Menurut juru bicaranya, Adhie M. Massardie, dia siap melepaskan jabatannya di PKB supaya bisa berkiprah di PBNU. "Gus Dur, sih, inginnya jadi Wakil Ketua (Syuriah), tapi jika diminta oleh peserta muktamar dan kiai sepuh, beliau bersedia jadi Ketua Syuriah," kata Adhie.
Tragedi Krisna Start
SANDI "Krisna Start" kali ini menuai bencana. Inilah sandi yang menandai rombongan Presiden akan berangkat dengan mobilnya. Isyarat tersebut tertangkap oleh radio petugas Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Metro Jaya, Rabu pekan lalu. Kontan ia menyetop kendaraan yang melaju cepat di jalan tol Jagorawi buat memberikan jalan rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena diduga dilakukan mendadak, tabrakan beruntun pun terjadi di dekat pintu tol Cibubur 2.
Peristiwa ini berlangsung sekitar 10 menit sebelum rombongan Presiden SBY lewat, dari rumahnya di Cikeas, Bogor, menuju Jakarta.
Tabrakan menyebabkan lima orang tewas di tempat, satu meninggal di rumah sakit, dan beberapa orang terluka. Agus Supianda, 38 tahun, salah seorang korban yang selamat, mengatakan bahwa polisi menghentikan kendaraan dengan tiba-tiba. Saat itu angkutan kota yang ia tumpangi melaju dengan kecepatan 80-100 kilometer per jam. "Polisi menyetop jalan, kami berhenti mendadak, kemudian ditabrak dari belakang dan samping," katanya.
Ilyas, 27 tahun, sopir angkot F 1987 BS, mengaku tidak me-lihat polisi menggiring dengan cara zigzag kendaraan dari arah Bogor. Dia hanya mendengar sirene yang meraung-raung. Angkot Ilyas inilah yang paling remuk, sehingga empat penumpangnya tewas.
Angkot itu ditabrak oleh mobil pikap yang dikemudikan oleh Hidayat yang juga ikut tewas. Benturan ini segera mengundang tabrakan lainnya, karena dari belakang telah menyongsong mobil Kijang yang dikendarai Wongso dan bus Garuda B 7707 AD yang dikemudikan oleh Irwan.
Kesaksian para korban yang selamat bertolak belakang dengan pernyataan Komisaris Besar Polisi Tjiptono, juru bicara Polda Metro Jaya.
Katanya, penghentian kendaraan sudah dilakukan dari jarak tiga kilometer. "Ini sudah sesuai dengan prosedur. Buktinya, kendaraan lain bisa berhenti," kata Tjiptono. Juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng memberikan pernyataan serupa.
Menurut bekas Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjen TNI (Purn.) Amir Tohar, kecelakaan seperti sebe-narnya bisa dihindari. Maklum, prosedur penghentian kendaraan cukup panjang. Koordinasi paling tidak dilakukan satu jam sebelum iring-iringan Presiden melintas. "Jadi, tidak mendadak, 15 menit baru koordinasi," katanya.
Belakangan polisi malah menetapkan Hidayat?yang ikut tewas? Wongso, dan Irwan sebagai tersangka. Sedangkan petugas patroli yang menghentikan kendaraan sama sekali tidak disentuh. Ini segera menuai protes dari berbagai kalangan, termasuk keluarga korban dan juga kalangan DPR.
Darurat Sipil Diperpanjang
SITUASI darurat masih akan berlangsung di Serambi Mekah. Tiga hari setelah Lebaran, pemerintah memutuskan memperpanjang selama enam bulan status darurat sipil di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, evaluasi akan dilakukan sebulan sekali. "Setiap saat dapat kami cabut dan diubah menjadi keadaan tertib sipil apabila keadaan betul-betul semakin baik," katanya. Alasan perpanjangan itu, untuk memelihara momentum dan kesinambungan pemulihan di Aceh.
Awalnya, status darurat sipil diberlakukan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 19 Mei 2004 selama enam bulan. Sebelumnya, selama satu tahun diberlakukan darurat militer di Aceh.
Kini SBY berjanji membuka peluang baru untuk melaksanakan berbagai langkah menuju "pengakhiran konflik yang lebih damai, bermartabat, dan adil". Operasi terpadu (pemantapan pemerintahan, kemanusiaan, penegakan hukum, pemulihan ekonomi dan keamanan) pun akan dilaksanakan secara lebih berkualitas, konkret, tepat sasaran dan transparan, bebas korupsi.
Panwaslu Resmi Dibubarkan
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) kini resmi dibubarkan. Ini sesuai dengan UU Pemilu dan UU Pemilihan Presiden. Sebulan setelah pelantikan presiden, lembaga ini mesti dibubarkan.
Meski dinyatakan bubar, menurut Didik Supriyanto, seorang anggota Panwaslu, ang-gotanya di semua tingkat wajib membuat laporan pengawasan pemilu legislatif dan presiden. Laporan itu akan diserahkan kepada pengawas setingkat di atasnya serta institusi yang berkompeten.
Menurut Wakil Ketua Panwaslu Pusat, Saut H. Sirait, kini ada sisa dana Rp 7,2 miliar dari Rp 23,5 miliar anggaran yang dialokasikan. Barang inventaris seperti komputer akan dikembalikan ke Komisi Pemilihan Umum, bersamaan dengan penyampaian laporan pengawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo