Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Sejumlah petani Nagari Kapa, Pasaman Barat menggelar demonstrasi di depan Polda Sumatra Barat pada Jumat 11 Oktober 2024 untuk menuntut Kapolda Sumbar menarik personelnya dari wilayah PT Permata Hijau Pasaman. Para petani yang berbaju hijau mendatangi Polda Sumbar sekitar pukul 16.00 WIB sambil membawa beberapa poster.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka juga membentangkan kain berwarna hitam di depan Polda Sumbar. Kain itu bertuliskan 'Sumbar Melawan Oligarki, Demokrasi Tidak Boleh Mati'. Dalam demo itu, massa juga membawa bendera Serikat Petani Indonesia (SPI). Mereka beteriak, “Kapolda Sumbar turun, temui kami."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua SPI Pasaman Barat Januardi mengatakan, para petani yang sedang menghadapi konflik agraria dengan PT Permata Hijau Pasaman ingin Polda Sumbar menarik anggotanya yang berjaga di Nagari Kapa.
"Kami mendesak anggota kepolisian dari lokasi prioritas reforma agraria yang telah ditetapkan Kementerian Agraria Tata Ruang dan BPN, sebagai lokasi prioritas reforma agraria," ujarnya.
Menurut Januardi, konflik di Nagari Kapa ini sedang dalam proses Reforma Agraria. Kemudian Kementerian ATR/ BPN telah menyepakati bahwa tanah yang berkonflik dikeluarkan dari Hak Guna Usaha (HGU) hanya saja belum terealisasikan.
"Kasus ini masih ditangani kementerian, yang akan mengeluarkan HGU yang berkonflik dengan perusahaan, dasar hukumnya ada tiga," ucapnya.
Pada saat ini, kata Januardi, ada sejumlah personel Polda Sumbar masih berada di Nagari Kapa mengawal PT PHP 1 yang mengerahkan alat berat untuk menanami lahan dengan sawit.
Msyarakat petani Kapa juga masih bertahan di lokasi, mempertahankan tanah tersebut.
Dari pantauan Tempo, para petani peserta demo bertahan di depan Polda Sumbar hingga pukul 18.00 WIB. Namun Kapolda Sumatera Barat tidak ada terlihat sampai massa demo membubarkan diri.
Pilihan Editor: Top 3 Hukum: Daftar 3 Proyek Rp 64 Miliar Sumber Fee Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Kronologi Penangkapan Kapal Asing Sedot Pasir ke Singapura