Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberatan Yayasan Puteri Indonesia
KAMI keberatan terhadap berita berjudul "Puteri Indonesia Versus Miss Indonesia" yang terbit di majalah Tempo edisi 6-12 April 2015. Kami khawatir judul itu mengganggu hubungan baik para fan/pendukung keduanya, karena artikel tersebut mendapat respons negatif di media sosial, terutama bagi Puteri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri.
Menurut Anindya, saat reporter Tempo mewawancarainya pada25 Februari 2015di Hotel Sheraton Cengkareng, Jakarta, tidak diberikan info bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk rubrik "Pokok Tokoh". Dia hanya diberi tahu pertanyaan itu merupakan pertanyaan tambahan. Selain itu, Anindya tidak diberi tahu akan disandingkan dengan Miss Indonesia 2015.
Seperti diketahui, kontes Miss Indonesia merupakan salah satu kompetitor Puteri Indonesia. Untuk menghindari persepsi yang tidak baik dari judul tersebut, kami mohon penjelasan atau diubah dengan judul yang lebih baik.
Mega Angkasa, MM
Senior Corporate Communication PT Mustika Ratu Tbk
Terima kasih atas penjelasan Anda. Saat wawancara, wartawan Tempo sudah memberi tahu bahwa artikelnya akan dimuat dalam "trivia" di majalah Tempo.
Keberatan Laksmi Pamuntjak
Sehubungan dengan artikel "Pemanasan di Leipzig" (Tempo, 29 Maret 2015), beberapa kesalahan kutip telah membuat saya dan keluarga saya kurang nyaman. Berikut ini beberapa koreksi.
1. Tentang saya disebutkan bahwa, "Seperti di buku barunya,The Question of Red(Alle Farben Rotdalam versi bahasa Jerman). Di situ dengan rinci ia mengungkap tentang nikmatnya makan daging babi."Deskripsi daging babi tak ada sama sekali dalamThe Question of Red, yang merupakan versi bahasa Inggris dari novelAmba(danAlle Farben Rotadalah terjemahan dari versi bahasa Indonesia, bukan dari bahasa Inggris). Deskripsi itu ada dalam novel saya yang berjudulAruna dan Lidahnya, yang banyak membahas perihal kuliner.
2. Perlu saya tekankan bahwa kenikmatan makan daging babi diungkapkan oleh tokoh-tokoh nonmuslim dalamAruna dan Lidahnya, dan bukan merupakan pendapat pribadi saya.
3. Saya menyinggung topik tersebut dalam konteks tema-tema apa yang masih dianggap "peka" oleh penerbit Indonesia pada umumnya (misalnya oleh Grup Gramedia, penerbit buku-buku saya di Indonesia). Tema yang dulu dianggap tabu, seperti komunisme dan seksualitas, tidak lagi jadi masalah, tapi soal makan babi masih disikapi dengan hati-hati karena Indonesia adalah negeri dengan mayoritas muslim.
4. Disebutkan bahwa saya mengatakan "Saya malah merasa paling beruntung dibanding sastrawan lain karena novel ini ditulis dalam bahasa Inggris. Yang pasti lebih tidak dibaca lagi," ujarnya, lalu tersenyum.Saya tidak mengatakan "novel ini" secara spesifik (karena seperti yang telah saya sebutkan di poin 1, saya sebenarnya merujuk pada karya saya yang lain, yang ditulis dalam bahasa Indonesia). Yang saya katakan adalah karena saya banyak menulis karya dalam bahasa Inggris, saya mungkin lebih beruntung dibanding sastrawan lain karena banyak karya sayayang tidak begitu kerap dibaca di Indonesia.
Laksmi Pamuntjak
[email protected]
Penulis
Terima kasih atas penjelasan Anda. Surat ini sekaligus sebagai ralat.
Internet Banking Tak Nyaman
SAYA sering menggunakan Internet Banking Bank Mandiri, tapi kerap tidak nyaman dalam menggunakannya. Jika saya lupa mencetak bukti transaksi, seperti transfer, pembayaran rekening listrik, dan rekening air PDAM,dan sudah menutupnya, tidak ada menu kembali guna melihat bukti transaksi tersebut. Karena itu, saya tidak bisa lagi mencetaknya.
Jika malam, di atas pukul 20.00, saya tidak bisa mengakses informasi mutasi rekening. Seolah-olah Internet Banking Mandiri punya jam kerja, tidak 24 jam. Sebagai nasabah Bank Mandiri, saya mengharapkan ada perbaikan sistem pada Internet Banking Bank Mandiri.
Daniel Thie
Surabaya 60187
[email protected]
Seleksi Ketat Pendamping Desa
SAYA mendengar Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan membuka lowongan formasi pendamping desa di seluruh wilayah Indonesia dengan gaji di atas upah minimum regional. Besar gaji untuk pendamping tingkat kecamatan Rp 3,5 juta, kabupaten Rp 7,5 juta, dan provinsi Rp 14 juta.
Perbedaan gaji tersebut atas pertimbangan jangkauan kawasan yang luas di tiap level. Tugas mereka membantu dan mengawal penggunaan dana desa yang akan dikucurkan secara bertahap sampai mencapai lebih dari Rp 1,4 miliar per desa per tahun.
Perekrutan pendamping desa ini akan dilakukan secara online di tiap provinsi pada akhir April-Mei 2015. Syaratnya lulus sarjana strata 1 dan berpengalaman empat tahun sebagai pendamping masyarakat. Saya membaca berita jumlah yang dibutuhkan 32 ribu orang.
Dengan gaji begitu besar, pasti banyak sarjana yang akan mendaftar. Karena itu, saya berharap seleksi pendamping desa dilakukan secara ketat, kredibel, dan transparan agar tujuan pemerintah yang baik membangun desa bisa terwujud.
Zainal Mu'id
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
[email protected]
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo