Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Anies Baswedan menyatakan tidak ada perpecahan masyarakat pascapemilihan gubernur DKI 2017. Polarisasi di masyarakat karena berbeda pilihan politik itu hanya muncul di dunia maya, yaitu media sosial.
Baca berita sebelumnya:
Perombakan di BUMD, Anies Baswedan Dikritik Bagi-bagi Jabatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya sudah cek ke kampung-kampung itu, biasa saja," ujar Anies saat menerima tim dari Koran Tempo dan Tempo.Co dalam sebuah wawancara eksklusif di Balai Kota, Senin 15 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anies, setelah menang dalam pemilihan gubernur 2017, ia segera membentuk tim untuk melakukan survei dan mengecek ke seluruh Jakarta. Dari survei itu tidak terlihat ada pertentangan di masyarakat yang meributkan hasil pemilihan. "Tapi kalau di medsos itu kan memang seluruh dunia. Jadi jangan cengeng seakan-akan (yang mengkritik) cuma (dari) Jakarta saja," ujar dia.
Anies mengatakan, polarisasi karena perbedaan pilihan politik biasa terjadi di seluruh belahan bumi. Ia mencontohkan dalam pemilu di Amerika Serikat. Sampai sekarang massa pendukung Donald Trump masih berseteru dengan pendukung Hillary Clinton. Padahal pemilu sudah berakhir. "Yang namanya Brexit (Britannia Exit) itu masih berantem, mana agamanya? Ga ada itu. Ga ada ideologi. Tapi berantem terus sampai sekarang," katanya.
Baca : Legalisasi Becak, Anggota DPRD DKI Minta Anies Hargai Gubernur Sebelumnya
Lebih lanjut, Anies Baswedan menjelaskan, saat ini masyarakat hidup di abad ke-21 dan kehidupan di media sosial menjadi fenomena tersendiri. Ia sering mendapat laporan tentang kritik yang dilancarkan pihak oposisi. Namun, Anies menegaskan tidak akan ambil pusing. "Kritik saya hargai dan dengarkan, tapi kalau ada kritik yang uninform, saya enggak perlu khawatir," ujarnya.