Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sutiyoso Mutasi Wali Kota
Pada Ramadan ini biasanya orang jadi lebih sabar dan tak mudah kaget. Mungkin karena itu pula Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso memilih hari pertama puasa ini untuk mengumumkan mutasi beberapa jabatan penting di pemerintahannya. ?Ini proses biasa,? katanya. Mutasi dilakukan karena ada yang memasuki masa pensiun. Karena itu, harus diisi oleh pejabat lainnya. ?Spoor-spoor-an lah.?
Kepastian mutasi tersebut dinyatakan setelah Sutiyoso menerima tiga nama calon wali kota dan bupati serta 30 pejabat lainnya, Jumat pekan lalu. Muhayat, yang sementara ini menjabat Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol DKI Jakarta, segera menempati pos baru sebagai Wali Kota Jakarta Pusat, menggantikan Hosea Petra Lumbun. Fajar Panjaitan, yang kini Kepala Biro Administrasi Wilayah DKI Jakarta, akan menjadi Wali Kota Jakarta Barat, menggantikan Sarimun Hadisaputra. Posisi Bupati Kepulauan Seribu Abdul Kadir digantikan oleh Djoko Ramadhan, yang saat ini menjabat Wakil Bupati Kepulauan Seribu. I G.K. Suwena, Asisten Administrasi Pembangunan, yang akan masuk masa pensiun, ?Dimutasi menjadi Direktur Utama PD Jakarta Propertindo,? kata Muhayat.
Dimekarkan, Mamasa Rusuh
Kerusuhan melanda Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, sekitar 500 km dari Makassar, Sabtu lalu. Ironisnya, kerusuhan terjadi tak lama setelah Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno melantik Oentaro Sindung Mawardi, yang sehari-hari menjabat Dirjen Otonomi Daerah, menjadi pejabat gubernur provinsi yang baru saja dimekarkan itu.
Kerusuhan terjadi antara massa yang pro dan kontra pemekaran Mamasa. Sebelumnya, Mamasa adalah kecamatan yang kemudian dimekarkan menjadi kabupaten. Sebelum masuk ke dalam Provinsi Sulawesi Barat, Mamasa menjadi bagian Kabupaten Polmas. Beberapa warga dari Kabupaten Polmas menolak adanya pemekaran Kabupaten Mamasa. Warga dari tiga kecamatan, yakni Aralle, Tabulahan, dan Mambi, juga menolak menjadi bagian dari Mamasa.
Akibat kerusuhan itu puluhan rumah terbakar. Untuk meredakan merebaknya kerusuhan, aparat kepolisian Polmas menurunkan empat satuan Brimob. Hingga Sabtu lalu, belum diketahui ada korban jiwa dalam kerusuhan ini.
Enam Jenazah Disandera OPM
Enam jenazah warga sipil korban penembakan kelompok sipil bersenjata yang menyebut diri Organisasi Papua Merdeka, sampai Kamis pekan lalu, masih disandera di Kampung Tinggi Nambut, Puncak Jaya. Dalam tuntutannya, kelompok yang dipimpin Goliath Tabuni ini meminta TNI ditarik dari Puncak Jaya. Mereka juga menolak penguasaan sumber daya alam di daerah itu oleh warga pendatang.
Para korban tewas itu adalah awak dan penumpang angkutan yang sedang dalam perjalanan dari Distrik Illu ke Mulia, ibu kota Puncak Jaya. Mereka terdiri dari Jafar (sopir), Ali (pedagang), seorang yang biasa dipanggil Pak De (pedagang), Triono (kondektur), Yadi (kondektur), dan seorang korban lainnya yang belum diketahui identitasnya. Mereka tewas akibat luka tembak, bacokan senjata tajam, dan tertancap anak panah.
Menurut Asisten Intel Komando Daerah Militer (Kodam) Trikora, Kolonel W.P. Simandjuntak, Selasa pekan lalu sekitar pukul 23.00 WIT, jip Hardtop yang ditumpangi para korban saat kembali dari Distrik Illu tiba-tiba dihadang kelompok Goliath di Kampung Tinggi Nambut, Distrik Illu, delapan kilometer dari Mulia. Selain membunuh enam orang itu, kelompok ini dilaporkan juga membakar dan merusak fasilitas pemerintah di Distrik Illu, dan menyebabkan kegiatan di distrik tersebut macet total.
Ledakan Bom di Rumah Kontrakan
Belum hilang derita bom di depan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, bom baru meledak lagi. Untunglah, bom yang masih dirakit di sebuah rumah kontrakan di Sukabumi, Jawa Barat, itu keburu meletus sebelum dibawa ke mana-mana. Menurut seorang saksi mata, setelah melihat sketsa polisi, salah seorang penghuni kontrakan diduga mirip Noordin M. Top, buron aksi pengeboman di Indonesia dengan jaringan Azahari.
Ledakan terjadi Kamis lalu pukul 21.00. Ledakan terjadi di rumah milik Baihaqi. Saat ledakan terjadi, Ahmad, 28 tahun, penghuni kontrakan, terkesan menutup-nutupi kejadian. Ia mengatakan ledakan berasal dari kompor meleduk dan petasan. Penghuni yang terdiri dari empat orang itu juga menolak bantuan warga. Seorang penghuni bernama Abdullah terluka parah di tangan kanannya.
?Ketika saya masuk ke dapur, saya tidak melihat bekas kompor atau petasan,? kata Sutiyono, seorang warga yang mendobrak rumah setelah ditinggalkan keempat penghuninya.
Kepala Detasemen Antiteror 88 Brigjen Pranowo, yang berada di lokasi kejadian, memastikan ledakan berasal dari bom rakitan, bukan kompor apalagi petasan. Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti seperti dua pistol FN berikut enam butir peluru, dua tas berisi bom tanpa baterai, dua tas kosong, buku catatan cara merakit bom, puluhan paku yang ditempel pada pelat aluminium sejajar, serta sejumlah dokumen dan kliping berita bom di Jakarta.
Menengok Adrian ke Los Angeles
Dinyatakan buron sejak 1 Oktober lalu oleh polisi, ternyata Adrian Herling Waworuntu sudah sampai Los Angeles, Amerika Serikat. Alamat lengkap tersangka pembobol PT Bank Negara Indonesia (BNI) senilai Rp 1,7 triliun itu pun sudah diketahui. Bahkan, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri, Yuri Thamrin, Jumat pekan lalu, kepolisian setempat telah mengamati gerak-gerik Adrian. Artinya, tinggal tangkap saja?
?Yang kami lakukan adalah upaya untuk mendeportasinya ke Indonesia,? kata Yuri. Untuk itulah Polri pun mengirimkan tim ke Los Angeles, yang terdiri dari beberapa perwira menengah. Tak cukup, Kepala Polri Jenderal Da?i Bachtiar mengatakan Jumat itu juga ia menambah personel yang dikirim dengan mengutus Brigjen Gorries Mere. ?Brigjen Gorries Mere punya pengalaman di LA,? ujarnya. Nama Gorries memang sempat mencuat ketika beberapa tahun lalu berhasil menjemput ?Ratu Ekstasi? Zarima Mirafzur di Amerika.
Selain kasus Zarima, polisi juga telah berpengalaman dalam membawa pulang Oki Hernowo, yang membunuh Gina Sutan Azwar dan dua orang lain di Amerika.
Kaburnya Adrian ke luar negeri ini memang seperti tamparan bagi Polri. Karena itu Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri kini tengah memeriksa tujuh perwira penyidik Adrian. Bersama dengan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Komjen Suyitno Landung dan Direktur II Ekonomi Khusus Brigjen Samuel Ismoko, mereka diperiksa atas kemungkinan telah melakukan kelalaian dan penyelewengan.
Ruang Jawab untuk Laksamana
Pekan ini kesibukan Laksamana Sukardi akan bertambah. Di tengah masa akhir jabatannya sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, ia harus menyediakan waktunya untuk diwawancarai empat media sekaligus: majalah Trust, harian Nusa, harian Reporter, dan harian Indo Pos. Keempatnya, Jumat pekan lalu, dinyatakan telah melanggar Kode Etik Jurnalistik oleh Dewan Pers.
Dalam penilaian Dewan, dari lima media yang diadukan Laksamana, hanya Rakyat Merdeka yang dianggap telah memenuhi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik dalam pemberitaan mereka yang terkait dengan kepergian Laksamana ke Australia pekan terakhir September lalu. Empat media lainnya dinilai tidak berimbang dalam pemberitaannya, mencampuradukkan opini dan fakta, serta kurang menggali secara maksimal dari sumber yang relevan.
Karena itu, dalam rekomendasinya, Dewan Pers meminta empat media memberikan kesempatan kepada Laksamana untuk membersihkan citra melalui hak jawab. Hak jawab paling lambat harus sudah dimuat seminggu setelah putusan ini dibacakan. Rekomendasi ini dibacakan secara bergiliran oleh anggota Dewan Pers yang dipimpin Ketua Dewan Pers, Ichlasul Amal. Tim pengacara Laksamana dipimpin oleh Juniver Girsang, sedangkan kelima media diwakili oleh pemimpin redaksinya masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo