Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Sokondindo Automobile, produsen mobil Dongfeng Sokon (DFSK) di Indonesia, meminjamkan dua unit pikap DFSK Super Cab untuk uji jalan biodiesel B30 yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis, 13 Juni 2019.
Managing Director PT Sokonindo Automobile of Sales Centre, Franz Wang, mengatakan bahwa pemerintah memiliki itikad baik terhadap industri otomotif di Indonesia dengan menyediakan bahan bakar yang berkualitas kepada masyarakat.
Terlebih penggunaan biodiesel B30 memiliki pengaruh skala ekonomis dan juga efek lingkungan yang lebih baik, sesuai dengan visi kami juga menghadirkan kendaraan berkualitas dengan harga yang terjangkau untuk konsumen.
"DFSK sebagai salah satu perusahaan yang ada di Indonesia sangat mendukung dan ikut berperan aktif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah untuk menuju ke arah lebih baik,” kata Wang dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Minggu, 16 Juni 2019.
Baca juga: Uji Jalan Biodiesel B30 Dimulai, Tempuh Jarak 50 Ribu Kilometer
Menurut Wang, dua unit DFSK Super Cab yang dipinjamkan merupakan varian 1.3 T Diesel dan akan diisi dengan Solar B20 dan juga Solar B30, dengan kapasitas tangki bahan bakar minyak (BBM) hingga 55 liter. Pikap rakitan Cikande, Serang, Banten ini menggunakan mesin SFD 1.300 cc dengan tenaga 75 daya kuda dan torsi 190 Nm yang sudah teruji tangguh dan bandel di berbagai kondisi.
Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 akan mengajak DFSK Super Cab untuk menempuh jarak 50 ribu kilometer, dengan rute Lembang - Cileunyi - Nagreg - Kuningan - Tol Babakan - Slawi - Guci - Tegal - Tol Cipali - Subang - Lembang sejauh 560 kilometer per hari. Nantinya DFSK Super Cab akan melewati berbagai jenis kontur jalan, dan melihat sejauh mana efek penggunaan biodiesel (solar) B30 terhadap mesin.
Keikutsertaan DFSK Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 juga menjadi ajang yang tepat untuk melakukan riset efek terhadap solar B30 ke mesin DFSK Super Cab. Sehingga ajang ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan, sampai kepada menguji ketangguhan DFSK Super Cab yang kini menjadi sahabat niaga masyarakat Indonesia.
Biodiesel B30 merupakan salah satu bentuk inovasi bahan bakar solar dengan perpaduan antara 80 persen minyak solar dengan 20 persen minyak nabati atau nama lainnya fatty acid methyl ester (FAME). Saat ini solar yang ada di Indonesia masih di tahap pencampuran 20 persen FAME atau yang lebih dikenal dengan nama solar B20, sesuai dengan SK Dirjen Migas Nomor 28 tahun 2016.
Baca juga: Gaikindo Ungkap Tantangan Penerapan Biodiesel B30
Pemerintah melakukan inovasi dengan biodiesel B30 sebagai bentuk menyediakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Karena Solar yang ada saat ini sudah tidak sepenuhnya dihasilkan dari minyak bumi yang tidak bisa didaur ulang. Selain itu pengembangan bahan bakar biodiesel merupakan program strategis pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi melalui diversifikasi energi dengan mengutamakan potensi energi lokal.
Wang menjelaskan bahwa DFSK mengembangkan DFSK Super Cab sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, sebuah kendaraan pikap yang tangguh, andal, kuat, namun juga irit bahan bakar.
"Kami berharap hasil uji coba ini juga bisa menjadi acuan DFSK untuk menghadirkan kendaraan yang lebih baik, lebih sesuai dengan masyarakat Indonesia, namun tetap dengan harga yang terjangkau,” sambung Franz Wang.
Sekarang ini DFSK, lanjut dia, menghadirkan DFSK Super Cab dalam dua varian yakni 1.3 T Diesel di harga Rp 150 juta dan 1.5L Gasoline di harga Rp 124,999 juta (on the road Jakarta). Sedangkan bagi konsumen yang tertarik DFSK Super Cab, akan mendapatkan sejumlah penawaran menarik cashback mulai dari Rp 19 juta, DP dan Bunga ringan mulai 0 persen, hingga gratis servis selama 2 tahun dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini