Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Perlu Komunikasi Yang Intens

13 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JOKO Widodo menuangkan air ke gelas Megawati Soekarnoputri ketika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu selesai membacakan pidato pembukaan kongres di Sanur, Bali, pekan lalu. Megawati langsung meminumnya. Pada pembukaan acara lima tahunan itu, Megawati diapit Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Penampilan Jokowi dan Megawati itu menjadi perhatian khalayak di tengah hubungan politik mereka yang tak lagi hangat. Dalam pidato politiknya, Megawati menyatakan mobilisasi tim kampanye pada pemilihan presiden rawan ditumpangi berbagai kepentingan. Ia juga mengatakan sudah sewajarnya pemerintah Jokowi-Kalla menjalankan garis kebijakan partai karena keduanya diusung oleh gabungan beberapa partai politik. Ia pun mengingatkan, Jokowi harus menjadi pemimpin yang taat konstitusi.

Pembukaan kongres PDIP ini merupakan saat pertama kalinya Megawati dan Jokowi tampil di depan publik. Keduanya terakhir muncul bersama saat Musyawarah Nasional Partai Hanura di Solo, Jawa Tengah, pertengahan Februari lalu. Ketika itu, pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI berbuntut kisruh yang memanaskan hubungan kedua tokoh.

Setelah menghadiri pembukaan kongres itu, Jokowi memberikan wawancara kepada Ananda Teresia dari Tempo di Bandar Udara Ngurah Rai, Bali.

Pidato politik Megawati Soekarnoputri mengkritik Anda?

Sangat baik. Pemimpin itu memang harus melayani rakyat. Pemimpin itu juga harus memiliki ideologi.

Pidato itu beberapa kali menyentil pemerintahan, misalnya banyak penumpang gelap….

Tidak. Saya kira beliau tidak menyinggung itu. Beliau hanya menyampaikan jangan sampai ada yang menumpang.

Megawati juga menyinggung soal kontrak migas dan tambang yang harus kembali ke Tanah Air….

Ya, bagus to. Memang kita kan dari awal berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Seluruh kesiapan sumber daya manusia Indonesia harus diarahkan ke sana. Tapi bukan berarti kita ini anti-asing atau investasi. Artinya, sebuah kerja sama, apa pun bentuknya, harus dengan negosiasi yang baik. Ada kesetaraan sehingga kepentingan nasional tidak dirugikan. Arahnya ke situ.

Sepertinya Megawati mengharapkan adanya perbaikan pola komunikasi dengan pemerintah?

Ya, membangun sistem komunikasi itu penting. Tidak hanya dengan partai pendukung, tapi juga dengan partai politik yang lain, saya kira perlu komunikasi yang intens.

Pola komunikasi seperti apa yang Anda harapkan dengan Megawati?

Ha-ha-ha…. Komunikasi saya dengan partai terjalin baik, tidak pakai pola. Dari dulu, kalau mau ketemu, setiap saat juga ketemu. Hanya, kami tidak pernah menyampaikan ke publik kapan bertemu, di mana bertemunya. Masak, tiap hari, kalau ketemu, harus bilang-bilang? Kan, tidak.

Kenapa beberapa politikus PDIP menganggap komunikasi pemerintah buruk?

Itu karena kami tidak pernah memberi kabar bahwa sudah berkomunikasi. Ada yang tahu, ada yang tidak tahu. Saya kira hanya masalah-masalah itu. Tapi, setelah tadi bertemu dengan internal dewan pimpinan daerah, saya kira sudah mengerti semuanya. Hal itu mungkin terjadi karena tidak ada komunikasi masif di dalam internal PDIP. Pola komunikasi dengan dewan pengurus cabang dan dewan pengurus daerah juga harus diperbaiki.

Apa yang Anda bahas ketika bertemu dengan Megawati dan Puan?

Soal intensitas pertemuan yang memang agak berkurang karena kesibukan masing-masing.

Kenapa menuangkan air minum untuk Megawati?

Ha-ha-ha…. Ya ndak apa-apa to.

Saat kongres, Anda beberapa kali ngobrol dan tertawa dengan Megawati. Sudah berbaikan?

Ha-ha-ha… wis adhem to.

Survei terakhir menempatkan Anda sebagai calon pemimpin PDIP masa depan. Apa termasuk mengelola partai?

Saya kira, ke depannya, PDI Perjuangan bisa menjadi partai yang modern, dengan manajemen yang baik, dan tetap konsisten sebagai partai wong cilik.

Jadi Anda ingin terlibat langsung secara struktural di dalam partai?

Lho, saya ngurus pemerintahan saja sudah pontang-panting kayak gini. Saya tidak terpikir terlibat di dalam partai.

Kalau tidak dalam waktu dekat, apakah ada rencana menjadi pengurus 10-15 tahun ke depan?

Saya kira yang muda-muda yang lebih baik masih banyak.

Mengapa saat kongres tidak berpidato padahal teksnya sudah disiapkan?

Ya, ditanyakan ke panitia. Kok, tanya ke saya? Ha-ha-ha….

Jadi benar naskah pidato sudah disiapkan?

Bagi saya, yang paling penting itu komunikasi antara partai dan pemerintah harus baik sehingga ada ketenangan di dalam masyarakat. Kami harus bisa membuktikan bahwa hubungan dengan partai tidak ada masalah. Dunia investasi dan usaha tidak ada masalah. Jangan urusan yang tidak prinsipiil dibesar-besarkan.

Batas antara membuat keputusan yang independen dan mendengarkan arahan partai kan tidak jelas?

Saya kira partai ini ada ideologinya. Garisnya jelas seperti apa. Itu sebabnya pemimpin perlu punya ideologi, jadi arah kapalnya menjadi jelas.

Anda akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat?

Kabinet setiap hari selalu dievaluasi. Setiap minggu kami evaluasi. Setiap bulan dievaluasi. Nanti hasilnya akan saya umumkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus