Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Ribuan Jakmania, sebutan bagi suporter klub sepak bola Persija Jakarta, menyemut di seputar Jakarta International Stadium (JIS) dari siang hingga sore, kemarin. Mereka berkumpul di gelanggang anyar milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu untuk menyemangati Persija saat menjamu Chonburi FC dari Thailand. Duel Persija kontra Chonburi menjadi bagian dari upacara peresmian Jakarta International Stadium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para fan Macan Kemayoran—julukan Persija—mengagumi bangunan JIS. Tak sedikit dari mereka berswafoto dengan latar stadion. Sulaiman, satu di antaranya. Pemuda berusia 24 tahun itu secara bergantian berfoto bersama kawan-kawannya dari Tangerang. "Keren banget. Sekilas mirip Stadion Allianz Arena, kandangnya Bayern Muenchen," kata Sulaiman ketika ditemui, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sulaiman cs mengaku bangga Persija bisa bermarkas di JIS, Jakarta Utara. Namun muncul kegelisahan. Mereka membaca kabar bahwa Persija tak sepenuhnya berkandang di JIS dalam Liga 1 musim 2022/2023. Persija memilih Stadion Patriot Candrabhaga di Bekasi dan Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta Pusat. "Aneh kalau Persija tetap memilih stadion sampai ke Bekasi, padahal JIS sudah jadi," kata Sulaiman.
Anwar, Jakmania dari Kebon Kacang, Jakarta Pusat, juga kecewa mengetahui informasi tersebut. Mereka menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal pembangunan JIS untuk kepentingan Persija. "Kalau janji, ya harus ditepati. Persija harus punya kandang di Jakarta," kata Anwar, 30 tahun.
Ilham, suporter Persija Pondok Labu, berharap manajemen Persija dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa duduk satu meja untuk menjadikan JIS sebagai kandang permanen bagi Macan Kemayoran. "Kalau markasnya di Bekasi, seharusnya bukan Persija lagi namanya. Persija, ya di Jakarta," kata pria berusia 28 tahun itu.
Pagar tribun roboh saat Grand Launching Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, 24 Juli 2022. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jalan Panjang Membangun Stadion Persija
Mimpi membangun stadion kelas internasional untuk Persija Jakarta ditanam oleh Gubernur Sutiyoso sekitar 2006. Lokasi yang dia tunjuk adalah sebidang lahan di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang dikenal dengan Taman BMW—singkatan dari bersih, manusiawi, dan berwibawa serta tidak ada hubungannya dengan perusahaan otomotif.
Setelah Sutiyoso purnatugas pada 2007, impian itu diteruskan Gubernur Fauzi Bowo. Namun, hingga masa jabatannya habis pada 2012, pembangunan stadion itu tak kunjung terlaksana akibat peliknya urusan sertifikat lahan. Gubernur Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, hingga Djarot Syaiful Hidayat pun terbentur masalah yang sama.
Padahal, sejak 2015, Persija tidak lagi memiliki kandang setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meratakan Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan untuk dijadikan depo kereta mass rapid transit (MRT). Sejak saat itu, Macan Kemayoran terkatung-katung. Laga kandang mereka jalani di berbagai kota, dari Patriot Candrabhaga, Bekasi; Manahan, Surakarta; sampai Maguwoharjo, Sleman.
Pada pemilihan Gubernur DKI 2017, Anies Baswedan melempar janji untuk membangun stadion baru bagi Persija. Dua tahun kemudian, pada Maret 2019, Anies menugasi Jakarta Propertindo untuk membangun Jakarta International Stadium—di antaranya untuk dijadikan stadion Persija Jakarta.
INFO METRO 4.1.1-Seputar Stadion Baru Jakarta
Persija Tak Gunakan JIS?
Akhir pekan lalu, muncul kabar bahwa manajemen Persija Jakarta tak memasukkan JIS sebagai pilihan lokasi markas dalam kompetisi Liga 1 musim 2022/2023. Pengurus klub memilih Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi dan Gelora Bung Karno. Alasannya, harga sewa kedua stadion itu lebih murah ketimbang JIS.
Direktur Utama Persija Jakarta, Ambono Janurianto, mengatakan pengurus memang belum mendaftarkan JIS sebagai alternatif kandang Macan Kemayoran di musim kompetisi mendatang. Salah satu penyebabnya, dia melanjutkan, adalah PT Jakarta Propertindo sebagai pengelola JIS belum menuntaskan sejumlah persoalan administrasi, dari persuratan hingga verifikasi ke PSSI dan manajemen Liga 1. "Seharusnya bisa diselesaikan sehingga pada periode berikutnya, kami bisa mempergunakan JIS,” kata Ambono, Sabtu pekan lalu. Direktur Utama PT Jakpro, Gunung Kartiko, tak kunjung menjawab permohonan wawancara Tempo.
Saat peresmian Jakarta International Stadium kemarin, Gubernur Anies kembali menyinggung soal janjinya serta menyebutkan JIS diserahkan kepada Jakmania, warga Jakarta, dan Indonesia. "Hari ini janji itu dibayar tunai," katanya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, berharap Anies turun tangan dalam urusan negosiasi harga sewa antara Persija dan pengelola JIS. Sebab, menurut politikus PDI Perjuangan itu, sangat disayangkan jika Persija batal berkandang di JIS akibat harga sewa. "Persija adalah lambang di DKI sehingga layak diberi privilese," ujar Gilbert.
Menurut dia, sah-sah saja jika Jakpro sudah punya hitung-hitungan sendiri tentang biaya sewa JIS. Sebagai jalan tengah, ia menyarankan agar Pemprov DKI memberikan subsidi biaya sewa JIS kepada manajemen Persija.
INDRA WIJAYA | M. KHORY ALFARIZI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo